Kata Kunci: europium, katalis
 Meningkatkan aktifitas katalitisPengurangan reaktifitas oksigen pada katalis dapat meningkatkan produksi hidrogen dari oksidasi metan, klaim para ilmuwan Cina.
Oksidasi parsial dari metan menghasilkan syngas (gabungan CO/H2) dan merupakan alternatif yang atraktif bagi bahan bakar minyak. Namun, proses ini muncul secara simultan dengan oksidasi total metan yang tidak menghasilkan H2 secara langsung dan juga melepaskan panas yang membentuk hot-spot pada katalis yang tidak aktif atau memusnahkan mereka, jelas Guanzhong Lu pada East China University of Science and Technology, Shanghai, Cina.
Lu dan para koleganya menemukan bahwa reaktifitas atom – atom oksigen pada katalis menentukan apakah oksidasi total atau parsial saja yang berlangsung. Penambahan ion – ion europium kedalam struktur katalis membuat ikatan yang kuat yang mencegah ato – atom oksigen bereaksi dan lebih banyak hidrogen yang dihasilkan.
Ikatan yang kuat dari metal – oksigen dihasilkan dari produksi hidrogen langsung
‘Kita terkesima akan temuan yang mana hidrogen dapat dihasilkan secara langsung selama katalis oksida europium-doped,’ kata Lu. ‘Hal ini akan engarahkan pada penggunaan yang lebih baik dari metan; menurunkan biaya gas alami, yang dapat mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar minyak,’ tambahnya.
Stuart Taylor, seorang ahli pada katalis heterogen bagi oksidasi selektif pada Universitas Cardiff, berkomentar bahwa ‘Formasi hidrogen langsung dari oksidasi metan parsial sangatlah  diinginkan, tetapi untuk memperoleh hasil yang tinggi, produk yang kurang stabil dari oksidasi yang lebih secara termodinamika haruslah dikontrol.’
Lu menambahkan bahwa faktor kunci yang mengontrol perpindahan dari parsial ke oksidasi total belumlah diketemukan pemecahannya dan kelompok ini berencana untuk menyelidiki desain katalis lebih lanjut.

Carl Saxton

Kata Kunci: besi, karbon, magnetik, nanokatalis
 Nanokatalis besi magnetikNano partikel besi oksida membuat katalis yang dapat didaur ulang lebih efisien bagi reaksi organik kata sebuah tim ilmuwan di Kanada.
Katalis ramah lingkungan, ekonomis dan efisien bagi ikatan karbon-karbon yang membentuk reaksi sangatlah diinginkan pada industri kimiawi. Katalis yang dapat diperbaharui secara magnetik khususnya atraktif dikarenakan pemisahan yang mudah dari campuran reaksinya. Chao-Jun Li dan para koleganya di Universitas McGill, Montreal, telah menunjukkan bahwa nanopartikel besi oksida merupakan katalis magnetik efisien yang dapat digunakan kembali dua belas kali tanpa kehilangan keefektifitan mereka.
Nanopartikel besi oksida yang mendukung atau immobil telah digunakan sebagai katalis sebelumnya namun penggunaan langsung mereka tanpa danya modifikasi sebagaimana  katalis yang dapat didaur ulang secara magnetik bagi reaksi organik sangat jarang jelas Li. Timnya menunjukkan keefektifitasan nanopartikel pada sintetis dari intermediate ilmu kimiawi kedokteran, propargylamines. Terima kasih pada karakter magnetik dari nanopartikel, mereka melekat pada batang pegaduk magnetik dan sangat mudah dipisahkan sehingga mereka dapat dicuci sebelum digunakan kembali.
Nanopartikel besi oksida menempel pada batang pengaduk saat reaksi berhenti
‘Pemisahan dan penggunaan kembali nanopartikel besi oksida magnetik sangatlah mudah, efektif dan ekonomis. Sebagai tambahan, penggunaan besi oksida sebagai katalis juga ramah lingkungan dan aman ketimbang katalis metal transisi lainnya’ kata Li.
Unni Pillai, seorang ahli pada ilmu kimiawi hijau dan katalis pada Dow Corning Corporation, Carrollton, Amerika Serikat, mengatakan bahwa ‘kemudahan pemisahan beberapa katalis tersebut membantu untuk menghindari prosedurpemisahan yang sulit dan rumit yang mengikut sertakan filtrasi dan materi mesin pemisah dengan putaran, peralatannya dan pelarutnya; dengan demikian pengkontribusian terhadap aspek ‘ramah lingkungan’ dari proses’.
Li mengatakan timnya akan berencana untuk meneliti katalis untuk reaksi organik lainnya. Aplikasi ‘ekspansi yang luas dari katalis tersebut’ akan diantisipasi di waktu dekat ini,’ tambah Pillai

