Prodi Kimia UII Benchmarking Akreditasi RSC ke University Of Malaya, Malaysia

 Kegiatan benchmarking dilaksanakan pada hari Selasa, 21 April 2015 bertempat di Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Malaya dan dihadiri oleh Ketua Pelaksana dan Ketua Task Force PHK-PS IP 2015 Bacth II, Dr. Is Fatimah dan bapak Dwiarso Rubiyanto, M.Si., beserta 6 anggota tim PHKPS-IP Prodi Kimia Universitas Islam Indonesia.
Dalam kegiatan tersebut, wakil dari Prodi Kimia disambut oleh :
1. Prof. Dr. Zanariah Abdullah (Dekan Fakultas)
2. Prof. Dr. Aziz Hasan (Ketua Jurusan Kimia)
3. Dr. Cheng Sit Foon (Ketua Program S1 kimia)
4. Dr Sharifah Mohamad (Kepala laboratorium anorganik)
5. Dr. Nor Asrina Sairi (Kepala bidang kunjungan dan kolaborasi)
6. Prof. Dr. Hapipah Mohd Ali (Kepala bidang kimia anorganik)
7. Prof. Dr. Wan Jeffry Basirun (Kepala bidang kimia fisik)
8. Dr. Thorsten Heidelberg (Kepala bidang kimia organic)
Rangkaian acara di Universitas Malaya adalah sebagai berikut:
1. Pembukaan
2. Presentasi mengenai Jurusan Kimia Univeritas Malaya
3. Presentasi mengenai Jurusan Kimia UII
4. Informasi mengenai akreditasi RSC dari Dr Zanariyah selaku assessor RSC
5. Tour laboratorium
6. Diskusi mengenai borang RSC (mata kuliah, tutorial, PKL, dll)
Hasil Benchmarking
Berdasarkan  pemaparan dari Bpk Aziz Hasan, diperoleh informasi bahwa Fakultas Sains UM terdiri dari 6 Program studi, salah satunya adalah Program studi Kimia yang memiliki 2 grup yakni :
1. S1 Kimia murni (Bachelor of Science (Chem.))
2. S1 Kimia terapan (Bachelor of Science (Appl. Chem.))
Jurusan kimia Universitas Malaya sendiri memiliki kurang lebih 60 staff pengajar dan 300 mahasiswa (rasio antara staff pengajar dan mahasiswa = 1:5). Rasio staff dan mahasiswa ini lebih baik jika dibandingkan dengan rasio dosen dan mahasiswa di Jurusan Kimia UII.

Dari penjelasan Prof. Zanariyah, berdasarkan diskusinya dengan Toby Underwood, Manager Akreditasi RSC, yang perlu digaris bawahi oleh Jurusan Kimia UII mengenai akreditasi RSC adalah:
1. Kurikulum:
memastikan bahwa kurikulum Kimia UII meliputi semua cabang kimia anorganik, fisik, organic, analitik dan topik-topik penting yang ada di dalamnya.
2. Tutorial:
mempersiapkan outline tutorial yang dilakukan. Tutorial merupakan kegiatan yang tepat untuk mendiseminasi skil professional, misalnya kerja sama tim dan paling baik dilakukan dalam grup-grup kecil.
3. Praktikum:
cukup memastikan bahwa mahasiswa memiliki >300 jam untuk praktikum di dalam laboratorium sejak awal kuliah hingga lulus.
4. Kegiatan praktek kerja di industry:
memastikan bahwa jurusan kimia menilai kegiatan PKL mahasiswa secara menyeluruh dan memiliki mekanisme yang kuat di lapangan. Juga memberikan dukungan secara menyeluruh dengan melakukan kunjungan kepada siswa di perusahaan.  
5. Tugas akhir mahasiswa:
Memastikan bahwa tugas akhir dinilai secara kuat dan waktu yang digunakan untuk tugas akhir tercatat sebesar 25% dari tahun terakhir.

