Ramadhan Bulan ISTIMEWA, Dengan Amal ISTIMEWA Menuju Se-ISTIMEWA-ISTIMEWA-nya Manusia. (3
Setelah kita memahami bahwa Bulan Ramadan ini adalah bulan ISTIMEWA dan di dalamnya terdapat serangkaian Amal Ibadah yang ISTIMEWA. maka kami teringat dengan salah satu Kalam Hikmah dari Syekh Ibnu 'Atoillah dlam kitabnya 'Al Hikam", Beliau mengatakan: "Barang Siapa Yang Malakukan Sesuatu Yang Istimewa, di Waktu Yang Istimewa, Maka Alloh Ta'ala Akan Memeperlakukannya Secara Istimewa Pula".
Dari Kalam Hikmah tersebut kita bisa memahami bahwa, Bila dibulan Ramadhan yang ISTIMEWA ini kita Melakukan serangkaian Ibadah yang ISTIMEWA maka Alloh akan memperlakukan kita dengan ISTIMEWA. Kita ketahui dari ayat ke 183 Surat Al Baqoroh Proses puasa itu harapannya kita menjadi Orang yang Bertaqwa. dan Muttaqin itu adalah Gelas yang disematkan Bagi se-ISTIMEWA_ISTIMEWA-nya Manusia. Alloh Ta'ala Berfirman:
"Sesungguhnya orang yang mulia di antara kalian di sisi Alloh adalah orang yang paling bertaqwa diantara Kalian". (QS. Al Hujraat: 13)
maka kita bisa mengetahui perlakuan Alloh Ta'ala terhadap orang yang beramal ISTIMEWA di bulan Ramadhan yang ISTIMEWA ini, dengan mengetahui Perlakuaan Alloh Ta'ala kepada orang yang bertaqwa, karena Muttaqin itu adalah kedudukan Se-ISTIMEWA-ISTIMEWA-nya Manusia. maka Ustadz Arief Taufik, Lc. dalam Wesite Al Hijrah (http://alhijrah.cidensw.net/index.php?option=com_content&task=view&id=38&Itemid=1) menguraikan balasan Alloh terhadap Orang yang Bertaqwa, yaitu KEBERKAHAN dalam artian bertambahnya Kebaikan di atas Kebaikan. Allh Ta'ala berfirman:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. Al A'raaf: 96).
Mentadabburi ayat di atas, kalau kita telusuri munasabah (hubungan) antara ayat ini dengan ayat-ayat sebelumnya, akan didapatkan hubungan yang sangat erat di antara ayat-ayat tersebut. Pada ayat sebelumnya Allah menceritakan bagaimana keadaan para Nabi dan Rasul-Nya beserta kisah kaumnya dan keingkaran mereka terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya. Disebabkan keingkaran tersebut maka Allah Swt menimpakan azab kepada mereka. Dari kisah-kisah tersebut kita bisa mengambil sebuah pelajaran, bahwa ketika penduduk suatu kaum mengingkari Allah dan Rasul-Nya, Allah akan menimpakan azab kepada mereka, sebagaimana yang terjadi kepada kaum ‘ad dan Tsamud, begitu juga kepada penduduk Madyan. Allah akan selalu menepati janji-Nya bahwa ketika seseorang bermaksiat maka akan ditimpakan kepadanya azab dan bala’ sebagai akibat dari kelalaian mereka. Sehingga apa pun yang mereka lakukan tidak akan memberikan berkah dalam kehidupan mereka. Bahkan semua yang ada di alam ini tidak memberikan manfaat kepadanya.
Karena itu pada ayat ini Allah Swt menggunakan kalimat “I” yang berarti “jikalau”, merupakan syarat yang harus di penuhi. Ketika syarat-syarat itu di penuhi maka akan ada jawaban syarat tersebut sebagai balasan dari pemenuhan syarat tersebut. Allah dalam hal ini mengiysaratkan kepada suatu kaum jikalau mereka beriman dan bertaqwa maka sebagai jawaban atau balasannya Allah akan membukakan pintu keberkahan kepadanya. Sesungguhnya keimanan kepada Allah adalah masalah aqidah yang sangat penting untuk diperhatikan dan dikuatkan dalam kehidupan seorang muslim, kemudian keimanan itu harus dibarengi dengan ketaqwaan kepada Allah Swt. Keimanan seperti inilah yang akan mendatangkan keberkahan hidup bagi seorang muslim. Iman kepada Allah membebaskan seseorang untuk menyembah kepada hawa nafsunya, iman kepada Allah juga akan membebaskan seseorang untuk menyembah dan menuhankan manusia, sedangkan ketaqwaan merupakan benteng yang senantiasa melindungi dan menjaga diri seorang muslim dari sifat ghurur dan cinta dunia, bahkan ketaqwaan merupakan penawar dari segala macam penyakit yang akan menjerumuskan manusia kepada perbuatan maksiat dan jauh dari Allah Swt. Itulah yang di ajarkan oleh para nabi dan rasul terdahulu kepada kaumnya, akan tetapi yang terjadi kepada kaum terdahulu adalah sebaliknya, mereka malah memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Karena itu lalu Allah menimpakan Azab kepada mereka, sebagai jawaban dan balasan ketika syarat yang diberikan Allah kepada mereka tidak dipenuhi, ketika ketentuan Allah mereka langgar, Allah dengan keadilan-Nya akan memberikan balasan terhadap perbuatannya, dengan keadilan-Nya Allah memberikan sesuatu secara proporsional, yang ada hanya dua Ketaatan dan kemaksiatan, yang taat akan mendapatkan keberkahan dan yang berbuat maksiat akan mendapatkan azab dari Allah. Semua itu sudah merupakan Sunnatullah yang harus kita yakini dalam kehidupan kita, Allah sudah banyak memberikan kisah-kisah umat terdahulu di dalam Al Quran untuk kita jadikan `ibrah dalam kehidupan kita.
Jawab dari “lau” adalah kalimat “lafatahna..” yang didahului oleh lam taukid (lam yang menguatkan) yang berarti pasti atau sungguh. Ini merupakan janji Allah bahwa Allah Swt. sungguh membukakan pintu berkah kepada penduduk suatu kaum jikalau mereka beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Ini merupakan janji Allah Zat yang Maha Agung dan Mulia yang tidak pernah mengingkari janji-Nya. Zat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada hamba-Nya, sesungguhnya Allah tidak akan mengingkari janji-Nya “Innaka la Tukhliful mii`ad”. Keberkahan yang di janjikan Allah adalah keberkahan yang sangat banyak yaitu Allah akan membukakan pintu berkah dari langit dan bumi, sebagian besar ahli tafsir menyebutkan bahwa keberkahan dari langit itu adalah berupa hujan yang menyuburkan tanaman dan keberkahan di dunia adalah segala macam jenis tumbuh-tumbuhan yang ada di bumi, sebagian mufassirin juga menafsirkan bahwa keberkahan dari langit itu adalah dikabulkannya doa seorang hamba ketika memohon kepada Allah, sedangkan keberkahan di dunia adalah ketenangan hidupnya di dunia. Kalimat “barakaatin” dalam ayat ini sifatnya umum, Allah tidak memberikan keterangan yang mengkhususkan keberkahan tersebut kepada suatu hal tertentu akan tetapi umum untuk semua sisi kehidupan manusia, menjadikan hidup seorang mukmin berkah baik itu harta yang dititipkan Allah kepadanya, pekerjaan, anak dan istri, ataupun yang berupa perbuatan dan tingkah laku yang ia lakukan memberikan berkah dalam kehidupannya serta bernilai ibadah di sisi Allah Swt.
Dalam kesempatan yang lain Alloh Ta'ala merinci keberkahan yang akan didapat sebagai bukti Alloh Ta'ala Perlakuan Alloh yang ISTIMEWA terhadap orang yang Bertaqwa. Dalam Surat Ath Tholaq ayat 2-5 Alloh Ta'ala mengemukakan 6 Hal Istimewa yang akan diterima oleh Orang Bertaqwa. Hat ISTIMEWA tersebut adalah :
1. Diberikan Jalan Keluar dari setiap Permasalahan Hidupnya.
"Barang Siapa yang Bertakwa kapada Alloh Ta'ala maka Allaoh akan memberikan Jalan Keluar dari setiap permasalan Hidupnya" (QS. Ath Tholaq: 2)
2. Diberi Rizki yang tidak disangka-sangka (QS. Ath Tholaq: 3)
3. akan Dicukupi segala kebutuhan hidupnya (QS. Ath Tholaq: 3)
4. Diberikan Kemudahan segala Urusan-urusannya (QS. Ath Tholaq: 4)
5. Diampuni segala Dosa-dosanya di akhirat dan dititip aib-aibnya selama di Dunia.(QS. Ath Tholaq 5)
6. Di lipat gandakan segala balasan ALloh. (QS. Ath Tholaq: 5).