Judul di atas adalah status FB dari Kaprodi Kimia FMIPA UII, Dr. Is Fatimah, setalah mengikuti acara Syawalan Civitas Akademika Prodi Kimia 1436 H. Acara syawalan ini digagas oleh Prodi Kimia bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Kimia, Bidang Siar, dilaksanakan di pelataran parkir depan CEOS Kimia UII, Hari Jum'at, 7 Agustus 2015 dimulai pukul 16.00 WIB – Selesai. pada kesempatan tersebut, dihadirkan pembicara hikmah syawalan yaitu Bapak Ustadz Dimyati Ahmad.
Hadir juga pada acara yang hidmat tersebut, dari kalangan Dosen Prodi Kimia UII, Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D., yang Juga Dekan FMIPA UII. Riyanto, Ph.D., yang juga Kaprodi Pendidikan Kimia. Dr. Dwiarso Rubiyanto, M.Si., Tatang Shabur Julianto, M.Si., Muhammad Arsyik, M.Sc., Nurcahyo Iman Prakoso, M.Sc. dan di kalangan staf kimia, hadir Bapak Dwi Mahmudi, BA., Nur Isnaini, A.Md., Sigit Mujiarto dan Cecep Sa'bana Rahmatillah, S.Si.
Seperti terlihat di Status FB nya, Dr. Is Fatimah selaku Kaprodi Kimia sangat mengapresiasi terlaksananya kegiatan syawalan ini. "Saya sangat senang dan gembira dengan terlaksananya acara syawalan ini, acara-acara seperti ini harus tetap dilestarikan untuk membangun budaya silaturrahmi, saling memaafkan dan dapat meningkatkan Kohesifness diantara civitas akademika di lingkungan Prodi Kimia", tambahnya.
 
Ust. Dimyati Ahmad dalam penyampaian hikmah syawalannya, menyampaikan bahwa Syawwal itu berarti peningkatan, maka kalau kita ingin menjadi orang yang beruntung, maka hari ini harus lebih baik dari kemarin. ini sesuai hadits nabi :“Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”
Juga disampaikan ciri orang yang bertaqwa, yang terdapat dalam QS. Ali Imron: 133-136, Kita semua tentu ingin masuk surga. Untuk mencapainya kita harus mengetahui, bagaimana karakteristik para penghuninya, agar karakter tersebut bisa ada pada diri kita.

Di dalam Al Qur’an Allah subhanahu wata’ala telah menyebutkan beberapa karakteristik para penghuni surga, di antaranya di dalam surat Ali Imran, 133-135:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ * الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ * وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ *

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menginfakkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
Di dalam ayat ini disebutkan setidaknya enam karakteristik orang yang beriman.

Yang Pertama: Bertaqwa
Allah berfirman:

لِلْمُتَّقِينَ

“Bagi orang-orang yang bertaqwa.”
Taqwa sebagaimana yang telah kita ketahui bersama menjaga diri dari azab Allah dengan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya serta menjauhi apa yang Allah larang

Yang Kedua: Menginfakkan Harta di Kala Lapang maupun Sempit
Allah berfirman:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ

“Orang-orang yang menginfakkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit.”

Penghuni surga menunaikan apa saja yang diperintahkan untuk diinfakkan seperti zakat, shadaqah, dan tidak lupa pula nafkah bagi keluarga mereka. Tidak hanya di waktu lapang (banyak harta), namun ketika mereka ditimpa dengan kesempitan mereka tetap berinfak.

Yang Ketiga: Menahan Amarah

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ

” Orang-orang yang menahan amarahnya ”

Sebagian dari kita mungkin merasa takjub. Ternyata karakteristik penghuni surga adalah dia mampu menahan amarahnya. Suatu perkara yang mungkin terasa berat bagi sebagian orang. Betul?

Yang Keempat: Pemaaf

وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ

“Mema’afkan kesalahan orang lain.”

