Student Exchange Kimia:”Sebuah Cerita dari Rosnalia Widyan Kunjungi Chulalongkorn University”

Suatu hari ketika menjelang pengumuman, saya sempat kaget dan tidak menyangka kalau saya dinyatakan lolos dan akan berangkat ke Thailand. Sungguh sangat bahagia bisa menjadi salah satu delegasi Indonesia dari 21 delegasi yang terpilih, mereka adalah mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari UII, UGM, UMY, UNAIR, UNDIP, UNPAD, IPB, ITB, UI, dan Universitas yang lain. Pertukaran kali ini diikuti oleh Empat Negara ASEAN yang berasal dari Indonesia, Vietnam, Fhilipina, dan Thailand.
Pertukaran pelajarini di adakan Oleh Asean Youth Frienship Network (AYFN) di mana salah satu programnya adalah Asean Science Camp (ASC) yang dilaksanakan di Fakultas MIPA Universitas Chulalongkorn, Bangkok. ASC adalah program yang didesaign untuk mempersiapkan para pemuda ASEAN untuk meningkatkan kecakapan pengetahuan akademik, pemahaman budaya ASEAN, nilai-nilai sosial, dan bahasa dan juga factor penting lainnya untuk keberhasilan Komunitas ASEAN 2015.

Program ini berlangsung selama delapan hari yang dilakansanakan mulai jam 07.00 pagi sampai malam hari, disana kami menginap di sebuah hotel yang tidak jauh Universitas Chulalongkorn setiap hari bus kampus menjemput kami ke hotel dan diantarkan kembali ke hotel apabila program sudah usai. Selama mengikuti kegiatan pertukaran di Thailand saya merasa senang melihat antusias civitas akdemik FMIPA Chula serta mahasiswanya sangat antusias menyambut kedatangan Kami.
Banyak pengalaman yang saya dapat dengan mengikuti program ini, mulai dari membuat dan membentuk link, memperluas wawasan, juga memperbanyak teman dari berbagai negara. Setelah bertemu dan saling memperkenalkan diri kami lanjut dengan diskusi mengenai apa saja yang akan dilakukan selama di Thailand dan tentunya dalam bahasa Inggris. Awalnya saya hanya diam dan menyesuaikan tapi lama-kelamaan saya telinga dan mulut bisa menyesuaikan dan finally i can speak english well as I can. Keesokan harinya kegiatan pertama dimulai kami dijemput bus universitas Chula dan di antarkan FMIPA Chula, acara pertama adalah opening ceremony di jurusan kimia Chulalongkorn dan dilanjutkan dengan workshop tentang Asean Economic Community tujuannya untuk mempersiapkan komunitas Asean untuk dapat bersaing secara global setelah itu dilanjutkan workshop tentang manajemen bencana alam dan penanganan masalah lingkuangan yang sering terjadi di Masyrakat. Selain belajar dan tentang ilmu pengetahuan alam kami juga di perkenal kan budaya dan bahasa Thailand serta diperkenalkan mata uang Thailand serta rama (raja) yang pernah memimpin di Thailand. Begitu juga sebaliknya, kami mengajarkan mereka bahasa, budaya serta mata uang Indonesia.
Setelah tiga hari program di Thailand kami berangkat kepropinsi Kancahanburi yang terletak di perbatasan Thailand dan Miyanmar menggunakan Bus universitas Chula, sepanjang perjalan kami berkesempatan mengunjungi peninggalan perang dunia II, dalam sejarah yang pernah saya baca Thailand tidak pernah dijajah namun melihat peninggalan yang ada ternyata mereka juga kena dampak dari perang dunia II dimana efek yang ditumbulkan hampir sama dengan keganasan penjajajahan Indonesia ketika kerja rodi diterapkan adapun saksi perang dunia II di Thailand adalah rel kereta api yang dari kayu dan baja ringan sepanjang 415 KM, makam pahlawan dan museum sejarah. Setiba di di Kanchanburi river kwai park and resort kami beristrahat sejenak untuk melanjutkan kegiatan sampai malam hari, hari itu kami belajar tentang keanekaragaman insect dan burung tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman bahwa burung dan insekta berperan penting dalam menjaga keseimbangan rantai makanan di alam.
Hari ketiga di Kanchanaburi kami berkenjung sebuah tempat yang merupakan pusat kegiatan bina desa yang dikelola oleh masyarakat setempat, ini adalah salah satu kegiatan yang membuat saya terkesan, di sana saya menyaksikan langsung pengolahan sebuah pabrik rumahan yang mengolah minyak jelantah menjadi biodisel dan pembuatan sabun cair dan shampoo tidak hanya itu kami pun berkesempatan untuk dapat mengolahnya langsung, metode yang digunakan pun hampir sama dengan metode yang saya pelajari di Prodi Kimia UII. Di sana masayarakat pun sudah diperkenalkan untuk dengan berbagai jenis obat-obatan tradisional yang di tanam di area perkebuan yang kita kenal apotek hidup.
