Pewarna rambut yang aman di-komersilkan pada tahun 1909 oleh seorang kimiawan asal Prancis, Eugene Schuller, dengan menggunakan bahan kimia paraphenylenediamine. Pewarna rambut sangat popular saat ini, lebih dari 7% perempuan mewarnai rambut mereka dan tak ketinggalan pula persentasi kaum pria yang mengikuti tren yang sama. Sebenarnya tahukah anda bagaimana pewarna rambut berkerja? Zat warna yang dihasilkan rambut adalah sebuah reaksi seri kimia antara molekul yang terdapat pada rambut dengan pigmen-pigmen yang reaksinya sama dengan peroxide dan ammonia yang dihasilkan.

Apa yang disebut dengan "rambut" ?

Rambut pada dasarnya adalah keratin, yaitu sejenis protein yang juga sama ditemukan pada kulit dan kuku. Warna alami pada rambut bergantung pada perbandingan dan jumlah dari 2 jenis protein yang terkandung di dalamnya. Dua jenis protein tersebut bernama Eumelanin dan Phaeomelanin. Eumelanin adalah zat yang berperan pada pewarnaan rambut coklat ke corak hitam sedangkan Phaeomelanin berperan pada pewarnaan rambut keemasan, kuning jahe, dan merah. Ketidakikutsertaan salah satu dari melanin tersebut akan mengakibatkan warna putih atau abu-abu pada rambut.

Pewarnaan Alami

Manusia telah mewarnai rambut mereka sejak ribuan tahun yang lalu dengan menggunakan tumbuhan dan mineral alami. Ada 2 kategori bahan yang digunakan untuk pewarnaan rambut tersebut yaitu :

Yang mengandung pigmen contohnya Inai dan kerak biji kacang kenari
Pemutih alami yang hasil reaksinya mengakibatkan rambut berwarna contohnya cuka (vinegar).
Pigmen alami pada umumnya bekerja degan cara menyelaput tangkai rambut dengan warna. Beberapa pewarna alami digunakan dengan cara yang sama seperti shampoo namun tidak membutuhkan waktu yang lama dan kepekatan yang tinggi seperti pada formula sintetis modern. Permasalahannya adalah sulit untuk mendapatkan hasil yang sama persis jika menggunakan bahan alami, ditambah lagi karakteristik beberapa orang yang alergi terhadap ramuan tradisional.
Pewarnaan Rambut Sementara

Rambut berwarna yang bersifat sementara atau permanen pada dasarnya disebabkan simpanan asam yang tercelup ke tangkai rambut bagian luar, atau bisa juga disebabkan karena molekul-molekul pigmen yang terdapat dalam tangkai rambut. Zat yang umum di gunakan pada proses ini adalah hidrogen peroksida, namun hanya dalam jumlah yang sedikit. Dalam beberapa kasus, pigmen warna buatan masuk kedalam tangkai rambut dan membentuk kompleks yang lebih besar di dalam tangkai-nya, . Namun sifat kesementaraan ini akan mudah hilang kita sering membasahi rambut atau keramas dengan shampoo yang tidak di-khususkan untuk rambut yang berwarna. Hal ini terjadi karena pewarna rambut tidak banyak mengandung ammonia yang menyebabkan tangkai rambut bagian atas tidak terbuka selama proses pewarnaan rambut sehingga sebenarnya pewarna rambut yang alami lebih mampu menahan produk pencuci atau shampoo jauh lebih baik.

Bagaimana Kesan Bercahaya Berkerja?

Bahan pemutih biasa digunakan untuk memberikan kesan bercahaya pada rambut. Reaksi pemutih dengan melanin di dalam rambut merupakan reaksi yang bersifat irreversible. Zat pemutih mengoksidasi molekul melanin. Namun, melanin masih tetap dapat ditemukan dalam bentuk hasil oksidasi yang telah berganti warna. Walau telah dioksidasi, warna rambut cenderung bercahaya dengan warna kuning muda, karena warna kuning merupakan warna alami dari zat keratin yaitu struktur protein yang terdapat pada rambut. Selain itu juga pemutih lebih mudah bereaksi dengan pigmen Eumelanin yang pekat dan Phaeomelamin, sehingga beberapa hasil sisa warna yaitu warna keemasan atau merah yang dapat terlihat kembali setelah pencahayaan. Salah satu zat yang digunakan sebagai kesan bercahaya adalah hydrogen peroksida .