Ini juga perkara yang berat. Memaafkan dengan tidak menuntut balas meskipun mampu untuk melakukannya. Namun sebagai catatan, jangan memberi maaf dalam semua kondisi. Ada saatnya pemberian maaf hanya menambah kejahatan seseorang semakin menjadi-jadi. Yang seperti ini bukanlah pemberian maaf yang baik dan terpuji.

Yang Kelima: Bila melakukan Dosa, Ingat kepada Allah dan Mohon Ampun kepada Allah

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka”

Inilah karakteristik penduduk surga. Bila dia melakukan dosa, dia lantas mengingat Rabbnya dan segera meminta ampun.

Yang Keenam: Tidak Meneruskan Perbuatan Dosa ketika Mereka Mengetahui itu Dosa

وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”

Inilah karakteristik yang keenam dan terakhir dalam pembahasan ayat-ayat ini.
Sebagai tambahan, Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan bahwa terus-menerus melakukan dosa dalam keadaan seseorang itu tahu bahwa itu dosa akan menyebabkan dosa kecil menjadi besar. Oleh karena itu jangan anggap enteng dosa kecil, apalagi bila terus menerus dikerjakan

Jadi kesimpulannya, ada enam karakteristik penduduk surga yang disebutkan dalam ayat ini. Baiknya kita ulang sekali lagi agar kita ingat dan kita amalkan:
1. Bertaqwa
2. Menginfakkan Harta di Kala Lapang maupun Sempit
3. Menahan Amarah
4. Pemaaf
5. Bila melakukan Dosa, Ingat kepada Allah dan Mohon Ampun kepada Allah
6. Tidak Meneruskan Perbuatan Dosa ketika Mereka Mengetahui itu Dosa

Semoga Allah subhanahu wata’ala menganugerahkan kepada kita enam karakter mulia tersebut, dan memasukkan kita semua ke dalam surga-Nya.
Wallahu a’lam bishshawab.

 Perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa Tingkat Nasional 2015 akan resmi dilangsungkan pada 1-8 Agustus mendatang di Kampus Universitas Indonesia, Depok. Lomba MTQ merupakan salah satu perlombaan bergengsi tingkat nasional yang diikuti oleh mahasiswa seluruh Indonesia, memperlombakan berbagai macam kategori di bidang tilawah, tartil, tahfidz, karya tulis, dan aplikasi komputer Al-Qur’an.
Dalam rangka mengikuti perlombaan tersebut, Universitas Islam Indonesia melepas keberangkatan 22 mahasiswa MTQ dari berbagai fakultas, termasuk Titis Arini Afiati, mahasiswa Prodi Kimia FMIPA Angkatan 2012, bertempat di Ruang Sidang Utama Lantai 4 Gedung Rektorat UII GBPH Prabuningrat. Acara pelepasan pemberangkatan delegasi langsung diimpin oleh Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., dengan didampingi oleh Wakil Rektor III Dr. Abdul Jamil, SH., MH., dan Direktur Direktorat Pembinaan Bakat Minat dan Kesejahteraan Mahasiswa (DPBMKM) Beni Suranto, ST., M.Soft.Eng.
Dalam sambutannya Harsoyo menyampaikan bahwa setiap mahasiswa yang mengikuti MTQ adalah representasi dari UII, dengan kata lain apapun yang dilakukan nantinya akan mencerminkan UII sebagai institusi.
“Maka dari itu kepada setiap mahasiswa peserta MTQ untuk selalu menjaga integritas dan nama baik UII disana, terutama dalam hal menjaga nilai-nilai Keislaman”, ungkap Harsoyo.
Selanjutnya Abdul Jamil menambahkan terkait dengan upaya UII yang dalam waktu dekat akan membentuk suatu komunitas MTQ di UII. Dengan komunitas itu diharapkan akan mendorong prestasi mahasiswa dalam bidang Keislaman, disamping juga sebagai bentuk dakwah UII kepada mahasiswa.
Untuk diketahui bahwa 22 delegasi mahasiswa dengan 2 official dari UII tersebut akan mengiktui lomba MTQ yang terbagi dalam 12 kategori dari total 13 kategori yang dilombakan, sebagai penutup, atas Ridho dari Allah SWT semoga delegasi UII bisa meraih hasil yang terbaik.
 Mengawali aktivitas akademik setelah libur Idul Fitri 1436 H, sesuai kelender akademik, Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetauan Alam (FMIPA) pada tanggal 29 Juli 2015 s/d 8 Agustus 2015 menyelenggarakan Ujian Akhir Semester (UAS) pada semester genap Tahun Akademik 2014/2015 yang diikuti oleh semua mahasiswa Prodi Kimia FMIPA.
Yang menarik dari pelaksanaan UAS ini adalah UAS kali ini merupakan ujian yang pertama kali yang seluruh pelaksanaannya diselenggarakan di gedung baru FMIPA, karena pada ujian sebelumnya masih mempergunakan sebagian ruangan di gedung FTSP, demikian disampaikan Anang Susilo, A.Md. Kepala Divisi Akademik FMIPA di ruangan kerjanya (Selasa, 29/7/15).
Lebih lanjut Anang Susilo menjelaskan dengan penyelenggarakan ujian yang mempergunakan satu tempat (gedung) akan mempermudah koordinasi dari sisi teknis, misal para pengawas tidak perlu jalan jauh ketika akan melaksanakan tugas kepegawasan, sedangkan dari sisi fasilitas di Gedung Baru FMIPA sarana dan prasrananya serba baru, oleh karenanya mahasiswa yang mengikuti ujian akan merasa nyaman.