Lorena Tomas Laudo

Kata Kunci: darmasi, katoda, kemoselektifitas, peneliti
Para peneliti Jepang telah menemukan suatu aliran mikroreaktor untuk mengontrol kemoselektifitas dari reaksi sintesis organis.
Kontrol kemoselektif dari reaksi organis sangat krusial bagi sintesis produk alamiah dan bidang farmasi. Metode yang ada mengenai control kemoselektif seringkali melibatkan penggunaan katalis seperti enzim dan kompleks metal, yang dapat smenyulitkan untuk mensintesis dan sering melibatkan kesulitan praktis. Sekarang ini, sebuah tim para ilmuwan yang dipimpin oleh Mahito Atobe pada Tokyo Institute of Technology, Yokohama, telah mendesain suatu reactor aliran micro yang mengontrol kemoselektifitas rekasi carbonyl allylation antara allylic halide dan aldehida.
Elektrokimiawi carbonyl allylation dapat menghasilkan baik gamma atau alpha-adduct yang bergantung pada apakah aldehyde atau allylic halide dikurangi oleh katoda. Jika aldehyde mempunyai potensi pengurangan yang tinggi, gamma-adduct dihasilkan namun jika potensi pengurangan allyic halide sangat tinggi, alpha-adduct diperlukan. Microreactor atobe mengontrol regioselektifitas tanpa memperhatikan potensi pengurangan reagent.
Reaktor aliran berisi katoda pada satu sisinya dan anoda di lain sisi serta inlet yang diposisikan pada tiap-tiap sisi dimana reactant dimasukan. Saat saluran mikro pada reactor sangat kecil, aliran berlapis dari larutan yang muncul berarti bahwa hampir tidak adanya percampuran antara dua arus paralel sebelum mereka mencapai elektroda. Ketika larutan aldehyde mengalir melalui bagian atas inlet pada sisi yang sama sebagai katoda, hal ini dikurangi lalu bereaksi dengan allylic halide guna memberikan alpha-adduct sebagai produk utama. Namun saat inletnya dibalikkan, allylic halide dikurangi pada katodanya dan gamma-adduct menjadi produk yang mayoritas.
‘Sistem elektrokimiawi aliran mikroreaktor ini dapat bertindak sebagai metode efektif bagi pembangkitan kemoselektif dari intermediate organis yang tidak stabil seperti kation, anions, dan radical,’ kata Atobe. Dia juga mengatakan bahwa sistem ini dapat disaklakan bagi sintesis industri dan farmasi dengan meningkatkan jumlah saluran mikro-nya. ‘Suatu kenaikan pada pelewatan dalam microfluidic elektrokimiawi diperoleh dengan jumlah pendekatan, dari pada pemberian skala,’ tambahnya.
Paul Watts, seorang ahli pada system organis elektrokimiawi pada University of Hull, Inggris, berkomentar, ‘pekerjaan ini mendemonstrasikan dengan sangat elegan bahwa dengan melaksanakan reaksi elektrokimiawi didalam reactor aliran mikro, selektifitas reaksinya dapat ditingkatkan secara substansial saat dibandingkan pada sejumlah reaksi. Namun hasil yang paling signifikan adalah bahwa selektifitasnya dapat dibalik dengan mengubah secara mudah reagent yang mengalir.’
Langkah selanjutnya bagi para peneliti adalah meningkatkan efisiensi metode ini dan juga menyelidiki keaplikabilitasan teknologi ini pada reaksi organis sintesis lainnya.

