Riyanto, Ph.D, Dosen Tetap Ilmu Kimia FMIPA UII Berjaya di Lomba Karya Tulis dan Penemu Pengembang
Tanggal 8 September yang lalu, telah diumumkan di website resmi Kab. Sleman, Pemenang Karya Tulis dan Penemu Pengembang se-Kab. Sleman dan bapak Riyanto, Ph.D. yang juga Kutua Program Studi Ilmu Kimia Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia menjadi pemenang Juara I katagori Penemu Pengembang Iptek, dengan Karya Penemuan "Teknik Baru untuk Pengolahan Limbah Batik".
Sekitar awal Bulan Juli 2011, Bapak dari Reza, Karin dan Hira ini mengirimkan karya Tulisnya dalam lomba yang dilaksanakan oleh Pemda Kab. Sleman tersebut, sekitar pertengahan bulan Juli ada tim penilai dari Pemda Kab. Sleman sebanyak Lima Orang untuk melakukan Visitasi yang kaitannya dengan karya Penemuan dari semua peserta yang mengirimkan pada lomba tersebut.
Sekitar awal Bulan Juli 2011, Bapak dari Reza, Karin dan Hira ini mengirimkan karya Tulisnya dalam lomba yang dilaksanakan oleh Pemda Kab. Sleman tersebut, sekitar pertengahan bulan Juli ada tim penilai dari Pemda Kab. Sleman sebanyak Lima Orang untuk melakukan Visitasi yang kaitannya dengan karya Penemuan dari semua peserta yang mengirimkan pada lomba tersebut.
pada acara Visitasi tersebut bapak Riyanto, mendemokan seperangkat alat elektrolisis sederhana untuk mengolah limbah batik yang sebelumnya telah disampling dari bantul dan dari pekalongan. setelah dijelaskan prinsip dan kerja alat elektrolisis sederhana, lalu dimulailah proses remediasi limbah batik. limbah batik yang asalnya berwarna karena banyak mengandung Zat warna yang sangat mungkin membahayakan bagi manusia apabila tidak diolah terlebih dahulu. dengan metode yang sederhana menggunakan alat elektrolisis dengan mencelupkan dua elektroda platina yang satu sebagai anoda dan yang kedua sebagai katoda dengan arus dan voltase listrik tertentu hasilnya luar biasa, limbah batik yang berwarna pekat bisa menjadi jernih dalam waktu yang tidak terlalu lama. Prosesnya akan lebih cepat lagi ketika bapak Riyanto menembahakan sumber senyawa elektrolit dalam hal ini digunakan NaCl, waktu yang diperlukan untuk menjernihkan limbah batik tersebut menjadi lebih cepat.
Penemuan metode baru ini harapannya dapat membantu para pengrajin Batik terutama di Kab. Sleman khususnya dan tentunya umumnya untuk daerah lainnya di Indonesia seperti Solo, Pekalongan, Cirebon, Madura Kalimanatan dan sumatra sebagai penghasil batik khas masing-masing. semoga bermanfaat.
Penemuan metode baru ini harapannya dapat membantu para pengrajin Batik terutama di Kab. Sleman khususnya dan tentunya umumnya untuk daerah lainnya di Indonesia seperti Solo, Pekalongan, Cirebon, Madura Kalimanatan dan sumatra sebagai penghasil batik khas masing-masing. semoga bermanfaat.