Menurut Viola, mahasiswa Prodi Kimia Angkatan 2012, ujian di gedung baru FMIPA sangat nyaman, karena serba bersih dan pencahayaannya bagus, cuma sedikit panas, karena kena sinar matahari, “mungkin perlu tirai”, katanya yang mengikuti ujian jam pertama di ruang IV/08.
Sementera itu dalam arahannya kepada panitia ujian, Dr. Is Fatimah, Ketua Program Studi MIPA menekankan bahwa pentingnya peningkatan pelayanan, sehingga peserta didik dan pendidik serta tenaga kependidikan yang terlibat pada proses belajar mengajar di FMIPA akan merasa nyaman, dengan merasa nyaman, pasti akan terwujud atmosfir akademik di FMIPA.
 Seperti di tahun-tahun sebelumnya, keluarga besar UII membuka hari pertama bekerja setelah libur panjang Idul Fitri 1436 H dengan mengadakan acara Syawalan yang diikuti oleh seluruh elemen sivitas akademika UII. Acara Syawalan berlangsung di Auditorium Kahar Muzakkir, kampus terpadu UII, Senin (28/7). Terdapat sebuah poin penting yang terefleksi dalam acara Syawalan di tahun ini. Selain sebagai ajang bersilaturrahmi dan saling memaafkan kesalahan di antara sesama keluarga UII, syawalan juga menjadi momen untuk meningkatkan dan memperbarui amanah kepada UII. Sebagaimana selaras dengan makna bulan Syawal yang berarti peningkatan, termasuk di dalamnya peningkatan amal ibadah dan semangat bekerja untuk kemajuan UII.
Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc dalam kata sambutannya berpesan agar segenap sivitas akademika UII dapat memaknai ibadah yang telah dijalankan sebulan penuh di bulan Ramadhan. “Ini menjadi momen yang tepat bagi kita untuk memperbarui kembali niat dalam hati kita untuk tetap mengisi bulan-bulan berikutnya dengan amalan-amalan yang positif seperti di bulan Ramadhan”, pesannya.
Menurut Rektor dimensi ibadah dalam Islam sangat luas. Bekerja pun dapat digolongkan sebagai ibadah jika dilandasi niat yang benar. Oleh karenanya, setiap muslim hendaknya bersungguh-sungguh. Selain itu, Rektor juga berpesan agar kegiatan keislaman yang cukup semarak di bulan Ramadhan dapat tetap dipertahankan dan menjadi bagian budaya akademis di UII.
Senada dengan pesan tersebut, Ketua Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII Dr. Ir. Luthfi Hasan, MS mengatakan, komitmen untuk memperbarui amanah kepada UII hendaknya juga menjadi perhatian sivitas akademika. Sebab tidak dipungkiri, persaingan di antara perguruan tinggi semakin hebat sehingga UII tidak boleh berpuas diri dengan capaian-capaian yang sudah dimilikinya saat ini.
“Sekarang sudah ada perguruan tinggi yang mulai memproyeksikan lulusannya untuk bekerja di lingkup ASEAN. Kualitas lulusan UII tentunya harus semakin meningkat dan eksistensi UII juga harus menguat di masyarakat, khususnya komunitas Islam”, tegasnya.
Sedangkan pengajian Syawalan diisi oleh Ustadz Umar Budiargo yang dalam ceramahnya juga banyak mengupas tentang pentingnya aspek keistiqomahan dalam beramal pasca Ramadhan. Acara kemudian dilanjutkan dengan pelepasan jamaah haji UII yang tahun ini berjumlah 22 orang. Semoga jamaah haji UII diberi kelancaran dan keselamatan dalam menunaikan ibadahnya hingga pulang kembali ke tanah air.

