Ramadhan Bulan ISTIMEWA, Dengan Amal ISTIMEWA Menuju Se-ISTIMEWA-ISTIMEWA-nya Manusia. (2)
Setelah kita sepakat bahwa bulan Ramadhan adalah Bulan ISTIMEWA, kesepakatan tersebut berdasarkan banyak sekali keutamaan yang ada di dalamnya yang disertai dengan bukti dari nas dan dalil yang Shohih, Baik itu dari Al Qur'an juga dari Hadits Rosululloh SAW. Maka agar Alloh mempunyai cukup alasan untuk menjadikan kita se-ISTIMEWA-ISTIMEWA-nya Manusia, kita perlu mengisi Ramadhan yang ISTIMEWA ini dengan serangkaian Amalan yang ISTIMEWA pula.
Berikut ini adalah amalan-amalan yang dianjurkan di bulan Ramadhan:
1. Puasa
Allah Ta'ala memerintahkan berpuasa di bulan Ramadhan sebagai salah satu rukun Islam.
Firman Allah Ta'ala:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa". (QS. Al-Baqarah: 183)
Rasulullah SAW. bersabda:
"Islam didirikan di atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tidak Ilah yang berhak disembah selain Allah Ta'ala dan Muhammad SAW adalah rasul Allah Ta'ala, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan pergi ke Baitul Haram." Muttafaqun 'alaih.
Puasa di bulan merupakan penghapus dosa-dosa yang terdahulu apabila dilaksanakan dengan ikhlas berdasarkan iman dan hanya mengharapkan pahala dari Allah Ta'ala, sebagaimana Rasulullah SAW. bersabda:
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah Ta'ala, niscaya diampuni dosa-dosanya telah lalu." Muttafaqun 'alaih.
Maka Puasa yang ISTIMEWA itu syaratnya 2 yaitu: pertama, dengan Iman yang bermakna bahwa kita berpuasa semata-mata melaksanakannya karena Cinta kepada Alloh. dan yang Kedua, dengan Ihtisab yang bermakna kita beruasa dengan senantiasa memilih cara puasa yang paling dicintai Alloh.
2. Membaca Al-Qur`an
Membaca al-Qur`an sangat dianjurkan bagi setiap muslim di setiap waktu dan kesempatan. Rasulullah SAW. bersabda:
"Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi ahlinya (yaitu, orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya). HR. Muslim.
Dan membaca al-Qur`an lebih dianjurkan lagi pada bulan Ramadhan, karena pada bulan itulah diturunkan al-Qur`an. Firman Allah Ta'ala:
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)." (QS: Al-Baqarah:185)
Rasulullah SAW. selalu memperbanyak membaca al-Qur`an di hari-hari Ramadhan, seperti diceritakan dalam hadits 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata:
"Saya tidak pernah mengetahui Rasulullah SAW. membaca al-Qur`an semuanya, sembahyang sepanjang malam, dan puasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan." HR. Ahmad.
Dalam hadits Ibnu Abbas RA. yang diriwayatkan al-Bukhari, disebutkan bahwa Rasulullah SAW. melakukan tadarus al-Qur`an bersama Jibril AS. di setiap bulan Ramadhan.
3. Menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan dengan shalat Tarawih berjamaah
Shalat Tarawih disyari'atkan berdasarkan hadits 'Aisyar radhiyallahu 'anha, ia berkata:
"Sesungguhnya Rasulullah SAW. keluar pada waktu tengah malam, lalu beliau shalat di masjid, dan shalatlah beberapa orang bersama beliau. Di pagi hari, orang-orang memperbincangkannya. Ketika Nabi SAW. mengerjakan shalat (di malam kedua), banyaklah orang yang shalat di belakang beliau. Di pagi hari berikutnya, orang-orang kembali memperbincangkannya. Di malam yang ketiga, jumlah jamaah yang di dalam masjid bertambah banyak, lalu Rasulullah SAW. keluar dan melaksanakan shalatnya. Pada malam keempat, masjid tidak mampu lagi menampung jamaah, sehingga Rasulullah SAW. hanya keluar untuk melaksanakan shalat Subuh. Tatkala selesai shalat Subuh, beliau menghadap kepada jamaah kaum muslimin, kemudian membaca syahadat dan bersabda, 'Sesungguhnya kedudukan kalian tidaklah samar bagiku, aku merasa khawatir ibadah ini diwajibkan kepada kalian, lalu kalian tidak sanggup melaksanakannya." Rasulullah SAW. wafat dan kondisinya tetap seperti ini. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Setelah Rasulullah SAW. wafat, syariat telah mantap, hilanglah segala kekhawatiran. Disyari'atkan shalat Tarawih berjamaah tetap ada karena telah hilang 'illat (sebabnya), kerena 'illat itu berputar bersama ma'lul, ada dan tiadanya. Di samping itu, Khalifah Umar RA. telah menghidupkan kembali syari'at shalat Tarawih secara berjamaah dan hal itu disepakati oleh semua sahabat Rasulullah SAW. pada masa itu. Wallahu A'lam.
4. Menghidupkan malam-malam Lailatul Qadar
Lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari pada seribu bulan yang tidak ada lailatul qadar dan pendapat paling kuat bahwa ia terjadi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, terlebih lagi pada malam-malam ganjil, yaitu malam 21, 23,25,27, dan 29.
Firman Allah Ta'ala:
"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan". (QS. Al-Qadar: 3)
Malam itu adalah pelebur dosa-dosa di masa lalu, Rasulullah SAW. bersabda:
"Dan barangsiapa yang beribadah pada malam 'Lailatul qadar' semata-mata karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah Ta'ala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang terdahulu." HR. al-Bukhari.
Menghidupkan Lailatul qadar adalah dengan memperbanyak shalat malam, membaca al-Qur`an, zikir, berdo'a, membaca shalawat.
Aisyah radhiyallahu 'anha pernah berkata, 'Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan lailatul qadar, maka apa yang aku ucapkan? Beliau menjawab, 'Bacalah:
Allohumma Innaka 'afwun Tuhibbul 'Afwa Fa'fu'anna…
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Yang suka mengampuni, ampunilah aku."
5. I'tikaf
I'tikaf dalam bahasa adalah berdiam diri atau menahan diri pada suatu tempat, tanpa memisahkan diri. Sedang dalam istilah syar'i, i'tikaf berarti berdiam di masjid untuk beribadah kepada Allah Ta'ala dengan cara tertentu sebagaimana telah diatur oleh syari'at.
I'tikaf merupakan salah satu sunnah yang tidak pernah ditinggal oleh Rasulullah SAW, seperti yang diceritakan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha:
"Sesungguhnya Nabi SAW. selalu i'tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sampai meninggal dunia, kemudian istri-istri beliau beri'tikaf sesudah beliau." Muttafaqun 'alaih.
6. Memperbanyak sedekah
Rasulullah SAW. adalah orang yang paling pemurah, dan beliau SAW. lebih pemurah lagi di bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan riwayat Ibnu Abbas RA., ia berkata:
"Rasulullah SAW. adalah manusia yang paling pemurah, dan beliau lebih pemurah lagi di bulan saat Jibril AS. menemui beliau" HR. al-Bukhari.
7. Melaksanakan ibadah umrah
Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan adalah melaksanakan ibadah umrah dan Rasulullah SAW. menjelaskan bahwa nilai pahalanya sama dengan melaksanakan ibadah haji, seperti dalam hadits yang berbunyi:
"Umrah di bulan Ramadhan sama dengan ibadah haji."
Demikianlah beberapa ibadah dan sebenarnya masih ada banyak lagi ibadah lainnya, seperti silaturrahmi, berbakti pada Orang Tua, mendatangi Majlis-Majlis ILMU Dan ALin-lain yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan Ramadhan dan telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Semoga kita termasuk di antara orang-orang yang mendapat taufik dari Allah SAW untuk mengamalkannya agar kita mendapatkan kebaikan dan keberkahan bulan Ramadhan. Wallahu A'lam.