Andrew Kirk

 Setelah melalui proses pengajuan proposal, Presentasi Proposal, Revisi Proposal, Pengajuan Rencana Implementasi Program (RIP), serta terakhir Nego Costing yang dilaksanakan pada hari Ahad, 22 Februari 2015, Prodi Kimia FMIPA UII untuk yang ke-4 kalinya sudah dapat dipastikan tahun 2015 mendapatkan Program Hibah Kompetisi Program Studi (PHK-PS) dari Badan Pengembangan Akademik (BPA) Universitas Islam Indonesia. Prodi Kimia akan melakukan proses selanjutnya yakni Revisi RIP dan Penandatanganan Kontrak dengan BPA pada minggu keempat bulan Februari 2015.
Hasil proses Nego Costing kemarin dipastikan pada tahun 2015 ini, Prodi Kimia melaih dana hibah PHK-PS sebesar Rp. 535.624.650 (Lima Ratus Tiga Puluh Lima Juta Enam Ratus dua Puluh Empat Ribu Enam Ratus Lima Puluh Rupiah). Prodi Kimia mengajukan Hibah PHK-PS untuk Tipe Internasionalisasi Program Studi (PHK-PS IP) dengan pagu anggaran 500 juta. Namun demikian karena masuk pada Bacth II maka Prodi Kimia berhak atas dana efisiensi dari Bacth I sebesar 36 juta-an.
Kaprodi Kimia FMIPA UII, Dr. Is Fatimah, menyambut baik dan berbahagia atas capaian ini. "Tidak dipungkiri capaian PHK-PS tahun ini merupakan hasil kerja keras dari segenap Civitas Akademika Prodi Kimia, dan yang paling penting capaian ini tidak terlepas dari pengalaman kita mengelola PHK-PS tahun-tahun sebelumnya, yaitu tahun 2011, 2013 dan 2014)" ungkapnya. "berikutnya kami memohon dukungan untuk segenap Dosen, Staf, Laboran serta mahasiswa Kimia untuk sama-sama mensukseskan dan menyelesaikan Program Hibah ini hingga akhir 2015, kami juga mengucapkan terima kasih kepada BPA UII atas Kepercayaanya kepada Prodi Kimia UII" tambahnya.
Ditulis oleh Abi Sofyan Ghifari pada 29-07-2014
Kata Kunci: alotrop, elektron, energi alternatif, grafena, graphene, karbon, konduktor, listrik

 Penemuan mengejutkan dan terdengar tak masuk akal datang dari China. Sebuah tim riset menghasilkan listrik hanya dengan menggerakkan air garam melewati lapisan-lapisan grafena (graphene). Melalui penemuan tersebut, mereka berhasil menciptakan energi ramah lingkungan yang bebas limbah, tanpa gas rumah kaca, dan tanpa reaksi pembakaran maupun ledakan dengan menggunakan salah satu material kimia yang paling melimpah di Bumi.
Secara kimiawi, grafena merupakan salah satu alotrop karbon yang terdiri atas susunan atom-atom karbon yang terikat membentuk pola heksagonal dalam sebuah lapisan dua-dimensi. Lapisan ini secara teknis memiliki ketebalan sama dengan ukuran atom karbon itu sendiri. Karena ketipisannya inilah grafena berinteraksi secara aneh dengan cahaya dan material lainnya.