Setelah tiga hari di Kanchanaburi kami pun kembali ke Thailand, dan tibalah di malam terakhir yaitu farewell party yang dirangkai dengan penambilan budaya dari masing-masing Negara dan Alhamdulillah saya mendapat kepercayaan untuk menampilkan tarian tradisioanal dari Lombok pulau kelahiran saya yaitu tari sasambo. Kegiatan ini merupakan sebuah kehormatan bagi saya untuk memperkenalkan Prodi saya dan budayaIndonesia.
“ kerja keras serta usaha yang tidak kenal lelah adalah usaha terbaik untuk mendapatkan pengalaman yang berharga “
Banyak pengalaman yang saya dapat dengan mengikuti program ini, mulai dari membuat dan membentuk link, memperluas wawasan, juga memperbanyak teman dari berbagai negara. Setelah bertemu dan saling memperkenalkan diri kami lanjut dengan diskusi mengenai apa saja yang akan dilakukan selama di Thailand dan tentunya dalam bahasa Inggris. Awalnya saya hanya diam dan menyesuaikan tapi lama-kelamaan saya telinga dan mulut bisa menyesuaikan dan finally i can speak english well as I can. Keesokan harinya kegiatan pertama dimulai kami dijemput bus universitas Chula dan di antarkan FMIPA Chula, acara pertama adalah opening ceremony di jurusan kimia Chulalongkorn dan dilanjutkan dengan workshop tentang Asean Economic Community tujuannya untuk mempersiapkan komunitas Asean untuk dapat bersaing secara global setelah itu dilanjutkan workshop tentang manajemen bencana alam dan penanganan masalah lingkuangan yang sering terjadi di Masyrakat. Selain belajar dan tentang ilmu pengetahuan alam kami juga di perkenal kan budaya dan bahasa Thailand serta diperkenalkan mata uang Thailand serta rama (raja) yang pernah memimpin di Thailand. Begitu juga sebaliknya, kami mengajarkan mereka bahasa, budaya serta mata uang Indonesia.
Setelah tiga hari program di Thailand kami berangkat kepropinsi Kancahanburi yang terletak di perbatasan Thailand dan Miyanmar menggunakan Bus universitas Chula, sepanjang perjalan kami berkesempatan mengunjungi peninggalan perang dunia II, dalam sejarah yang pernah saya baca Thailand tidak pernah dijajah namun melihat peninggalan yang ada ternyata mereka juga kena dampak dari perang dunia II dimana efek yang ditumbulkan hampir sama dengan keganasan penjajajahan Indonesia ketika kerja rodi diterapkan adapun saksi perang dunia II di Thailand adalah rel kereta api yang dari kayu dan baja ringan sepanjang 415 KM, makam pahlawan dan museum sejarah. Setiba di di Kanchanburi river kwai park and resort kami beristrahat sejenak untuk melanjutkan kegiatan sampai malam hari, hari itu kami belajar tentang keanekaragaman insect dan burung tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman bahwa burung dan insekta berperan penting dalam menjaga keseimbangan rantai makanan di alam.
Hari ketiga di Kanchanaburi kami berkenjung sebuah tempat yang merupakan pusat kegiatan bina desa yang dikelola oleh masyarakat setempat, ini adalah salah satu kegiatan yang membuat saya terkesan, di sana saya menyaksikan langsung pengolahan sebuah pabrik rumahan yang mengolah minyak jelantah menjadi biodisel dan pembuatan sabun cair dan shampoo tidak hanya itu kami pun berkesempatan untuk dapat mengolahnya langsung, metode yang digunakan pun hampir sama dengan metode yang saya pelajari di Prodi Kimia UII. Di sana masayarakat pun sudah diperkenalkan untuk dengan berbagai jenis obat-obatan tradisional yang di tanam di area perkebuan yang kita kenal apotek hidup.
Setelah tiga hari di Kanchanaburi kami pun kembali ke Thailand, dan tibalah di malam terakhir yaitu farewell party yang dirangkai dengan penambilan budaya dari masing-masing Negara dan Alhamdulillah saya mendapat kepercayaan untuk menampilkan tarian tradisioanal dari Lombok pulau kelahiran saya yaitu tari sasambo. Kegiatan ini merupakan sebuah kehormatan bagi saya untuk memperkenalkan Prodi saya dan budayaIndonesia.
“ kerja keras serta usaha yang tidak kenal lelah adalah usaha terbaik untuk mendapatkan pengalaman yang berharga “