Segenap Pimpinan dan Civitas Akademika Program Studi Kimia Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia Mengucapkan:

 Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil mempertahankan sertifikat International Organization for Standarization (ISO) 9001:2008, yang merupakan standarisasi internasional terkait sistem manajemen mutu yang diakui sebagai standar di tingkat dunia. Penghargaan tersebut merupakan hasil penilaian secara keseluruhan terhadap penerapan sistem menajemen mutu yang ada di UII.
Sertifikat ISO tersebut berhasil dipertahankan UII setelah menjalani audit selama dua hari berturut-turut pada tanggal 8 – 9 Juli 2015 oleh Tim Auditor dari TUVRheinland. Penilaian mencakup sistem manajemen mutu di tingkat universitas, seluruh fakultas, dan juga semua direktorat di UII. Audit Leader, Dr. Sukamta (SKT) menyampaikan bahwa secara keseluruhan penerapan sistem manajemen mutu di UII telah berjalan dengan baik.
“Kami berusaha memberikan penilaian yang objektif, secara keseluruhan penerapan sistem penjaminan mutu di UII sudah sesuai, beberapa temuan hanya bersifat non-conformity minor.” Papar Dr. Sukamta.
Dr. Sukamta menjelaskan dengan telah diraihnya akreditasi A oleh mayoritas program studi di UII menjadi nilai lebih bagi UII, salah satunya adalah Program Studi Pendidikan Dokter yang berhasil meraih akreditasi A hanya dalam jangka waktu sekitar sebelas tahun sejak fakultas tersebut didirikan. “Hal tersebut terbukti dari jumlah pendaftar Fakultas Kedokteran paling banyak dibandingkan fakultas lain.” Ujar Dr. Sukamta.
Selain itu, UII juga memiliki perpustakaan yang berkualitas dan terakreditasi A sehingga sejajar dengan perpustakaan yang dimiliki kampus-kampus besar di Indonesia. keunggulan-keunggulan tersebut mendukung terwujudnya iklim akademik yang baik di UII yang berkomitmen menjadi World Class University. Hal tersebut menunjukkan  bahwa UII berhak atas sertifikat ISO 9001 versi 2008.
 Berdasarkan Surat Edaran Rektor UII,  dalam rangka menyambut Idul Fitri 1436 H / 2015 M, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut : Libur Idul Fitri tahun 1436 H, Tanggal 13 Juli 2015 sd. 24 Juli 2015, Kantor aktif kembali pada hari Senin, 27 Juli 2015. Acara Syawalan dan pelepasan Jama’ah Calon Haji Keluarga Besar Universitas Islam Indonesia tahun 2015 diselenggarakan pada :
 
Hari           : Senin, 27 Juli 2015
Jam            : 08.30 WIB sd. Selesai
Tempat      : Auditorium KH. Abdul Kahar Muzakkir, Kampus Terpadu UII Jl. Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta.

