Kajian Syawalan 1437 H. Prodi Kimia FMIPA UII
Hadir juga pada acara yang hidmat tersebut, dari kalangan Dosen Prodi Kimia UII, Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D., yang Juga Dekan FMIPA UII. Riyanto, Ph.D., yang juga Kaprodi Pendidikan Kimia., Dr. Dwiarso Rubiyanto, M.Si., Tatang Shabur Julianto, M.Si., Muhammad Arsyik, M.Sc., Nurcahyo Iman Prakoso, M.Sc., Habibi Hidayat, M.Si., Mai Anugrahwati, M.Sc., Ika Yanti, M.Sc dan Febi Indah Fajarwati, M.Sc. serta Dosen-dosen baru, Dhina Fitriastuti, M.Sc., Amri Setyawati, M.Sc., Argo Khoirul Annas, M.Sc. dan Wiyogo Prio Wicaksono, M.Si. Serta di kalangan staf kimia, hadir Bapak Dwi Mahmudi, BA., Nur Isnaini, A.Md., Tohari, S.Si. Norra Gus Priambodo, S.Si. dan Syipa Roudlotul Zannah.
Ust. Syafi'i Masykur, M.Hum. dalam penyampaian hikmah syawalannya, menyampaikan bahwa Syawwal itu berarti peningkatan, maka kalau kita ingin menjadi orang yang beruntung, maka hari ini harus lebih baik dari kemarin. ini sesuai hadits nabi :“Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek dari pada harinya kemarin maka dia terlaknat.”
Juga disampaikan ciri orang yang bertaqwa, yang terdapat dalam QS. Ali Imron: 133-136, Kita semua tentu ingin masuk surga. Untuk mencapainya kita harus mengetahui, bagaimana karakteristik para penghuninya, agar karakter tersebut bisa ada pada diri kita.
Di dalam Al Qur’an Allah subhanahu wata’ala telah menyebutkan beberapa karakteristik para penghuni surga, di antaranya di dalam surat Ali Imran, 133-135:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ * الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ * وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ *
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menginfakkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
Di dalam ayat ini disebutkan setidaknya enam karakteristik orang yang beriman.
Yang Pertama: Bertaqwa Allah berfirman:
لِلْمُتَّقِينَ
“Bagi orang-orang yang bertaqwa.”
Taqwa sebagaimana yang telah kita ketahui bersama menjaga diri dari azab Allah dengan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya serta menjauhi apa yang Allah larang
Yang Kedua: Menginfakkan Harta di Kala Lapang maupun Sempit
Allah berfirman:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
“Orang-orang yang menginfakkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit.”
Penghuni surga menunaikan apa saja yang diperintahkan untuk diinfakkan seperti zakat, shadaqah, dan tidak lupa pula nafkah bagi keluarga mereka. Tidak hanya di waktu lapang (banyak harta), namun ketika mereka ditimpa dengan kesempitan mereka tetap berinfak.
Yang Ketiga: Menahan Amarah
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ
” Orang-orang yang menahan amarahnya ”
Sebagian dari kita mungkin merasa takjub. Ternyata karakteristik penghuni surga adalah dia mampu menahan amarahnya. Suatu perkara yang mungkin terasa berat bagi sebagian orang. Betul?
Yang Keempat: Pemaaf
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ
“Mema’afkan kesalahan orang lain.”
Ini juga perkara yang berat. Memaafkan dengan tidak menuntut balas meskipun mampu untuk melakukannya. Namun sebagai catatan, jangan memberi maaf dalam semua kondisi. Ada saatnya pemberian maaf hanya menambah kejahatan seseorang semakin menjadi-jadi. Yang seperti ini bukanlah pemberian maaf yang baik dan terpuji.
Yang Kelima: Bila melakukan Dosa, Ingat kepada Allah dan Mohon Ampun kepada Allah
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka”
Inilah karakteristik penduduk surga. Bila dia melakukan dosa, dia lantas mengingat Rabbnya dan segera meminta ampun.
Yang Keenam: Tidak Meneruskan Perbuatan Dosa ketika Mereka Mengetahui itu Dosa
وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
Inilah karakteristik yang keenam dan terakhir dalam pembahasan ayat-ayat ini.
Sebagai tambahan, Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan bahwa terus-menerus melakukan dosa dalam keadaan seseorang itu tahu bahwa itu dosa akan menyebabkan dosa kecil menjadi besar. Oleh karena itu jangan anggap enteng dosa kecil, apalagi bila terus menerus dikerjakan.
Jadi kesimpulannya, ada enam karakteristik penduduk surga yang disebutkan dalam ayat ini. Baiknya kita ulang sekali lagi agar kita ingat dan kita amalkan:
1. Bertaqwa
2. Menginfakkan Harta di Kala Lapang maupun Sempit
3. Menahan Amarah
4. Pemaaf
5. Bila melakukan Dosa, Ingat kepada Allah dan Mohon Ampun kepada Allah
6. Tidak Meneruskan Perbuatan Dosa ketika Mereka Mengetahui itu Dosa
Semoga Allah subhanahu wata’ala menganugerahkan kepada kita enam karakter mulia tersebut, dan memasukkan kita semua ke dalam surga-Nya.
Wallahu a’lam bishshawab.