Meskipun tipis grafena cukup dikenal akan kekuatannya untuk menahan beban pada satuan massa yang relatif rendah. Kekuatannya ini bahkan melebihi baja. Grafena juga merupakan alotrop dasar pembentuk alotrop karbon lainnya seperti grafit, nanotube karbon, dan fulleren. Dikarenakan sifat dasar karbon dan strukturnya yang terdiri atas lapisan, grafena merupakan material yang sangat konduktif sehingga digunakan secara luas dalam eksperimen produksi listrik.
Landasan ilmiah di balik fenomena tersebut sebenarnya cukup sederhana. Ketika tetesan air garam tidak bergerak pada sebuah lapisan grafena, muatan listrik terdistribusi secara merata dan seimbang pada kedua sisi grafena. Namun ketika tetesan tersebut bergerak melalui permukaan grafena, elektron-elektron pada air garam keluar dari satu lapisan grafena dan kemudian diserap oleh permukaan grafena lain di bawahnya. Pergerakan elektron-elektron sepanjang lapisan ini menghasilkan tegangan listrik yang dapat diukur. Semakin cepat air garam bergerak, semakin tinggi pula tegangan listrik yang dapat dihasilkan – meski total voltase yang dihasilkan masih cukup rendah yaitu sekitar 30 milivolt. Sebagai perbandingan, baterei standar ukuran AA dapat memproduksi listrik sebesar 1,5 volt.
Meski hanya menghasilkan tegangan dan daya listrik yang kecil, penelitian ini tetap memberikan suatu terobosan penting terhadap ilmu pengetahuan, terutama dalam memanfaatkan material dan energi melimpah yang belum dimanfaatkan secara maksimal, yaitu karbon, air garam, dan gravitasi.
Bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan, penelitian ini akan semakin berkembang dengan digunakannya material maupun metode terbaru. Penelitian ini juga memiliki potensi untuk dikembangkan dalam skala yang lebih besar seperti halnya pembangkit listrik tenaga air, agar dapat menghasilkan listrik yang dapat dinikmati seluruh penduduk Bumi.

Diolah dari berbagai sumber.

 Brand Ambassador Program Studi Kimia UII Tahun 2015 ini adalah seorang alumni akan berbagi pengalaman hidupnya yang tentu sayang untuk dilewatkan! yuk simak baik-baik yaa..
Khoiria Oktaviani yang akrab dipanggil “Khoir” ini pantas disebut inspiring woman loh guys! Khoir berhasil mematahkan anggapan bahwa IPK akan menurun apabila kita mengikuti organisasi maupun kegiatan non-akademik lainnya. Buktinya saja, Khoir berhasil pendapat IPK tertinggi yakni 3.95 dan mempersembahkan pin emas pertama untuk Program Studi Kimia pada Wisuda Tahun 2007. ( wow amazing!) Tentunya kita sebagai mahasiswa Program Studi Kimia turut bangga atas prestasi yang Khoir raih. Tidak hanya sampai disitu, Khoir juga aktif dalam kepengurusan Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK) sebagai Koordinator di divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dan mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa hingga ke PIMNAS. Beliau berhasil meraih medali perunggu untuk cabang PKM Penelitian. Ia kemudian menceritakan bagaimana perjuangannya untuk mencapai semua itu.
 
Biografi
Nama                              : Khoria Oktaviani, S.Si., SIP., M.Sc.
Tempat, Tanggal Lahir     : Temanggung, 9 Oktober 1984
Alamat                            : Perum Madureso Indah No. 100 Temanggung. Jawa Tengah 56229
e-mail                              : [email protected]
Riwayat Pendidikan         :
1. SDN Kowangan I Temanggung (1996)
2. SLTPN 02 Temanggung (1999)
3. SMUT Krida Nusantara Bandung (2002)
4. Program Studi Kimia, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta (2002-2006)
5. Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2003-2008)
6. University of Tsukuba, Jepang (2012-2014)
“Tentunya semua tak lepas dari dukungan Bapak-Ibu Dosen Kimia UII, yang tidak hanya menganggap kami sebagai mahasiswa, tetapi sudah seperti keluarga sendiri, ” ujar Khoir. Beratnya perjuangan semakin terasa ketika di tahun kedua ia mengikuti SNMPTN dan berhasil diterima di Universitas Gadjah Mada di jurusan Ilmu Komunikasi. “Kimia tetap pilihan utama saya, karena saya yakin Kimia adalah rumah saya untuk berkarya, dan Ilmu Komunikasi melengkapi kemampuan saya untuk menulis dengan lebih baik ”, tutur Khoir yang juga merupakan istri dari Khoirul Khimmi.
Selain kuliah bolak-balik UII-UGM dan berorganisasi, Khoir juga tentor di beberapa lembaga bimbingan belajar, mengajar tambahan pelajaran Kimia di SMA N 1 Babarsari, dan juga koresponden di Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA Biro Yogyakarta, di Jalan Taman Siswa. “Sedihnya kalau pulang ngajar mengajar kelas Kimia di SSC Bantul hujan deras malam-malam, atau meliput berita live yang kadang kita tidak tau kapan selesainya, dan masih harus mikir ngerjain laporan praktikum. Benar-benar masa-masa perjuangan,” ceritanya bernostalgia.
Saat ini Khoir bekerja sebagai staff Kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) dan mendapatkan beasiswa Monbukagakusho (beasiswa dari Pemerintah Jepang) untuk melanjutkan S2 di Tsukuba University dengan mengambil tema penelitian “Application of Pulping and Bleaching Method to Pretreatment of Empty Fruit Bunch for Effective Enzymatic Saccharification”.
Ia bercerita, saat melamar pekerjaan ataupun beasiswa yang terpenting adalah percaya diri dan membuktikan kita yang paling layak ada di posisi itu. Kita harus percaya diri dengan Jurusan yang kita pilih, kita bangga dengan almamater kita, tak lupa didukung kemampuan lain dengan bukti sertifikat yang kita punya.