Kepada seluruh Pegawai dan Ketua Lembaga kemahasiswaan UII diundang untuk hadir pada acara tersebut.
Kepada Bapak/ibu/Saudara dimohon mensosialisasikan edaran ini pada unit yang dipimpin, dan agenda kegiatan akademis agar dapat menyesuaikan diri.

Segenap pimpinan Program Studi Kimia FMIPA UII menyampaikan selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H, Semoga amal dan ibadah kita selama bulan ramadhan menjadikan kita termasuk golongan orang-orang bertaqwa. Amien.

 http://lenteraiman.com/
Ramadhan bukan hanya bulan penuh berkah di mana umat Muslim menunaikan salah satu rukun Islam yakni ibadah puasa. Lebih dari itu, Ramadhan juga diyakini sebagai bulan turunnya ayat Al-Qur’an yang pertama kepada Rasulullah SAW di Gua Hiro sehingga pada momen tertentu umat Muslim memperingatinya sebagai malam Nuzulul Qur’an. Tradisi peringatan Nuzulul Qur’an dapat dijumpai di berbagai komunitas Muslim di seluruh dunia. Pada Ramadhan 1436 H di tahun ini, menjelang malam Nuzulul Qur’an, umat Muslim kembali diajak untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Sebab tidak bisa dipungkiri, aktualisasi nilai Al-Qur’an merupakan kunci untuk meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
“Sejarah turunnya Al-Qur’an di bulan Ramadhan erat kaitannya dengan peran Al-Qur’an sebagai kitab suci yang diyakini menjadi pedoman hidup umat Muslim di seluruh dunia sejak zaman Nabi hingga kini. Allah SWT pun memperjelas peran Al-Qur’an untuk menjadi petunjuk dan penjelas agar manusia mau berpikir”, ungkap Wakil Dekan FIAI UII, Dra. Sri Haningsih, M.Ag ketika berbincang dengan Humas UII di ruang kerjanya, Rabu (1/7). Oleh karena mengingat pentingnya peristiwa tersebut, sebagian umat Muslim kemudian mengadakan acara-acara khusus untuk kembali memperingatinya.
“Sayangnya karena ini menjadi acara tahunan, tidak sedikit peringatan malam Nuzulul Qur’an hanya menjadi seremonial yang cenderung kurang dalam menggali dan merefleksikan nilai-nilai penting di dalamnya”, ujar Sri Haningsih. Menurut dosen Prodi PAI UII ini, sudah semestinya umat Muslim kembali menghidupkan intisari peringatan Nuzulul Qur’an dengan penuh penghayatan dan muhasabah diri. Dengan cara ini diharapkan umat dapat kembali merasakan ruh kerinduan terhadap Al-Qur’an itu sendiri.
Selain itu hal lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana cara merefleksikan nilai Al-Qur’an dalam kehidupan nyata. Sebab jika kita meyakini bahwa Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, sudah semestinya kitab ini mampu menjawab berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompleks di dunia modern ini.
