Industri bidang kimia termasuk di dalamnya proses dan teknik kimia merupakan salah satu bidang industri strategis yang terus menjadi perhatian dunia. Hal ini selain karena lebih dari 80% industri di dunia didominasi oleh industri kimia, juga karena teknologi dalam lingkup tersebut terus mengalami kemajuan. Industri kimia memegang peranan dalam menjamin kualitas industri dan kelestarian lingkungan hidup. Indonesia membutuhkan kemandirian industri kimia agar dapat bersaing di tengah kompetisi negara kekuatan ekonomi baru dunia.
Hal itu disampaikan Ketua Program Studi Kimia UII, Dr. Is Fatimah ketika menyambut delegasi yang hadir dalam International Conference on Chemistry, Chemical Process and Engineering (IC3PE) yang dilaksanakan di Auditorium Kahar Muzakkir pada Selasa (15/11). Acara tersebut merupakan ajang yang mempertemukan peneliti dan mitra industri yang bergerak di bidang kimia. Tema yang menjadi pokok bahasan seputar kimia hijau dan proses industri yang ramah lingkungan. Setidaknya terdapat 250 peserta yang terlibat dalam konferensi, baik dari dalam maupun luar negeri.
Dikatakan Is Fatimah, nilai strategis industri kimia sangat penting bagi kemajuan bangsa. Hampir semua proses industri tidak lepas dari komponen kimia. Sementara secara nasional kebanyakan bahan kimia masih mengandalkan pasokan impor dari pihak luar. Apabila terjadi kendala dalam hal impor, sedikit banyak akan mengganggu operasional industri kimia di dalam negeri.
Oleh karena itu, untuk mendorong kemandirian, para peneliti Indonesia perlu kreatif untuk menggali potensi bahan-bahan kimia yang diproses dari sumber daya alam lokal. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah namun belum digali secara maksimal potensinya. Hal ini memang tidak mudah namun tetap harus dilakukan guna menjamin tumbuhnya industri kimia nasional.
Wakil Rektor I UII, Dr.-Ing. Ilya Maharika, MA melihat konferensi ini memiliki tema yang menarik dan relevan dengan tantangan yang dihadapi saat ini terkait industri kimia. Ia berpendapat berkumpulnya para ahli di bidang kimia lewat konferensi ini akan menciptakan peluang untuk dapat saling bertukar ide dan inovasi demi kemajuan industri kimia nasional. Di samping itu, Dr.-Ing. Ilya Maharika juga berharap agar akademisi UII dapat memainkan peranan dalam memfasilitasi para peserta yang tertarik berkolaborasi dalam hal penelitian kimia dengan UII.
 Asian Global Innovation Challenge (A-GIC) 2016 adalah sebuah kompetisi bergengsi Se-Asia yang akan dilaksanakan di Universiy Teknologi Malaysia (UTM), Johor Bahru, Malaysia. Tahun 2016 ini, A-GIC mengambil tema "Domenstic Waste: From Trash To Gold". Setalah melalui seleksi Lokal Indonesia, maka diputuskan ada Lima kelompok yang lolos ke babak final tingkat regional Asia, ke-5 finalis itu adalah:
1. UII: Electrosynthesis of Ethanol from CO2 using Carbon Electrode.
2. UII: Eggshell Catalyst for Producing Biodiesel.
3. UII: Enhancement of Electrocoagulation and Electro-Assisted Phytoremediation (EAPR) Combined Process.
4. UII: Application of Biochar for Vegetable Waste to Treat Batik Waste.
5. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI): Conversion of Fly Ash to Zeolite and Its Application as Adsorbent and Catalyst.
Ke-5 Finalis ini berhak bertanding di babak berikutnya yang dilaksanakan di Universiti Teknologi Malaysia (UTM) pada Hari Sabtu, 19 November 2016 waktu setempat. Yang membanggakan dari capaian ini adalah, empat dari lima finalis yang lolos adalah dari Universitas Islam Indonesia dan satu-satu nya perguruan tinggi Swasta yang lolos mengkuti ajang A-GIC 2016. Tiga Kelompok dari UII adalah Mahasiswa Prodi Kimia, Kelompok pertama terdiri 3 orang, sebagai ketua Titis yang mengusung judul makalah: "Electrosynthesis of Ethanol from CO2 using Carbon Electrode". Sedangkan Kelompok Kedua berjumlah tiga orang mahasiswa yang diketua oleh Sapto yang mengambil tema makalah: "Eggshell Catalyst for Producing Biodiesel" dan tim terakhir dari prodi Kimia diketua oleh Febi mengusung Judul: "Enhancement of Electrocoagulation and Electro-Assisted Phytoremediation (EAPR) Combined Process".
dalam akun FB ACS cabang malaysia selaku penyelenggara berkomentar "Akankah Universitas Islam Indonesia (UII) memenangkan kompetisi tahun ini, setelah menjadi juara umum tahun lalu? Kita pasti melihat kinerja yang kuat dari mereka dengan empat dari lima finalis Indonesia dari uii. Kami yakin mereka akan menghadapi persaingan dari orang malaysia finalis dan thailand juga".
Kaprodi Kimia, Dr. Is Fatimah, sangat menyambut baik capaian prestasi ini, semoga bisa mengulang kesuksesan di ajang yang sama di tahun 2016 ini. amin.
 Pada tanggal 28 Oktober 2016, bertempat di Ruang Sidang FMIPA Lantai 1, telah diadakan diseminasi program pembentukan Chem Student Competition Center (CSCC) kepada seluruh dosen Prodi Kimia dan perwakilan dari lembaga mahasiswa tingkat prodi (HMK) dalam rangka Program Hibah Kompetisi Prodi yang diraih Prodi Kimia tahun 2016, dengan aktivitas CSCC. diseminasi ini dilaksanakan dalam rangka membahas dan mendiskusikan hal-hal terkait administrasi dan teknis dari CSCC.
Hadir sebagai pembicara koordinator Task Force, Dr. Dwiarso Rubiyanto, M.Si., yang menyampaikan konsep Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART),  Banyak sekali masukan yang didapatkan guna penyempurnaan CSCC.