BEASISWA PENDIDIKAN DAN PENELITIAN
Tahun 2003–2005 : Beasiswa PT Djarum Kudus Universitas Islam In donesia.
Tahun 2005-2006 : Beasiswa Yayasan Toyota-Astra Universitas Islam Indo nesia.
Tahun 2005      : Beasiswa Penelitian Program Kreativitas Mahasiswa Bi dang Penelitian (PKMP) dari Direktorat Jenderal Pen didikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional (Sin etron Remaja dan Perilaku Imitasi Anak-anak: Studi Ten tang Pengaruh Sinetron Terhadap Perilaku Imitasi Anak- anak Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta).
Tahun 2005     :Beasiswa Penelitian Program Kreativitas Mahasiswa Bi dang Penelitian (PKMP) dari Direktorat Jenderal Pen didikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional (Pe man faatan Limbah Fly Ash Menjadi Material Terembani MnO2 dan Peng gunaannya Pada Desinfektasi Fotokatalitik Bakteri E cherichia coli).
Tahun 2006      : Beasiswa Penelitian Akhir (Skripsi) UII dari PT Djarum Kudus (Mempelajari Pengaruh Gugus Halida dalam Sinte sis Amileugenol dari Minyak Daun Cengkeh).
Tahun 2006       : Beasiswa Penelitian Akhir (Skripsi) UGM dari Fisipol UGM dalam Program Hibah Jurnal Mahasiswa (Adegan Kekerasan dalam Film Kartun: Analisis Isi Perilaku Kekerasan dalam Film Kartun Tom and Jerry Kids dan Spongebob Squarepants yang Ditayangkan di Televisi Pe riode Juli-Agustus 2007).
Tahun 2007        : Beasiswa Mahasiswa Berprestasi Bidang Penelitian Universi tas Gadjah Mada.

PENGALAMAN ORGANISASI DAN EKSTRAKURIKULER

Tahun 2002–2003 : Reporter, Pers Mahasiswa Universitas Islam Indonesia `HIMMAH`.
Tahun 2003-2004 : Staff Departemen Penelitian dan Pengembangan Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK), Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia.
Tahun 2004-2005 : Bendahara Umum Ikatan Beswan Djarum Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Tahun 2004-2005 : Koordinator Departemen Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK), Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia.
Tahun 2005-2006 : Koordinator Bidang Pengabdian Masyarakat Ikatan Beswan Djarum Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Tahun 2006-2007 : Koresponden Kantor Berita Nasional ANTARA Biro Yogyakarta.