Diskusi antara 2 pihak dan pengamatan terhadap borang akreditasi RSC Jurusan Kimia UM menghasilkan kesimpulan:
A. Pada kurikulum Jurusan Kimia UM, hampir semua mata kuliah inti yang dimiliki kedua program studi sama, misalnya Kimia dasar, Kimia Fisik 1, Kimia Anorganik 1, dll. Kegiatan PKL dan tutorial masuk dalam kurikulum baik di  Jurusan Kimia UM maupun di Prodi Kimia UII.
B. Untuk menyelesaikan program S1, mahasiswa di Universitas Malaya diberikan beban kredit minimum sebesar 126. Kedua grup memiliki inti mata kuliah yang sama namun, untuk S1 Kimia murni (Bsc. (Chem.)) diwajibkan menulis tugas akhir dari proyek yang dilakukan dan mendapat bobot sebesar 8 angka kredit. Sedangkan S1 Kimia terapan (Bsc. (Apl. Chem.)) tidak diwajibkan untuk menulis tugas akhir namun, diwajibkan melakukan kerja praktek di industri selama 8 minggu yang mendapat angka kredit sebesar 6. Berbeda dengan Program Studi Kimia UII yang hanya memiliki 1 lulusan (S.Sc.) mewajibkan mahasiswanya untuk lulus minimum dengan 149 sks dengan tugas akhir dan praktek kerja lapangan (PKL).
7. Kegiatan perkuliahan di UM semua dilaksanakan menggunakan bahasa Inggris. Soal ujian disajikan dengan 2 bahasa, yakni bahasa melayu dan bahasa Inggris namun mahasiswa diwajibkan untuk menjawab dengan bahasa Inggis. Hal ini dilakukan untuk memberi dukungan penuh pada mahasiswa agar lebih terbiasa dengan bahasa Inggris. Oleh sebab itu, untuk menciptakan academic atmosphere internasional  sesuai dengan universitas yang telah terakreditasi RSC, program PHKPS-IP tahun 2015 telah menyiapkan program penyajian matakuliah tertentu dalam bahasa Inggris.
8. Materi praktikum yang ada di Jurusan Kimia UM hampir sama dengan yang dilaksanakan di Jurusan Kimia UII. Praktikum di UM dilaksanakan berkesinambungan dengan matakuliah yang diberikan pada satu semester. Misalnya, praktikum Kimia Fisik 1 diberikan pada semester ke dua bersamaan dengan diberikannya mata kuliah Kimia Fisik 1 dengan perhitungan 3 jam praktikum sama dengan 1 jam  kuliah di dalam kelas. Pada setiap praktikum masing-masing mahasiswa melaksanakan sendiri praktikum tersebut atau berkelompok maksimal 2 orang dalam 1 kelompok. Hal ini dapat dilakukan tentu dengan mendapatkan fasilitas kelas dan peraatan laboratorium yang memadai. Dalam kasus ini, Jurusan Kimia UII masih tertinggal dari UM, oleh sebab itu, perlu adanya dukungan program PHKPS untuk memperbaiki ketersediaan sarana dan prasarana laboratorium bagi mahasiswa Kimia UII agar lebih memadai.
9. Tutorial mata kuliah di Jurusan  Kimia UM tergabung dalam rangkaian kuliah mahasiswa. Misalnya dalam 1 semester satu mata kuliah memiliki jatah 14 pertemuan di kelas, maka 12 kali pertemuan digunakan untuk kuliah dan 2 kali pertemuan digunakan untuk tutorial. Tutorial dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah dan dilaksanakan dalam kelas besar. Berbeda dengan Prodi Kimia UII yang telah memiliki system tutorial yang dapat dikatakan lebih baik, tutorial dilaksanakan diluar jam kuliah, dilaksanakan oleh tutor (dapat merupakan dosen, mahasiswa senior ataupun alumni Prodi Kimia UII) dan dibagi dalam grup-grup kecil (10-20 mahasiswa per grup).
10. Praktek kerja di industry wajib dilaksanakan untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi kimia terapan di UM selama 8 minggu dilanjutkan dengan penyusunan laporan serta presentasi. Praktek kerja ini tidak wajib bagi mahasiswa yang mengambil konsentrasi kimia murni. Penilaian praktek kerja dilakukan oleh supervisor dari perusahaan, pembimbing internal dari Jurusan Kimia UM serta penyelia (dosen penguji). Tahapan pelaksanaan prakter kerja mahasiswa adalah :
1) Pemilihan perusahaan sesuai dengan kriteria standard yang telah disusun oleh Jurusan Kimia UM.
2) Mahasiswa menghubungi coordinator pusat UM yang menangani masalah praktek kerja mahasiswa untuk mendapatkan bantuan dalam melakukan aplikasi praktek kerja di sebuah perusahaan. Aplikasi tersebut ada yang diterima dan ada yang ditolak.
3) Mahasiswa melakukan praktek kerja dan menyusun log book harian untuk menuliskan apa yang telah dilakukan selama prkatek kerja yang nantinya akan disalin dalam bentuk mingguan.
4) Dosen pembimbing internal melakukan koordinasi dengan perusahaan untuk visiting minimal 1 kali pada saat pertengahan praktek kerja mahasiswa.

Laporan yang disusun oleh mahasiswa UM akan meliputi:
1) Sampul (cop universitas, nama mata kuliah, tahun, lokasi training, judul proyek, nama dan nim mahasiswa, pembimbing internal dan pembimbing eksternal/dari perusahaan)
2) List kriteria industry (sudah sesuai standard atau belum)
3) Dokumen penilaian dari industry untuh mahasiswa
4) Laporan mingguan mahasiswa
5) Laporan praktek yang sitematis (pendahuluan, metode, pembahasan, kesimpulan)
Yang dinilai oleh penyelia/dosen penguji adalah penulisan laporan, persembahan dan kerja praktek.
Secara keseluruhan, kegiatan praktek kerja mahasiswa Prodi Kimia UII hampir sama dengan Jurusan Kimia UM dan untuk mewujudkan system PKL yang lebih baik, Prodi Kimia UII dapat mengadopsi beberapa hal dari UM misalnya turut menyertakan dokumen criteria perusahaan, dokumen penilaian dari pembimbing eksternal/yang berasal dari industry, serta dosen pembimbing internal melakukan visiting saat berlangsung praktek kerja mahasiswa.