Pewarna Rambut Tetap

Bagian luar lapisan dari tangkai rambut di sebut cuticle. Bagian ini harus terbuka sebelum pewarnaan. Sekali cuticle terbuka, reaksi pencelupan dengan bagian dalam rambut dan cortex, akan tersimpan dan mengganti warna baru. Kebanyakan pewarnaan rambut tetap atau permanent menggunakan 2 tahapan proses pewarnaan (biasanya terjadi bersama-sama). Proses yang pertama adalah mengganti warna asli rambut dan proses yang kedua adalah menyimpan warna barunya, dasar prosesnya sama seperti pada proses membuat efek bercahaya pada rambut, kecuali zat pewarna tersebut terikat dengan tangkai rambut.

Ammonia adalah zat kimia yang bersifat basa yang mampu membuka cuticle dan membiarkan pewarna rambut masuk ke dalam bagian cortex rambut. Ammonia juga bereaksi sebagai katalis ketika pewarna rambut permanen masuk bersama-sama dengan peroksida, kemudian peroksida mengganti posisi pigmen pada saat reaksi awal pergantian warna atau “pre-existing” atau disebut juga awal ketetapan warna. Pada saat itu, peroksida menghancurkan ikatan kimia pada rambut, melepaskan sulfur, dan kemudian memberikan karakteristik bau pada pewarna rambut.

Melanin yang telah ter-decolorinasi akan menjadi warna permanen yang baru karena telah membentuk ikatan dengan cortex rambut. Beberapa jenis alkohol serta condisioner juga dapat melakukan degradasi warna pada rambut, untuk condisioner prosesnya adalah penutupan cuticle setelah pewarna masuk kedalam selaput dalam dan kemudian mengikat warna baru.

Oleh        : Rahma Dewi

Sumber    : http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=129

Suatu saat nanti, anda mungkin akan melihat banyak anjing laut yang mengelilingi stasiun pengisian bahan bakar. Itu karena bukan aroma bensin, melainkan justru aroma pantai yang lebih terasa di SPBU.

John Kanzius, 63 tahun, telah berhasil menciptakan alternatif bahan bakar dari air laut. Secara kebetulan, teknisi broadcast ini menemukan sesuatu yang menakjubkan. Pada kondisi yang tepat, air laut dapat menyala dengan temperatur yang luar biasa. Dengan sedikit modifikasi, tidak menutup kemungkinan di masa depan, ini dapat di jadikan sebagai alternatif bahan bakar untuk kendaraan bermotor.

Perjalanan Kanzius menjadi inspirasi yang mengejutkan bermula ketika dia di diagnosis menderita leukimia pada tahun 2003. Dihadapkan dengan treatment kemoterapi yang melelahkan, dia memilih mencoba untuk menemukan alternatif yang lebih baik dalam menghancurkan sel-sel kanker. Kemudian di muncul dengan alat Radio Frequency Generator (RFG), sebuah mesin yang menghasilkan gelombang radio dan memancarkannya ke suatu area tertentu. Kanzius menggunakan RFG untuk memanaskan pertikel metal kecil yang dimasukkan ke dalam tumor, menghancurkan sel tumor tanpa merusak sel yang normal.

Tetapi, apa hubungannya antara kanker dengan bahan bakar air laut?

Selama percobaannya dengan RFG, dia menemukan bahwa RFG dapat menyebabkan air yang berada di sekitar test tube mengembun. Jika RFG dapat menyebabkan air mengembun, seharusnya ini dapat juga untuk memisahkan garam dari air laut. Mungkin, ini dapat digunakan untuk men-desalinitasi air laut. Sebuah peribahasa tua tentang laut, "air, air dimana-mana, dan tidak satu tetespun dapat diminum".

Beberapa negara mengalami kekeringan dan sebagian besar rakyatnya menderita kehausan, padahal 70% bumi adalah samudera yang notabene adalah air. Suatu metode yang efektif untuk menghilangkan garam dari air laut dapat menyelamatkan tak terhitung nyawa. Maka tidaklah heran jika Kanzius mencoba alat RFG-nya untuk tujuan desalinitasi air laut.

Pada test pertamanya, dia melihat efek samping yang mengejutkan. Ketika dia arahkan RFG-nya pada tabung yang berisi air laut, air itupun seperti mendidih. Kanzius lalu melakukan test kembali. Saat ini dengan kertas tisue yang terbakar dan menyentuhkannya ke dalam air laut yang sedang di tembak oleh RFG. Dia sangat terkejut, air laut dalam tabung terbakar dan tetap menyala sementara RFG dinyalakan.