CAPAIAN PRESTASI
Tahun 1999 : Peserta Jambore Dunia ke-19 di Piqarquin, Hacienda, CHILE, Amerika Selatan.
Tahun 2002 : Juara I Olimpiade Kimia Tingkat Universitas di Universitas Islam Indonesia.
Tahun 2004 : Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Regional DIY- JATENG, diselenggarakan oleh BEM Fakultas MIPA Univer sitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Tahun 2004 : Finalis Lomba Karya Tulis Hari Bhayangkara ke-58 Tingkat Nasional.
Tahun 2005 : Juara II ”Presentasi Pemikiran Kritis Mahasiswa (PPKM)” Bidang Polkam Tingkat Nasional yang diselenggarakan di Universitas Udayana Denpasar.
Tahun 2006 : Finalis ”Presentasi Pemikiran Kritis Mahasiswa (PPKM)” Bi dang Polkam Tingkat Nasional yang diselenggarakan di Universitas Tanjungpura Pontianak.
Tahun 2006 : Finalis ”Hitachi Young Leadership Invitation (HYLI)” Ting kat Universitas di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Tahun 2006 : Juara III Nasional pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XIX kategori PKMP, diselenggarakan oleh Direk torat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIKTI) Departemen Pendidikan Nasional di Universitas Muhammadiyah Malang.
Tahun 2006 : Lulusan Terbaik I Fakultas MIPA Universitas Islam Indone sia Pada Wisuda Periode I Tahun Akademi 2006/2007.
Tahun 2006 : Wisudawan Berprestasi Akademik Terbaik (IPK 3.95 dan waktu studi 4 tahun 1 bulan) pada wisuda Doktor, Magister, Sarjana, dan Ahli Madya Periode II Universitas Islam Indonesia 2006/2007.
Tahun 2006 : Lulusan Terbaik II Jurusan Ilmu Komunikasi pada Wisuda Periode II Universitas Gadjah Mada 2007/2008.

