Masyarakat Belum Kenal Ilmu Kimia dengan Baik
YOGYAKARTA – Sebagian besar masyarakat Indonesia belum mengenal ilmu kimia dengan baik. "Ilmu kimia dianggap ilmu yang sulit, abstrak, berhubungan dengan bahan kimia yang beracun, tidak dapat langsung diaplikasikan, dan lapangan pekerjaannya terbatas," kata dosen program studi Ilmu Kimia Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Dr. Noor Fitri, S.Si., MSi.
Pemahaman itu, menurut dia, berdampak pada rendahnya minat calon mahasiswa untuk mendalami ilmu kimia. "Pemahaman tersebut tentu saja keliru, sehingga diperlukan usaha untuk meluruskan dan menunjukkan peran ilmu kimia dalam kehidupan kepada masyarakat," tuturnya.
Ia mengatakan, ilmu kimia berperan besar terhadap kesejahteraan umat manusia. Hampir semua produk industri untuk keperluan hidup sehari-hari umat manusia menggunakan bahan kimia dalam proses produksi. "Sepatu, tas, pakaian, barang elektronik, peralatan rumah tangga, komputer, telepon genggam, serta perlengkapan mandi dan mencuci, semuanya menggunakan bahan kimia dalam proses pembuatannya," katanya.
Ia mengatakan, ilmu kimia berperan besar terhadap kesejahteraan umat manusia. Hampir semua produk industri untuk keperluan hidup sehari-hari umat manusia menggunakan bahan kimia dalam proses produksi. "Sepatu, tas, pakaian, barang elektronik, peralatan rumah tangga, komputer, telepon genggam, serta perlengkapan mandi dan mencuci, semuanya menggunakan bahan kimia dalam proses pembuatannya," katanya.
Menurut dia, hampir tidak ada barang keperluan sehari-hari yang dikonsumsi tanpa peranan bahan kimia dalam pengolahannya. "Semakin banyak barang yang kita gunakan, semakin banyak bahan kimia yang terlibat dalam proses pembuatannya," ujarnya.
Ia mengatakan, peran ilmu kimia dalam bidang lingkungan hidup sangat besar. Isu pemanasan global, pencemaran udara, air dan tanah telah memicu pengembangan green chemistry yang berorientasi pada proses dan penggunaan bahan yang ramah lingkungan. "Konsep pengelolaan lingkungan telah bergeser dari perlindungan lingkungan terhadap limbah menjadi usaha rekayasa proses produksi yang tidak menghasilkan limbah," katanya.
Di masa datang, menurut dia, selayaknya industri penjamin kemandirian bangsa adalah industri nasional berbasis riset yang menggunakan bahan baku lokal disertai dengan sistem manajemen sumber daya alam yang baik dan teknologi nasional hasil karya anak bangsa. "Pencapaian tujuan tersebut dapat terlaksana dengan mengarahkan kegiatan riset kimia pada pengembangan industri berbasis sumber daya alam lokal," katanya.
Ia mengatakan, peran ilmu kimia dalam bidang lingkungan hidup sangat besar. Isu pemanasan global, pencemaran udara, air dan tanah telah memicu pengembangan green chemistry yang berorientasi pada proses dan penggunaan bahan yang ramah lingkungan. "Konsep pengelolaan lingkungan telah bergeser dari perlindungan lingkungan terhadap limbah menjadi usaha rekayasa proses produksi yang tidak menghasilkan limbah," katanya.
Di masa datang, menurut dia, selayaknya industri penjamin kemandirian bangsa adalah industri nasional berbasis riset yang menggunakan bahan baku lokal disertai dengan sistem manajemen sumber daya alam yang baik dan teknologi nasional hasil karya anak bangsa. "Pencapaian tujuan tersebut dapat terlaksana dengan mengarahkan kegiatan riset kimia pada pengembangan industri berbasis sumber daya alam lokal," katanya.
Sumber Berita: http://www.republika.co.id/berita/shortlink/63720