Laporan Tengah Tahun PHK-PS IP 2015 Bacth II Program Studi Kimia FMIPA UII
Rencana Strategis (Renstra) Fakultas MIPA UII tahun 2014-2018 disusun sebagai arahan strategis dan komprehensif terhadap pengembangan fakultas, termasuk di dalamnya Program Studi Kimia FMIPA. Keberadaan Center of Essential Oil Studies (CEOS) memberikan nuansa terhadap riset maupun metode pembelajaran di dalam program studi melalui beberapa capaian Hibah Penelitian dan Hibah Pengajaran. Pada 2015-2017 Program Studi berencana memantapkan diri pada teaching dan research excellencies yang akan mewarnai pembelajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat; sehingga pada 2016-2019 pemantapan ke arah international recognition akan tercapai.
Program Studi Kimia mengambil kebijakan pengembangan program studi mengarah kepada keunggulan riset (research excellencies) ke dalam tiga bidang yakni: (i) pengembangan minyak atsiri, (ii) elektrokimia dan material untuk lingkungan dan energi serta (iii) pengembangan dan modifikasi senyawa organik non atsiri untuk pangan dan kesehatan. Ketiga bidang penelitian tersebut akan mendukung arah pengembangan kurikulum yang memuat 11 bidang kimia mutakhir yaitu kimia analisis yang terfokus pada kimia forensik, analisis secara cepat makanan, minuman dan obat-obatan, material dan katalis, biokimia, kimia komputasi, kimia bahan, kimia supramolekul dan nanopartikel, sintesis, elektrokimia, kimia formulasi, makanan, energi dan kesehatan. Di sisi lain, arah pengembangan program studi kimia sesuai dengan skema Royal Society of Chemistry (RSC) adalah melalui: (1) mobilisasi staf dan mahasiswa (2) Peer Recognition (3) International Recognition and Publicity (4) pengembangan kurikulum (5) kerjasama dengan industri, dan (6) kerjasama dan networking global.
Program Studi Kimia mengambil kebijakan pengembangan program studi mengarah kepada keunggulan riset (research excellencies) ke dalam tiga bidang yakni: (i) pengembangan minyak atsiri, (ii) elektrokimia dan material untuk lingkungan dan energi serta (iii) pengembangan dan modifikasi senyawa organik non atsiri untuk pangan dan kesehatan. Ketiga bidang penelitian tersebut akan mendukung arah pengembangan kurikulum yang memuat 11 bidang kimia mutakhir yaitu kimia analisis yang terfokus pada kimia forensik, analisis secara cepat makanan, minuman dan obat-obatan, material dan katalis, biokimia, kimia komputasi, kimia bahan, kimia supramolekul dan nanopartikel, sintesis, elektrokimia, kimia formulasi, makanan, energi dan kesehatan. Di sisi lain, arah pengembangan program studi kimia sesuai dengan skema Royal Society of Chemistry (RSC) adalah melalui: (1) mobilisasi staf dan mahasiswa (2) Peer Recognition (3) International Recognition and Publicity (4) pengembangan kurikulum (5) kerjasama dengan industri, dan (6) kerjasama dan networking global.
Berdasarkan borang yang disusun oleh RSC, untuk memenuhi syarat diperolehnya akreditasi internasional, prodi kimia harus memastikan bahwa sarana prasarana dan tata kelola pembelajaran termasuk di dalamnya praktikum dan penelitian tugas akhir masuk dalam standard internasional. Ketersediaan sarana prasarana laboratorium yang didukung sistem safety akan mendukung skill dan keahlian yang menjadi standar RSCdiantaranya skill mengoperasikan instrumen, skill pembuatan struktur kimia melalui software dan lainnya. Untuk mendapatkan pengakuan secara internasional, maka skill tersebut harus dimiliki mahasiswa prodi kimia UII.
Internasionalisasi Prodi Kimia dapat dilakukan dengan langkah-langkah internal maupun eksternal. Secara internal, program studi harus dapat menjalankan fungsi implementasi, evaluasi dan pengembangan kurikulum untuk mencapai luaran pembelajaran yang terstandard RSC, membekali ketrampilan komunikasi English mahasiswa, mengembangkan penelitian staff yang mengarah pada ranah tidak hanya nasional namun juga dalam skala regional dan internasional. Pengenalan internasionalisasi program studi melalui pembentukan academic atmosphere yang baik dapat terselenggaran melalui penyampaian beberapa materi populer kimia, penyampaian kuliah dalam bahasa inggris serta mendatangkan dosen asing melalui program visiting profesor. Secara eksternal program studi harus dapat menjalin kerjasama untuk mengevaluasi posisi dan memposisikan dirinya baik dalam hubungannya denngan dunia industri maupun program studi kimia di dalam dan di luar negri yang terakreditasi RSC.
Program Kreativitas Mahasiswa dan beragam hibah penelitian dan pengabdian masyarakat bagi dosen serta Indonesian Chemistry Week merupakan bukti nyata penguatan suasana akademik yang ada demi menunjang pencapaian akreditasi oleh RSC. Di samping itu penguatan kemampuan berbahasa Inggris juga harus diperhatikan untuk mendukung perolehan akreditasi RSC tersebut.
Internasionalisasi Prodi Kimia dapat dilakukan dengan langkah-langkah internal maupun eksternal. Secara internal, program studi harus dapat menjalankan fungsi implementasi, evaluasi dan pengembangan kurikulum untuk mencapai luaran pembelajaran yang terstandard RSC, membekali ketrampilan komunikasi English mahasiswa, mengembangkan penelitian staff yang mengarah pada ranah tidak hanya nasional namun juga dalam skala regional dan internasional. Pengenalan internasionalisasi program studi melalui pembentukan academic atmosphere yang baik dapat terselenggaran melalui penyampaian beberapa materi populer kimia, penyampaian kuliah dalam bahasa inggris serta mendatangkan dosen asing melalui program visiting profesor. Secara eksternal program studi harus dapat menjalin kerjasama untuk mengevaluasi posisi dan memposisikan dirinya baik dalam hubungannya denngan dunia industri maupun program studi kimia di dalam dan di luar negri yang terakreditasi RSC.
Program Kreativitas Mahasiswa dan beragam hibah penelitian dan pengabdian masyarakat bagi dosen serta Indonesian Chemistry Week merupakan bukti nyata penguatan suasana akademik yang ada demi menunjang pencapaian akreditasi oleh RSC. Di samping itu penguatan kemampuan berbahasa Inggris juga harus diperhatikan untuk mendukung perolehan akreditasi RSC tersebut.