“Kuncinya terletak pada penerapan metode pemahaman dan penafsiran Al-Qur’an yang sesuai dengan tuntunan Islam. Untuk memahami hal itu kita dituntut untuk terus belajar di samping memahaminya secara komprehensif”, imbuh Sri Haningsih. Pemahaman dan penafsiran Al-Qur’an yang baik senantiasa merujuk pada hadist, ijma, dan qiyas di samping pengembangan tafsir kontemporer yang kini mulai dikaji. Sebab tanpa prasyarat tersebut, akan muncul pemahaman Al-Qur’an yang sifatnya parsial.
“Sementara pemahaman secara parsial tidak sesuai dengan tuntunan Islam karena ayat Al-Qur’an cenderung dipilih-pilih yang mana yang sesuai dengan kebutuhan atau kepentingan golongannya. Ini yang perlu kita hindari”, pungkasnya.
 Mahasiswi Kimia angaktan 2013 Universitas Islam Indonesia atas nama Rosnalai Widyan yang biasa disapa Widya salah satu Penerima Beasiswa Unggulan UII, kali ini saya berkesempatan menjadi salah delegasi Indonesia untuk mengikuti pertukaran pelajar ke Thailand. Ini adalah pengalaman kedua  saya untuk mengikuti sebuah kompetisi pertukaran pelajar, kompetisi   kali  ini lumayan  berat  menurut  saya karena harus membuat  essay  yang cukup  panjang  dalam bahas  inggris mengingat kemampuan bahasa  inggris saya  yang standar tapi saya berusaha menulis  di sela kesibuakan persiapan Ujian Tengah Semester dengan niat dan tekad yang kuat untuk dapat menjadi salah satu delegasi Indonesiaa khirnya saya dapat mengapply di hari terakhir pengumpulan berkas. Syarat yang lainnya adalah mengisi CV atau curriculum vitae, dalam CV itu terdapat pertanyaan mengenai pengalaman organisasi, sehingga saya cantumkan bahwa saya pernah mengikuti beberapa organisasi seperti Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas, Ikatan Lembaga Mahasiswa MIPA Wilayah III, kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia.
Suatu hari ketika menjelang pengumuman, saya sempat kaget dan tidak menyangka kalau saya dinyatakan lolos dan akan berangkat ke Thailand. Sungguh sangat bahagia bisa menjadi salah satu delegasi Indonesia dari 21 delegasi yang terpilih, mereka adalah mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari UII, UGM, UMY, UNAIR, UNDIP, UNPAD, IPB, ITB, UI, dan Universitas yang lain. Pertukaran kali ini diikuti oleh Empat Negara ASEAN yang berasal dari Indonesia, Vietnam, Fhilipina, dan Thailand.
Pertukaran pelajarini di adakan Oleh Asean Youth Frienship Network (AYFN) di mana salah satu programnya adalah Asean Science Camp (ASC) yang dilaksanakan di Fakultas MIPA Universitas Chulalongkorn, Bangkok. ASC adalah program yang  didesaign untuk mempersiapkan para pemuda ASEAN untuk meningkatkan kecakapan pengetahuan akademik, pemahaman budaya ASEAN, nilai-nilai sosial, dan bahasa dan juga factor penting lainnya untuk keberhasilan Komunitas ASEAN 2015.
 
