Perpus UII Meraih Akreditasi A
Perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil memperoleh akreditasi A dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) berdasarkan sertifikat akreditasi perpustakaan nomor 29/1/ee/XII.2014. Raihan prestasi ini berhasil ditorehkan karena para asesor menilai Perpustakaan UII memiliki beberapa keunggulan dan sistem manajemen mutu yang baik. Sebagai gudang ilmu sekaligus jantung aktifitas akademik di kampus, keberadaan perpustakaan terakreditasi tentunya sangat penting guna menunjang pembelajaran di perguruan tinggi.
Akreditasi nasional perpustakaan pada dasarnya merupakan cerminan dari kualitas pelayanan sekaligus kelengkapan infrastruktur dan koleksi perpustakaan. Adanya akreditasi ini tidak lain sebagai legitimasi yang kredibel dan juga menjadi salah satu indikator penting bagaimana suatu eksistensi institusi pendidikan dapat memahami dinamika secara komprehensif.
Disampaikan oleh Kepala Perpustakaan UII, Joko Sugeng Prianto, SIP, M.Hum bahwa raihan akreditasi ini semata-mata adalah karunia Allah SWT yang patut disyukuri oleh segenap sivitas akademika UII. “Kita patut bersyukur karena Perpustakaan UII yang notabene adalah perpustakaan universitas swasta mampu menunjukkan kualitas yang sejajar dengan perpustakaan yang dimiliki oleh universitas negeri. Ini semua tidak terlepas dari kerja keras teman-teman semua”, ungkapnya.
Akreditasi nasional perpustakaan pada dasarnya merupakan cerminan dari kualitas pelayanan sekaligus kelengkapan infrastruktur dan koleksi perpustakaan. Adanya akreditasi ini tidak lain sebagai legitimasi yang kredibel dan juga menjadi salah satu indikator penting bagaimana suatu eksistensi institusi pendidikan dapat memahami dinamika secara komprehensif.
Disampaikan oleh Kepala Perpustakaan UII, Joko Sugeng Prianto, SIP, M.Hum bahwa raihan akreditasi ini semata-mata adalah karunia Allah SWT yang patut disyukuri oleh segenap sivitas akademika UII. “Kita patut bersyukur karena Perpustakaan UII yang notabene adalah perpustakaan universitas swasta mampu menunjukkan kualitas yang sejajar dengan perpustakaan yang dimiliki oleh universitas negeri. Ini semua tidak terlepas dari kerja keras teman-teman semua”, ungkapnya.
Ia menceritakan awal rangkaian akreditasi perpustakaan dimulai dengan adanya rencana kunjungan asesor Perpusnas RI yang dijadwalkan pada awal bulan Desember 2014. Selama masa tunggu itu, pihaknya intens mempersiapkan berbagai dokumen penunjang kelengkapan akreditasi. Di samping itu, ia juga menjalin komunikasi dengan pimpinan UII dan pihak Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY untuk memperoleh masukan dalam penyiapan akreditasi tersebut. “Masukan dan dukungan pimpinan UII serta pihak BPAD DIY sangat bermanfaat dalam menguji kesiapan kami sebelum menjalani akreditasi”, ujarnya. Adanya audit mutu internal yang rutin dilakukan di UII juga turut memberikan kesiapan mental dan material sebelum menjalani visitasi dari asesor.
Ketika disinggung tentang poin apa saja yang mendapat penilaian positif selama akreditasi, ia membeberkan bahwa setidaknya terdapat sembilan indikator penilaian akreditasi yang dilihat asesor, seperti aspek layanan, kerjasama, kelengkapan koleksi, pengorganisasian materi perpustakaan, SDM, sarana prasarana, dsb. “Poin tertinggi dari penilaian disumbangkan oleh kualitas layanan perpustakaan, kelengkapan koleksi, dan SDM. Di ketiga penilaian ini kita mendapat skor yang tinggi”, tambahnya.
Selain itu, pihak asesor juga mengapresiasi inisiatif Perpustakaan UII yang tengah mengembangkan software untuk menilai angka kredit pustakawan, yang masih tergolong baru di bidangnya. Sementara SDM Perpustakaan UII juga diapresiasi karena telah banyak pustakawan UII yang mengantongi gelar pendidikan dari sarjana hingga magister sesuai dengan bidang ilmunya.
Ke depan, ia ingin agar raihan akreditasi ini tidak berhenti sampai di sini. “Kami akan terus mengembangkan diri agar Perpustakaan UII dapat memberi kontribusi maksimal. Fokus pengembangan ada di dalam peningkatan kualitas layanan, SDM, dan koleksi jurnal online yang kita miliki”, pungkasnya.
Ketika disinggung tentang poin apa saja yang mendapat penilaian positif selama akreditasi, ia membeberkan bahwa setidaknya terdapat sembilan indikator penilaian akreditasi yang dilihat asesor, seperti aspek layanan, kerjasama, kelengkapan koleksi, pengorganisasian materi perpustakaan, SDM, sarana prasarana, dsb. “Poin tertinggi dari penilaian disumbangkan oleh kualitas layanan perpustakaan, kelengkapan koleksi, dan SDM. Di ketiga penilaian ini kita mendapat skor yang tinggi”, tambahnya.
Selain itu, pihak asesor juga mengapresiasi inisiatif Perpustakaan UII yang tengah mengembangkan software untuk menilai angka kredit pustakawan, yang masih tergolong baru di bidangnya. Sementara SDM Perpustakaan UII juga diapresiasi karena telah banyak pustakawan UII yang mengantongi gelar pendidikan dari sarjana hingga magister sesuai dengan bidang ilmunya.
Ke depan, ia ingin agar raihan akreditasi ini tidak berhenti sampai di sini. “Kami akan terus mengembangkan diri agar Perpustakaan UII dapat memberi kontribusi maksimal. Fokus pengembangan ada di dalam peningkatan kualitas layanan, SDM, dan koleksi jurnal online yang kita miliki”, pungkasnya.