Awalnya berita tentang eksperiment ini dianggap suatu kebohongan, tapi setelah para ahli kimia dari Penn State University melakukan percobaan ini, ternyata hal ini memang benar. RFG dapat membakar air laut. Nyala api dapat mencapai 3000 derajat Fanrenheit dan terbakar selama RFG dinyalakan.

Lalu bagaimanakah air laut dapat terbakar? Dan kenapa jika puntung rokok di lemparkan ke dalam laut tidak menyebabkan bumi meledak?

Ini semua berhubungan dengan hidrogen. Dalam keadaan normal, air laut mempunyai komposisi Natrium Klorida (garam) dan Hidrogen, oksigen (air) yang stabil. Gelombang radio dari RFG milik Kanzius mengacaukan kestabilan itu, memutuskan ikatan kimia yang terdapat dalam air laut. Hal ini melepaskan molekul hidrogen yang mudah menguap, dan panas yang keluar dari RFG memicu dan membakarnya dengan cepat.

Jadi akankah di masa depan nanti mobil atau motor memakai air laut daripada bensin?

Kalau teknologi ini benar-benar bisa terealisasi, dunia sudah tidak perlu khawatir lagi dengan krisis energi.

Bravo ilmu pengetahuan..!!!

Oleh       : Wahyu Riyadi

sumber   : http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=166

ChevronThe Future of Opportunities

Who is Chevron?
Headquartered in San Ramon – California USA and conducting business in 180 countries, Chevron is engaged in every aspect of the oil and natural gas industry, including exploration and production; refining, marketing and transportation; chemicals manufacturing and sales; and power generation.

In Indonesia, Chevron is working in partnership with BPMIGAS (Executive Agency for Upstream Oil and Gas Business Activities) for oil and gas business and Pertamina for geothermal business. It has long been  recognized as a significant oil and gas producer and geothermal and power provider.
To sustain profitable growth and build the organizational capability, Chevron in Indonesia is now searching for recent graduates and 4+ years related experienced Indonesian nationals who possess relevant  educational background, technical, and behavior competencies to join the company in  a number of opportunities.
Experienced:
S1 and Above
1. (ES-EXP/ES) Earth Scientist (Geophysics or Geology background)
2. (PE-EXP/PE) Petroleum Engineer (Petroleum Engineering background)
3. (DC-EXP/CE) Completion Engineer (Petroleum, Mechanical, and Chemical Engineering background)
4. (FE-EXP/FE) Facilities Engineer (Mechanical, Electrical, Chemical,  Civil or Instrument & Control background)
5. (OPS-EXP/MP) Maintenance Planner (Mechanical Eng. background)
6. (OPS-EXP/SIC) Supervisor Inspection & Certification (All Engineering background)
7. (OPS-EXP/FIS) QA Facility Inspection Specialist (All Engineering background)
8. (IT-EXP/BCP) IT Business Continuity & Planning Coordinator (Engineering or Information Management background)
9. (HES-EXP/SE) Safety Engineer (All Engineering background)
10. (HES-EXP/ENV) Environmental Engineer (All Engineering background)
11. (HES-EXP/ESO) Sr. Environmental Safety Officer/ESO (Mechanical,  Electrical, K3/Process Safety Design background)
12. (HES-EXP/IH) Industrial Hygienist (K3/Occupotional Health & Safety)
13. (SCM-EXP/PRO) Group Leader Procurement Operations (All background)
14. (SCM-EXP/FM) Group Leader Facility Management (All background)
15. (SCM-EXP/WH) Group Leader Warehouse (All background)

D3
1. (Ops-EXP/SO) Senior Operator/Operator (Mechanical, Electrical, Instrumentation background)
2. (Ops-EXP/TE) Senior Technician/Technician (Mechanical, Electrical, Instrumentation background)
3. (Ops-ExP/PDM) Predictive Maintenance Technician/Analyst (Mechanical Engineering background)
4. (OPS-EXP/MAC) Senior Machinist (Industrial Mechanical)
5. (DC-EXP/TA) Drilling Technical Assistant (Computer, Mechanical, Mining, Petroleum, Chemical, or Electrical Engineering background)
6. (ES-EXP/TA) Geoscience Technical Assistant (Computer, Mechanical,  Mining, Petroleum, Chemical, or Electrical Engineering background)
7. (PE-EXP/TA) Reservoir Tech. Assistant (Computer, Mechanical, Mining, Petroleum, Chemical, or Electrical Engineering background)
8. (LAB-EXP/LA) Laboratory Analyst (Geology Engineering background)
9. Experienced General Qualification:
   a. Strong & Related 4 years experienced.
   b. Good command of English.
   c. Willing to relocate to Chevron Operations (Sumatera/ East Kalimantan/Salak/Darajat)
Recent Graduate:
D3
1. (FDT-FG/SMO) Field Development Training-Sumatera Operation This training apprenticeship program is designed to equip trainees with related knowledge and skills needed to perform jobs in oil & gas field operations through classroom training and on-the-job assignment.
2. FDT General Qualification:
3. Diploma Degree/D3 (SMU/S1 will not be considered).
4. Major: Mechanical, Chemical, Electrical (Electronic,  Instrumentation; power), or Instrumentation.
   a. GPA minimum: 2.75
   b. Years of graduation: 2005 – August 2008
   c. Good command of English
   d. Willing to relocate to Chevron Operations