Beberapa masukan dari para peserta diseminasi adalah perlunya dibentuk SOP untuk para pengurus CSCC dan terkait posisi CSCC terhadap lembaga mahasiswa yang sudah ada.

 
 
 
 Conference Of Indonesian Students Association In South Korea (CISAK) merupakan acara tahunan yang diadakan oleh mahasiswa Indonesia yang berada di Korea Selatan dibawah naungan organisasi Persatuan Pelajar Indoneisa (PPI).
Pada tahun ini, acara ini diikuti lebih dari 100 pelajar dari Indonesia untuk memaparkan penelitian-penelitian mereka yang bersifat solutif untuk kemajuan bangsa Indonesia. Tema yang diangkat pada acara ini adalah Encouraging Knowladge Collaboration for National Resilience Toward Asean Economic Community.
3 Tim dari Universitas Islam Indonesia (UII) terpilih menjadi peserta serta bertugas untuk memaparkan penelitian mereka pada acara tersebut yang berlangsung di kota Seoul. Tim tersebut berasal dari Fakultas Kedokteran (Faisal Ridho Sakti dan Galvin Giffari), Fakultas Matematika dan IPA (Rosnalia Widyan), dan Fakultas Ilmu Agama Islam (Rizaldi Saeful R). 2 Tim dari FK dan FIAI membawakan presentasi dalam bentuk poster, sedangkan perwakilan dari Fakultas MIPA membawakan penelitiannya dalam sesi oral.
Acara yang berlangsung selama dua hari ini, 3-4 September 2016, tidak hanya diisi dengan berbagai presentasi dari putra-putri terbaik bangsa yang terpilih, melainkan juga banyak sesi yang mendiskusikan tentang progres kemajuan negeri yang dibawakan oleh beberapa pakar. Sesi yang paling menarik adalah sharing session tentang tips-tips mendapatkan beasiswa di Korea Selatan yang diisi langsung oleh para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di negeri ginseng tersebut.