Program ini berlangsung selama delapan hari yang dilakansanakan mulai jam 07.00 pagi sampai malam hari, disana kami menginap di sebuah hotel yang tidak jauh Universitas Chulalongkorn setiap hari bus kampus menjemput kami ke hotel dan diantarkan kembali ke hotel apabila program sudah usai. Selama mengikuti kegiatan pertukaran di Thailand saya merasa senang melihat antusias civitas akdemik FMIPA Chula serta mahasiswanya sangat antusias menyambut kedatangan Kami.
Banyak pengalaman yang saya dapat dengan mengikuti program ini, mulai dari membuat dan membentuk link, memperluas wawasan, juga memperbanyak teman dari berbagai negara. Setelah bertemu dan saling memperkenalkan diri kami lanjut dengan diskusi mengenai apa saja yang akan dilakukan selama di Thailand dan tentunya dalam bahasa Inggris. Awalnya saya hanya diam dan menyesuaikan tapi lama-kelamaan saya telinga dan mulut bisa menyesuaikan dan finally i can speak english well as I can. Keesokan harinya kegiatan pertama dimulai kami dijemput bus universitas Chula dan di antarkan FMIPA Chula, acara pertama adalah opening ceremony di jurusan kimia Chulalongkorn dan dilanjutkan dengan workshop tentang Asean Economic Community tujuannya untuk mempersiapkan komunitas Asean untuk dapat bersaing secara global setelah itu dilanjutkan workshop tentang manajemen bencana alam dan penanganan masalah lingkuangan yang sering terjadi di Masyrakat.  Selain belajar dan tentang ilmu pengetahuan alam kami juga di perkenal kan budaya dan bahasa Thailand serta diperkenalkan mata uang Thailand serta rama (raja) yang pernah memimpin di Thailand. Begitu juga sebaliknya, kami mengajarkan mereka bahasa, budaya serta mata uang  Indonesia.
Setelah tiga hari program di Thailand kami berangkat kepropinsi Kancahanburi yang terletak di perbatasan Thailand dan Miyanmar menggunakan Bus universitas Chula, sepanjang perjalan kami berkesempatan mengunjungi peninggalan perang dunia II, dalam sejarah yang pernah saya baca Thailand tidak pernah dijajah namun melihat peninggalan yang ada ternyata mereka juga kena dampak dari perang dunia II dimana efek yang ditumbulkan hampir sama dengan keganasan penjajajahan Indonesia ketika kerja rodi diterapkan adapun saksi perang dunia II di Thailand adalah rel kereta api yang dari kayu dan baja ringan sepanjang 415 KM, makam pahlawan dan museum sejarah. Setiba di di Kanchanburi river kwai park and resort kami beristrahat sejenak untuk melanjutkan kegiatan sampai malam hari, hari itu kami belajar tentang keanekaragaman insect dan burung tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman bahwa burung dan insekta berperan penting dalam menjaga keseimbangan rantai makanan di alam.
Hari ketiga  di Kanchanaburi kami berkenjung sebuah tempat yang merupakan pusat kegiatan bina desa yang dikelola oleh masyarakat setempat, ini adalah salah satu kegiatan yang  membuat saya terkesan, di sana saya menyaksikan langsung pengolahan sebuah pabrik rumahan yang mengolah minyak jelantah menjadi biodisel dan pembuatan sabun cair dan shampoo tidak hanya itu kami pun berkesempatan untuk dapat mengolahnya langsung, metode yang digunakan pun hampir sama dengan metode yang saya pelajari di Prodi Kimia UII. Di sana masayarakat pun sudah diperkenalkan untuk dengan berbagai jenis obat-obatan tradisional yang di tanam di area perkebuan yang kita kenal apotek hidup.
Setelah tiga hari di Kanchanaburi kami pun kembali ke Thailand, dan tibalah di malam terakhir yaitu farewell party yang dirangkai dengan penambilan budaya dari masing-masing Negara dan Alhamdulillah saya mendapat kepercayaan untuk menampilkan tarian tradisioanal dari Lombok pulau kelahiran saya yaitu tari sasambo. Kegiatan ini merupakan sebuah kehormatan bagi saya untuk memperkenalkan Prodi saya dan budayaIndonesia.
“ kerja keras serta usaha yang tidak kenal lelah adalah usaha terbaik untuk mendapatkan pengalaman yang berharga “
 Dalam rangka meningkatkan kecintaan antar civitas akademika Program Studi Kimia, dilaksanakan sebuah forum bersama, dan bertepatan momentum ramadhan dilaksanakan Kajian Ramadhan sekaligus Buka bersama. Kegiatan ini dilaksnakan pada hari Sabtu, 27 Juni 2015, bertempat di pelataran depan Laboratroium Terpadu FMIPA UII, dimulai pukul 16.30 WIB sampai selesai. Pada kesempatan tersebut, Kajian ramadhan dibersamai oleh Ust. Syafi'i Masykur, S.Ag., M.Hum. dengan menyampaikan sekelumit tentang Cinta.
Selain mahasiswa semua angkatan, hadir pula Dosen dan Staf Tenaga Kependidikan di lingkungan Program Studi Kimia. Isi kajian nya adalah sebagai berikut: Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai'an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai'an fa huwa `abduhu).
Kata Nabi juga,ciri dari cinta sejati ada tiga:
1. Lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain,
2. Lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan
3. Lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri.
 
 
Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Allah SWT, dengan membaca firman-Nya, lebih suka bercengkerama dengan Allah SWT
dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain. Dalam Qur'an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan "nggemesi". Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur'an, kerabat disebut al arham, dzawi al arham, yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih yang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur'an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. Cinta ra'fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat,
membelanya meskipun salah. Al Qur'an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33).
7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur'an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah-Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan-Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi.
8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha.