SG Prodi Kimia Mendatangkan Assoc. Prof. Sim Yoke Leng
Studium Generale dengan tema Biofuel-Waste to Wealth yang diisi oleh Assoc. Prof. Sim Yoke-Leng ini dilaksanakan pada hari Selasa, 31 Mei 2016 pukul 13.00-15.0013.00-15.00 WIB di Auditorium Lt. 4 Gedung FMIPA UII, dengan MC Dhina Fitriastuty, M.Sc., moderator Nurcahyo Iman Prakoso, M.Sc dan dihadiri oleh sekitar 100 mahasiswa kimia dari berbagai angkatan. Assoc.Prof. Sim merupakan salah satu dosen di Department of Chemical Science, Faculty of Science, Universiti Tunku Abdul Rahman, Malaysia.
Dalam paparannya, Assoc. Prof. Sim menjelaskan bahwa saat ini ada 3 masalah besar yang dihadapi oleh Malaysia, yakni dari sektor udara, air dan sampah industri serta domestik. Satu tahun sekali, Malaysia menghadapi masalah besar karena polusi udara yang disebabkan oleh adanya kebakaran hutan di pulau Sumatra dan Kalimantan. Hampir sebagian besar anak-anak Malaysia tidak dapat ke luar rumah dan pergi bersekolah setiap musim kemarau tiba untuk mengurangi dampak dari polusi udara yang terjadi terhadap kesehatan mereka. Selain itu, polusi air juga terjadi di sungai dan laut dengan penyumbang polutan terbesar berasal dari sektor industri dan dari tempat pengolahan air limbah yang merupakan efek dari kegiatan manusia dan perkembangan industrialisasi.
Dalam paparannya, Assoc. Prof. Sim menjelaskan bahwa saat ini ada 3 masalah besar yang dihadapi oleh Malaysia, yakni dari sektor udara, air dan sampah industri serta domestik. Satu tahun sekali, Malaysia menghadapi masalah besar karena polusi udara yang disebabkan oleh adanya kebakaran hutan di pulau Sumatra dan Kalimantan. Hampir sebagian besar anak-anak Malaysia tidak dapat ke luar rumah dan pergi bersekolah setiap musim kemarau tiba untuk mengurangi dampak dari polusi udara yang terjadi terhadap kesehatan mereka. Selain itu, polusi air juga terjadi di sungai dan laut dengan penyumbang polutan terbesar berasal dari sektor industri dan dari tempat pengolahan air limbah yang merupakan efek dari kegiatan manusia dan perkembangan industrialisasi.
Permasalahan yang terakhir adalah berasal dari sektor pembuangan sampah, dimana sampah yang dihasilkan semakin banyak (sekitar 25000 ton pada tahun 2012 di Semenanjung Malaysia) namun hanya 5% yang dapat digunakan kembali sisanya, dibuang ke tempat pembuangan sampah, dibakar, terbuang melalui selokan dan lain-lain. Dari sekian jenis sampah, pembuangan sampah padat telah menjadi permasalahan yang semakin serius sebab lahan yang tersedia sebagai tempat pembuangan sampah semakin sempit sedangkan biaya untuk membangun tempat pembuangan sampah yang baru semakin meningkat. Selain itu, penampungan sampah di tempat pembuangan sampah menghasilkan gas metana yang berasal dari degradasi material-material organik dan emisi kabon yang dihasilkan selama transportasi sampah ke tempat pembuangan sampah dimana kedua senyawa tersebut termasuk sebagai ”greenhouse gases”.
Di sisi lain, pengelolaan tempat pembuangan sampah yang kurang baik juga menimbulkan masalah lingkungan yang sangat serius seperti ”bom waktu” misalnya dari segi emisi bau yang kurang sedap dan lindi yang terproduksi di sana. Sampah padat yang terbawa air selama musim hujan terkadang mengakibatkan tersumbatnya selokan air dan mengotori sungai. Lindi dari tempat pembuangan sampah juga terkadang masuk ke aliran air sungai, seperti kejadian pada September 2016 dimana lindi dari tempat pembuangan sampah di Semenyih mengkontaminasi Sungai Kembong dan Sungai Beranang. Padahal, Sungai Semenyih merupakan sumber dari salah satu tempat pengolahan air bersih untuk masyarakat.
Oleh sebab itu, untuk mengatasi sampah padat yang akan semakin meningkat jumlahnya ini, perlu dilakukan penelitian akan pemanfaatan sampah yang beberapa diantaranya adalah dengan mengubahnya menjadi sumber energi seperti biofuel, biochar, biodiesel, syngas, dan bioetanol. Sampah padat yang ada terlebih dahulu harus dipisahkan antara biomassnya dengan logam, kaca, kertas, plastik dan kayu. Biomass selanjutnya diolah menjadi berbagai jenis sumber energi sedangkan material lainnya digunakan ulang (recycle).
Pada akhir pemaparannya, Assoc. Prof. Sim menghimbau kepada mahasiswa untuk lebih peduli lagi terhadap lingkungan dan masa depan generasi berikutnya, salah satunya dengan mempelajari dan mengaplikasikan pengolahan sampah yang ramah lingkungan misalnya dengan mengubahnya menjadi sumber energi.
Di sisi lain, pengelolaan tempat pembuangan sampah yang kurang baik juga menimbulkan masalah lingkungan yang sangat serius seperti ”bom waktu” misalnya dari segi emisi bau yang kurang sedap dan lindi yang terproduksi di sana. Sampah padat yang terbawa air selama musim hujan terkadang mengakibatkan tersumbatnya selokan air dan mengotori sungai. Lindi dari tempat pembuangan sampah juga terkadang masuk ke aliran air sungai, seperti kejadian pada September 2016 dimana lindi dari tempat pembuangan sampah di Semenyih mengkontaminasi Sungai Kembong dan Sungai Beranang. Padahal, Sungai Semenyih merupakan sumber dari salah satu tempat pengolahan air bersih untuk masyarakat.
Oleh sebab itu, untuk mengatasi sampah padat yang akan semakin meningkat jumlahnya ini, perlu dilakukan penelitian akan pemanfaatan sampah yang beberapa diantaranya adalah dengan mengubahnya menjadi sumber energi seperti biofuel, biochar, biodiesel, syngas, dan bioetanol. Sampah padat yang ada terlebih dahulu harus dipisahkan antara biomassnya dengan logam, kaca, kertas, plastik dan kayu. Biomass selanjutnya diolah menjadi berbagai jenis sumber energi sedangkan material lainnya digunakan ulang (recycle).
Pada akhir pemaparannya, Assoc. Prof. Sim menghimbau kepada mahasiswa untuk lebih peduli lagi terhadap lingkungan dan masa depan generasi berikutnya, salah satunya dengan mempelajari dan mengaplikasikan pengolahan sampah yang ramah lingkungan misalnya dengan mengubahnya menjadi sumber energi.