 
Sumber: Zulfa Zuhrufa-http://hmk-uii.blogspot.com/2013/12/chems-star-khoria-oktaviani-ssi-sip.html
 Dua alumni Kimia UII yang merupakan dosen dari Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. dan Yuli Rohyami, M.Sc. telah mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai asesor kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).  Keduanya telah dinyatakan lulus dalam pelatihan asesor pada bulan September 2014 di Bandung dan telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi sebagai asesor kompetensi. Capaian ini sekaligus memberikan kontribusi bertambahnya asesor kompetensi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Sains Terapan Fakultas Matematika dan Ilmu  Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia.
Satu kebanggaan bagi Program Studi Kimia atas kepercayaan yang diberikan kepada dua alumninya.  Untuk menjadi asesor kompetensi harus memenuhi persyaratan dalam pedoman pelatihan dan sertifikasi asesor kompetensi dari BNSP.  Perjuangan menjadi seorang asesor membutuhkan kerja keras.  Asesor harus memiliki sertifikat kompetensi pada unit-unit kompetensi merencanakan, melaksanakan dan mengkaji ulang asesmen yang dikeluarkan oleh BNSP.  Sertifikat ini didapatkan melalui proses uji kompetensi dalam kegiatan real assesment yang diselenggarakan di tempat uji kompetensi (TUK) Laboratorium Instrumentasi UPI Bandung. Hanya peserta yang direkomendasikan telah kompeten sebagai calon asesor dari master asesor yang berhak menjadi asesor kompetensi. Asesor juga harus memiliki tiga kompetensi dalam merencanakan penilaian (MET.AS.00.001.01), melaksanakan penilaian (MET.AS.00.002.01), dan mengkaji ulang penilaian (MET.AS.00.003.01).  Kompetensi ini diperoleh selama mengikuti Workplace Assessor Training Program secara lengkap diikuti dengan uji kompetensi secara mandiri minimal dua kali.
Kedua asesor ini nantinya akan diberikan kewenangan dalam menilai dan memutuskan hasil uji kompetensi bahwa peserta uji telah memenuhi bukti yang dipersyaratkan untuk dinyatakan kompeten atau belum kompeten pada unit kompetensi yang dinilai serta merekomendasikan hasil tersebut kepada LSP Sains Terapan atau BNSP. Thorikul Huda, M.Sc. selaku Direktur LSP Sains Terapan, juga Alumni Kimia Angkatan 99, menuturkan bahwa, ketersediaan dua asesor kompetensi ini telah memenuhi persyaratan minimal dalam pengajuan lisensi LSP dari BNSP.  LSP Sains Terapan selama satu tahun ke depan, akan mentargetkan  5 personel untuk mengikuti pelatihan dan sertifikasi asesor kompetensi.
Selain berperan sebagai asesor kompentensi dan tim perumus komite skema sertifikasi, kedua dosen tersebut ditugaskan sebagai pengelola LSP Sains Terapan.  Saat ini Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. juga ditugaskan sebagai Manajer Mutu dan Standardisasi dan Yuli Rohyami, M.Sc. ditugaskan sebagai Manajer Sertifikasi pada LSP Sains Terapan.  Adanya asesor kompetensi ini akan diberikan tugas dalam memberikan masukan dalam pengembangan materi uji kompetensi, pengembangan proses uji kompetensi dan dapat berpartisipasi dalam aktifitas sosialisasi dan penerapan pelatihan/penilaian berbasis kompetensi. Seluruh civitas akademika Program Studi Kimia FMIPA UII mengucapkan selamat bekerja dan menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya.
 Sebagai universitas bercorak keislaman, UII terus berupaya mencetak insan-insan intelektual muslim yang tidak hanya piawai dalam menguasai aspek keilmuan akademis namun juga pengetahuan keagamaan. Hal ini sejalan dengan cita-cita pendiri UII yang menginginkan agar kampus kebangsaan ini dapat menghasilkan insan ulil albab sekaligus cendekiawan muslim. Oleh karenanya, UII terus berupaya mendorong para mahasiswanya untuk mampu menjadi insan yang memiliki karakter luhur tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan UII adalah dengan memberikan beasiswa bagi para mahasiswanya yang memiliki prestasi.
Jika biasanya prestasi identik dengan hal yang bersifat akademis, beasiswa prestasi yang ada di UII juga mencakup beasiswa bagi para mahasiswa yang menjadi penghafal Al-Qur’an. Bagi para mahasiswa yang memiliki kemampuan itu, UII memberikan beasiswa berupa bebas biaya pendidikan hingga mereka menyelesaikan studinya di UII termasuk living cost sebagai insentif tambahan.
Seperti disampaikan oleh Direktur Kemahasiswaan UII, Beni Suranto, ST., M.Soft.Eng kepada awak Humas UII di ruang kerjanya, Selasa (3/2). Menurutnya, hal ini sebagai bentuk apresiasi UII kepada para mahasiswanya agar semakin terdorong untuk mencetak prestasi lebih. “Prestasi itu kan bermacam-macam, ada yang akademik, olahraga, maupun kesenian. Kita memang memiliki banyak skema beasiswa untuk kategori mahasiswa berprestasi. Namun saya rasa skema beasiswa hafidz/hafidzah inilah yang unik di UII”, tuturnya. Program beasiswa yang telah dimulai sejak tahun 2013 silam tersebut terdiri dari dua kategori, yakni hafalan 30 juz dan hafalan 15 juz.
Ia menceritakan pada tahap awal, Direktorat Kemahasiswaan memberikan sosialisasi intensif kepada para mahasiswa UII perihal beasiswa tahfidz. Selanjutnya diadakan seleksi administratif dan seleksi uji kompetensi oleh tim bagi para mahasiswa yang mendaftar. “Seleksi yang kami lakukan meliputi kekuatan hafalan, cara membaca (fashohat), dan tajwid”, tambahnya. Para peserta yang dinyatakan lolos seleksi tahap akhir kemudian diajukan ke Rektor UII untuk mendapat persetujuan dan pengesahan.
Lantas bagaimana model pembinaan bagi para mahasiswa penghafal Qur’an tersebut?. Beni menjelaskan secara periodik akan dilakukan evaluasi hafalan. “Kita juga mewajibkan mereka untuk mengikuti ajang MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) baik di tingkat UII maupun nasional. Di samping itu, mereka juga wajib menjaga indeks prestasinya agar tetap baik. Hal ini kita lakukan agar mereka dapat semakin berkembang”, tandasnya. Ditambahkan olehnya, dengan adanya program menyimak bacaan Al-Qur’an yang diadakan DPPAI UII, juga melibatkan para mahasiswa penghafal Qur’an di UII.
Ia berharap ke depan program ini akan semakin banyak menjaring bibit-bibit berprestasi insan akademis penghafal Al-Qur’an. “Seleksi penerimaan mahasiswa baru UII mulai tahun ini juga memiliki skema tersendiri bagi para peserta yang hafal Al-Qur’an. Mereka masuk dalam kategori Penelusuran Siswa Berprestasi yang dapat langung diterima di program studi yang mereka kehendaki”, pungkasnya.
 Menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif, lulusan perguruan tinggi di Indonesia tidak lagi dapat sekedar mengandalkan ijazah dan reputasi universitas tempatnya belajar. Lebih dari itu, selain harus membekali diri dengan wawasan keilmuan, softskill, dan sederet standar kompetensi, mereka juga harus membangun kesiapan mental yang mampu membedakannya dari lulusan universitas kebanyakan. Kesiapan mental tersebut dibangun dari pondasi sikap yang selalu percaya diri dan tidak minder dalam menghadapi setiap tantangan. Kedua sifat inilah yang diharapkan dimiliki oleh para lulusan Prodi Kimia UII sehingga menjadikan mereka sebagai pribadi yang unik dan berkarakter.
Seperti disampaikan oleh Mustofa Ahda, alumni Kimia UII yang mampu membuktikan bahwa lulusan UII ternyata tidak kalah dalam bersaing dengan lulusan-lulusan lain yang berasal dari universitas ternama. Saat ini, musthofa ahda bekerja sebagai Dosen di Jurusan Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jogjakarta. Sebelumnya Mustofa Ahda, mencoba bekerja di industri, tepatnya di PT Sinar Mas, namun dikarenakan jiwa pendidiknya bergejolak, kemudian beliau melanjutkan Studi mengambil jenjang Strata 2 di UGM. Setelah lulus S2 beliau diterima sebagai dosen di Jurusan Farmasi UAD, Jogjakarta, sampai sekarang.
Menurutnya dalam bersaing dengan lulusan-lulusan dari Universitas ternama, alumni kimia harus memiliki soft skill yang banyak, itulah akan akan membedakan lulusan UII dengan lulusan lainnya. Selain hard skill yang didapat di banku kuliah, lulusan kimia UII perlu beretika, percaya diri tidak minder, berkomunikasi dengan baik, kemampuan memimpin, ramah, sopan bijaksana dan lain-lain. Ini juga sesuai yang Diterbitkan oleh National Association of Colleges and Employers, USA, 2002 (disurvei dari 457 pimpinan). Peneilaian Skala 1-5