For detail qualification please see http://chevron.experd.com
How to apply:
Step 1:
Register to: http://chevron.experd.com/
Step 2:
Complete the registration form, and activate your account after received an activation email.
Step 3:
Login using your account and apply to one position which fit the most  with your qualifications before August 4, 2008
Selection Test:
 a. All applications are appreciated and will be treated confidentially.
 b. Only qualified, short-listed applicants will be invited for further process.
 c. Aptitude test for recent graduated will be conducted at Sumatra and Java.
 d. For more opportunity please see : http://chevron.experd.com

 

Prodi Kimia Sukses Menyelenggarakan Olimpiade se-wilayah III Cirebon
Pada hari Sabtu, 10 Mei 2008 Program Studi Ilmu Kimia bekerja sama dengan MAN Model Ciwaringin Cirebon Jawa Barat menyelenggarakan acara olimpiade kimia bagi pelajar tingkat Madrasah Aliyah (MA) se wilayah III Cirebon.

Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang pertama kali diselenggarakan di lingkungan madrasah aliyah khususnya yang ada di wilayah III Cirebon.   Peserta yang mengikuti olimpiade kimia berasal dari Kabupaten dan kota yang ada di wilahah III seperti kabupaten Cirebon, Majalengka, Kuningan, Indramayu dan Kodya Cirebon. 
Pada kegiatan tersebut jurusan Ilmu Kimia bertindak sebagai pembuat soal dan sekaligus juri olimpiade sedangkan untuk masalah teknis pelaksanaan diserahkan sepenuhnya kepada MAN Model Ciwaringin yang sekaligus sebagai tuan rumah.

Laboratorium Penelitian Kimia merupakan bagian dari unit Laboratorium Ilmu Kimia FMIPA UII. Laboratorium ini difungsikan sebagai layanan penelitian bagi mahasiswa tingkat akhir, dosen, ataupun civitas akademika di luar UII untuk mellukan research di bidang Ilmu Kimia. Juga Laboratorum ini digunakan juga untuk praktikum tingkat lanjut, seperti Praktikum Biokimia, Praktikum Kimia Organik, Praktikum Fitoikimia, Praktikum Kimia Instrumental 1 dan Praktikum Minyak Atsiri. Untuk memfasiitasi fungsi tersebut Laboratorium Penelitian Kimia dilengkapi dengan fasilitas yang memadai seperti:

1. Alat-alat Gelas yang lengkap.

2. Bahan Kimia yang Lengkap.

3. Evaporator.

4. Polarimeter.

5. Reflaktometer.

6. Spektrofotometer UV-Vis Single Beam Genesys.

7. Spektrofotometer UV-Vis Double Beam Hitachi.

8. Lemari Asam.

9. Metrohm CV.

10. Reaktor Minyak Atsiri Skala Laboratorium.

11. Oven.

12. Furnace.

13. Sentrifuger.

14. Timbangan Analitik.

Laboratorium Pendidikan Kimia merupakan bagian dari unit Laboratorium Ilmu Kimia FMIPA UII. Laboratorium ini sepenuhnya digunakan untuk keperluan praktikum mahasiswa. Fasilitas yang ada di dalam nya sangat mendukung untuk keberlangsungan praktikum yang baik. Adapun beberapa alat yang ada di Laboratorium Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut:

1. Meja Praktikum beserta kursi yang memadai

2. Bahan Kimia yang lengkap

3. Alat-alat Gelas yang lengkap

4. Evaporator Buchi

5. Reflaktometer

6. Polarimeter

7. Spektrofotometer UV-Vis Single Beam Genesys

8. Lemari Asam

9. pH-Meter

10. Automatic Titration

Laboratorium ini diperuntukan untuk pelaksanaan praktikum di lingkungan program studi Ilmu Kimia.