Indrasti Dwipujilestari Temani Aditya dan Wirduna Ikuti Konferensi Green Energy di Dubai, UEA
“Pemanfaatan energi hijau (green energy) yang berkelanjutan kini menjadi kebutuhan yang dirasa semakin mendesak. Hal ini penting untuk mengurangi tingginya ketergantungan kita terhadap bahan bakar fosil yang semakin menipis”, ungkap Aditya Rizki, mahasiswa Teknik Elektro UII, peserta konferensi. Berbagai cara dan metode guna menghasilkan energi baru pun terus dikaji oleh para ilmuwan. Di skala yang lebih kecil, para mahasiswa juga melakukan riset untuk mengeksplorasi potensi energi terbarukan.
Dalam konferensi tersebut, Aditya Rizki mempresentasikan hasil penelitiannya mengenai pemanfaatan urin sapi sebagai salah satu energi alternatif. Dalam melakukan penelitian, ia dibantu oleh dua orang kawannya, Wirduna Robbani dari Teknik Elektro UII dan Indrasti Dwipujilestari dari Ilmu Kimia UII.
Menurut Indrasti Dwipujilestari, urin sapi yang diolah dengan proses elektrolisis akan menghasilkan hydrogen, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Hydrogen dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan atau energi penghasil listrik ramah lingkungan. Energi urin memang didasarkan pada hidrogen, elemen yang paling umum dijumpai di alam semesta namun belum dihasilkan, disimpan, dibawa, dan digunakan secara ekonomis. “Dari hasil penelitian kami, tiap 1 liter urin sapi dapat menghasilkan 0,219 liter gas hidrogen”, tambahnya.
Untuk itu, proses pengumpulan urin sapi tersebut tidak mungkin dapat terlaksana tanpa melibatkan kerjasama dengan para peternak sapi. Sampai saat ini, pemanfaatan urin sapi untuk keperluan itu belum banyak disadari. Desain kandang sapi yang dapat menampung urin juga dapat menunjang pemanfaatannya sebagai energi alternatif.
Aditya Rizki mengaku mendapat banyak pengalaman menarik ketika memaparkan hasil penelitiannya di hadapan para akademisi asing. “Dalam konferensi internasional kita tidak hanya mendengarkan partisipan mengungkapkan karyanya, namun juga terlibat aktif dalam Forum Grup Discussion (FGD) yang beranggotakan 5 orang namun berbeda negara”, kisahnya. Dalam sesi FGD bersama tim, ia membuat sketsa tentang isu energi yang sedang hangat untuk selanjutnya dibahas dan didiskusikan dengan kelompok FGD lainnya.