Riyanto, Ph.D. pria kelahiran Ngawi 41 Tahun yang Lalu ini, yang juga Dosen Tetap Prodi Kimia Fakultas MIPA, Universitas Islam Indonesia, pada Sabtu, 14 Maret 2015 resmi dilantik menjadi Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah melalui seleksi yang ketat, beliau lolos dan diamanhi sebagai Dewan Pendidikan Kab. Sleman.
Dewan pendidikan memiliki peran penting untuk memajukan pendidikan. Karena merekalah yang harus memberi rekomendasi pada Kepala Daerah untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di wilayah setempat. Hal ini disampaikan oleh Bupati Sleman Sri Purnomo pada Pengukuhan Dewan Pendidikan Kabupaten Sleman Periode 2015 – 2020, Sabtu (14/3).
"Adapun tugas dewan Pendidikan  antara lain menghimpun, menganalisa, dan memberikan rekomendasi kepada Bupati terhadap keluhan, saran, kritik, dan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan," ungkap Sri Purnomo.
Selain itu Dewan Pendidikan berfungsi untuk memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat kabupaten untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan.
Bupati berharap agar dewan dapat segera bekerja. Mengingat jumlah institusi pendidikan di Sleman yang cukup banyak. Menurut Sri mutu lembaga pendidikan wajib ditingkatkan secara terus menerus. Karena peserta didik mendapatkan pengalaman belajar formal terbanyak selama di sekolah.
Sri menambahkan bahwa peningkatan kualitas ini harus dimulai dari perbaikan SDM pengajar. Dimana guru adalah ujung tombaknya. "Oleh sebab itu, profesi guru harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang berkualitas dan bermartabat," tutur Sri.
Profesi guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting. Visi pendidikan yang harus dicapai oleh guru adalah menciptakan generasi penerus yang cerdas, komprehensif, dan kompetitif.
Dewan pendidikan harus peka untuk menampung aspirasi masyarakat, guru, dan siswa. Agar masukan yang diberikan pada Bupati bisa tepat sasaran dan efisien.

Adapun anggota Dewan Pendidikan, yaitu:
1. Avin Fadilla Helmi (ketua HIMPSI DIY),
2. Ahmad Burhani (anggota PGRI Sleman),
3. Purwanto (Dosen UGM),
4. Nursya'bani Purnama (Dosen UII),
5. Suyono (PD Muhammadiyah Sleman),
6. Didik Rinan Sumekto (Dosen Universitas Widya Darma Klaten),
7. Buchori (Ketua PD Muhammadiyah Sleman),
8. Riyanto (Dosen UII),
9. Sudiyo (ketua PGRI Sleman),
10. Bagus Sukendra (PD Muhammadiyah Sleman), dan
11. Nurjamil Dimyati (Ketua PC. NU Sleman).

Pengukuhan tersebut dihadiri pula oleh Sekda Sleman Sunartono, Asekda bidang Pembangunan Suyamsih, Wakil DPRD Sleman, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Arif Haryono.

 
Informasi lebih lanjut bisa melihat Kalender Praktikum di Papan Pengumuman Lab. Pendidikan Kimia, Lantai 1 Sayap Selatan, Gedung Lab. Terpadu UII

