Memanfaatkan Sisa Abu Vulkanik Gunung Merapi, Tiga Mahasiswa Kimia Uii Kembangkan Metode Pengolahan Limbah Batik Yang Bernilai Ekonomis Dan Ramah Lingkungan
Tiga mahasiswa Kimia Universitas Islam Indonesia, yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang penelitian dibawah bimbingan Dr. Is Fatimah berhasil menemukan solusi tepat dalam pengolahan limbah batik cair dengan memanfaatkan sisa abu vulkanik gunung merapi. Inovasi baru dari Tim UII ini diketuai oleh Rico Nurillahi mahasiswa kimia UII angkatan 2015. Melibatkan mahasiwa dari jurusan yang sama yaitu Dwi Nur Halimah angkatan 2015 dan Gusti Dwi Apriliani angkatan 2016. Rico mengatakan penelitian ini berawal dari suatu observasi terhadap sumber air yang tercemar oleh limbah hasil industry batik disalah satu daerah di Yogyakarta. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa batik telah dinobatkan sebagai warisan budaya dunia oleh United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sejak tahun 2009 sehingga sejalan dengan hal tersebut selain kita harus menjaga budaya tersebut tentu kita juga harus sadar dengan dampak yang ditimbulkan dari produksi batik tersebut. Penemuan ini dapat menjadi solusi alternative untuk mengelola air limbah batik cair dengan bahan dasar abu vulkanik hasil letusan Gunung Merapi dan bantuan katalis TiO2 menggunakan metode fotokatalisis. Abu vulkanik merupakan bahan material vulkanik yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan gunung berapi yang ternyata banyak mendandung silica (SiO2) yang dapat digunakan sebaagai cetakan pori atau pengeman material TiO2 yang dapat meningkatkan volume permukaan pori sehingga proses fotokatalisis menjadi lebih efektif Metode ini tidak beracun, memiliki efektifitas yang tinggi,dapat mengadsorpsi zat warna pada limbah batik dan yang terpenting metode meupakan metode yang ekonomis dan ramah lingkungan karena memanfaatkan hasil alam yang sudah tidak terpakai.” Semoga dengan inovasi ini para pengrajin batik dapat terus produktif memproduksi kain batik tanpa perlu khawatir terhadap limbah yang dihasilkan sehingga industri batik tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga dapat terus bersahabat dengan lingkungan”,terang Halimah. Penelitian ini telah dilakukan oleh Tim UII selama kurang lebih 2 bulan dan penelitian ini tidak akan berjalan lancar tanpa peran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia yang telah memberikan bantuan dana melalui Progam Kreatifitas Mahasiswa (PKM) bidang Penelitian.