Retaknya Cangkang Telur pada Proses Perebusan

Kata Kunci: cangkang telur

 Tentunya semua sudah kenal dengan jenis makanan yang satu ini, telur, merupakan makanan kaya akan protein yang hampir sering disajikan setiap kali sarapan pagi. Banyak cara dilakukan oleh orang untuk mengolah telur menjadi suatu makanan diantaranya direbus, digoreng bahkan adapula yang memakannya mentah-mentah seperti yang dilakukan oleh para atlet binaraga. Namun pernahkan di perhatikan, ketika kita merebus telur,kadang telur rebus yang dihasilkan sempurna, adapula telur yang mengalami retak pada cangkangnya. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Sebenarnya fenomena ini bisa dijelaskan secara ilmiah.
Apabila kita mengingat-ingat pelajaran Biologi yang diberikan di sekolah menengah pertama, telur tidak hanya tersusun dari kuning telur, putih telur dan kulit telur namun ada beberapa bagian lain, seperti yang terlihat ada gambar di bawah

–Struktur Telur–

Menarik untuk dicermati bagian cangkang dan ruang udara pada gambar di atas untuk menjelaskan fenomena retaknya cangkang telur ini. Bagian cangkang telur ini sebenarnya bukanlah sistem tertutup seperti yang kita bayangkan, namun cangkang telur ini terdiri dari ribuan pori-pori sangat kecil yang memungkinkan karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) keluar dari telur setiap saat dan udara yang kaya akan oksigen (O2) masuk ke dalam telur. Maka dari itu, telur dapat dikatakan bernapas demi menunjang pertumbuhan keping germinal menjadi embrio dan selanjutnya terus berkembang menjadi mahluk hidup (telur menetas). Dengan bertambahnya umur telur, maka ukuran ruang udara akan bertambah besar.
Selama merebus telur, volume ruang udara di dalam telur bertambah seiring dengan meningkatnya suhu. Jika proses perebusan berlangsung terlalu cepat, udara yang terus berkembang volumenya di dalam telur tidak mempunyai cukup waktu untuk keluar dari telur melalui pori-pori cangkang, akibatnya cangkang telur akan mengalami retak. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui hukum gas Charles. Hukum gas Charles menyatakan bahwa gas ideal pada tekanan konstan, volume gas akan berbanding lurus dengan suhu absolutnya (dalam Kelvin), dengan kata lain volume gas akan bertambah jika suhu meningkat, begitu juga sebaliknya, seperti yang terlihat pada ilustrasi di bawah.


Gambar 2. Deskripsi Hukum gas Charles (Sumber gambar: www.zimbio.com/)

Dimana V: volume gas (m3), T: suhu absolut (K), dan k2 :konstanta (m3.K-1)

Hubungan antara volume dan suhu pada gas ideal ini dikemukakan oleh ilmuwan fisika asal perancis, Jacques Charless (1787) dan diverifikasi pada tahun 1802 oleh ilmuwan kimia dari Perancis, Joseph Gay-Lussac. Hukum ini berlaku pula pada peristiwa meletusnya ban kendaraan bermotor yang dibiarkan tersengat oleh sinar matahari terus menerus. Panas matahari menyebabkan suhu ban menjadi naik dan mengakibatkan volume udara di dalam ban semakin bertambah.
Selain fenomena retaknya telur pada proses perebusan di atas, keberadaan ruang udara di dalam telur menyebabkan pula telur tetap mengapung apabila dimasukkan ke dalam suatu wadah berisi air. Ruang udara tersebut cukup untuk memberikan gaya keatas pada telur dan menjaga telur tetap terapung di dalam air.
Masih banyak fenomena alam dan kejadian di sekitar kita lainnya yang bisa dijelaskan dari sudut pandang ilmiah.  Artikel ini kiranya dapat memberikan pencerahan pada kita semua mengenai hubungan sebab akibat yang terjadi disekeliling kita dan menambah rasa syukur pada maha pencipta.