Menurut Mustofa Ahda, sebenarnya kemampuan soft skill mahasiswa Prodi Kimia UII, secara sistemik sudah di fasilitasi oleh UII, semisal kaitannya dengan sifat jujur, etika, bijaksana, kepemimpinan, UII menekankan pada aspek ahlakul karimah mahasiswa melalui pembinaan keagamaan mulai dari ONDI, LKID, LKIM dan pesantrenisasi. Semua Program tersebut untuk membekali mahasiswa terkait dengan soft skill perilaku dan ahlak yang baik. "UII memang tidak saja mencetak lulusan yang berilmu pengetahuan saja, tetapi lebih dari itu sistem pembelajarannya membentuk lulusannya sebagai manusia yang berkarakter akhlakul karimah, sebagai pembeda dari lulusan PT lainnya" ungkapnya. "namun untuk menambah soft skill lainnya mahasiswa kimia jangan ragu untuk ikut organisasi baik intra maupun ekstra, karena kepemimpinan itu diraih dengan praktek di organisasi, juga cara berkomunikasi juga bisa sekalian didapatka dari berorganisasi" tambahnya.
selain itu, pesan beliau juga kemampuan bahasa Asing, Bahasa Inggris, Mandarin, Arab, juga perlu ditingkatkan, karena persaingan di dunia kerja kedepan lebih sulit, karena lulusan Kimia UII tidak hanya bersaing dengan PT Nasional, akan tetapi dengan adanya MEA maka pesaing kita adalah lulusan-lulusan PT di Asean, yang itu menuntuk kita untuk lebih siap dengan kemampuan bahasa asing yang baik.