 Salah satu tugas penting seorang dosen di samping mengajar tentunya adalah menghasilkan karya penelitian. Hal ini merupakan wujud dedikasi dan komitmen seorang akademisi terhadap bidang ilmu yang ditekuninya. Dengan menekuni aktifitas meneliti dan mempublikasikannya dalam jurnal ilmiah, seorang dosen tidak hanya telah berkontribusi dalam pengembangan ilmu di bidangnya namun juga turut meletakkan pondasi bagi para peneliti lain yang konsen terhadap bidang tersebut. Sebagaimana ditunjukkan oleh salah seorang dosen asal Prodi Ilmu Kimia, FMIPA UII, Dr. Is Fatimah, S.Si., M.Si.
Ketekunan dan dedikasi yang ditunjukkannya selama bertahun-tahun dalam meneliti pemanfaatan lempung dalam bidang green chemistry telah menghantarkannya memperoleh berbagai macam hibah dan penghargaan bergengsi bagi para peneliti di tingkat internasional. Beberapa waktu lalu, ia menerima penghargaan sebagai peneliti terbaik dalam ajang 21st Science and Technology Award yang diselenggarakan oleh Indonesia Toray Science Foundation (ITSF). ITSF sendiri merupakan lembaga pemerhati sains yang dibentuk oleh sebuah perusahaan kimia asal Jepang. Penghargaan ini dinilai sebagai salah satu penghargaan prestis bagi para peneliti di bidang kimia.
Disampaikan oleh Dr. Is Fatimah bahwa pemberian penghargaan didasarkan pada rekam jejak yang dimiliki oleh peneliti dalam hal publikasi ilmiah yang terindeks dalam jurnal ilmiah internasional. “Di samping melihat H-index scopus dari para peserta, ITSF juga melihat konsistensi peneliti dalam mendalami riset yang menjadi core competency keilmuannya. Alhamdulillah konsistensi penelitian saya di bidang green chemistry, khususnya lempung menjadi parameter yang diapresiasi”, ujarnya.
Ia menambahkan, untuk dapat meraih penghargaan ia harus melewati tahap seleksi yang sangat ketat dari dewan penilai. “Dalam kategori award peneliti, saya harus bersaing dengan 16 peneliti dari perguruan tinggi negeri dan lembaga penelitian nasional. Semuanya sangat berkompeten dan riset-risetnya juga berkualitas sehingga memang tidak mudah”, katanya.
Di tahap akhir terpilih tiga peneliti terbaik untuk mengikuti seleksi wawancara yang diadakan di kantor ITSF pada 4 November 2014. “Proses wawancara adalah tahap akhir dari proses seleksi untuk meyakinkan bahwa peserta benar-benar sudah berkontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan yang memberikan terobosan khusus di bidangnya”, ujar wanita yang juga mendapat hibah penelitian (Research Grant in Basic Sciences) dari the world academy of sciences (TWAS).
Is Fatimah berharap prestasinya ini dapat turut memotivasi para dosen dan peneliti UII untuk rajin mempublikasikan karya ilmiahnya dalam jurnal internasional. “Sebenarnya kuncinya terletak pada diri kita sendiri, sejauh mana kemauan dan tekad kita untuk benar-benar menekuni bidang yang menjadi disiplin ilmu kita”, katanya.
Ia berbagi tips bahwa seorang dosen harus memiliki peta riset yang menggambarkan target penelitian apa saja yang ingin dicapainya dalam tahun-tahun ke depan. “Penelitian yang baik adalah penelitian yang memiliki unsur kebaruan. Sebaiknya meneliti itu jangan hanya sekedar untuk memenuhi angka kredit poin atau ikut-ikut penelitian orang lain”, tegasnya.
 
Satu lagi prestasi yang ditorehkan oleh mahasiswa Prodi Kimia UII dalam ajang Lomba PKM-KT Internal Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia. Adalah Fajar Nugraha, Mahasiswa Prodi Kimia, menjadi Juara 1 dalam ajang tersebut. Capaian ini tertuang dalam Pengumuman yang ditandatangani oleh Dekan Fakultas MIPA tertanggal 12 Maret 2015, dengan Nomor: 104/Dek/Div.AU/III/2015 tentang Pemenang PKM-KT Internal Fakultas MIPA UII Tahun 2015.
Fajar Nugraha meraih juara pertama dengan judul: "ZEKIE (Zeolite/Kitosan/Elektrokimia) Penghasil Biodiesel dari Minyak Jelantah".
 
Selain Fajar Nugraha, ada lagi Mahasiswa Prodi Kimia yang menyabet Juara Ke-3 di ajang yang sama, atas nama Ridho Hidayat. Ridho mengangkat judul: "Nata De Durio Skin untuk Menghasilkan Etanol Bertaraf Fuel Grades Sebagai Solusi Jitu Atasi Krisis Energi".
Dr. Is Fatimah Selaku Kaprodi Kimia mengungkapkan Kegembiraannya dengan raihan ini. "Semoga menjadi penyemangat yang mahasiswa lainnya untuk berprestasi" Ungkapnya.

 Dalam rangka pemilihan Mahasiswa Berprestasi tingkat Universitas Islam Indonesia, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, UII membuka kesempatan bagi putra/putri terbaik FMIPA UII yang memiliki prestasi tinggi baik prestasi kurikulerm kokulikuler maupun ekstrakurikuler untuk mengajukan diri sebagai Kandidat Penerima Beasiswa Mawapres Program Sarjana Tingkat UII.
Adapun Persyaratannya adalah:
1. Warga negara Republik Indonesia.
2. Terdaftar dan aktif sebagai mahasiswa program sarjana pada tahun kuliah yang sedang berjalan, maksimal semester VIII dan pada saat pemilihan Mawapres tingkat nasional belum dinyatakan lulus, serta berusia tidak lebih dari 23 tahun pada tanggal 1 Januari 2015 yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) yang masih berlaku.
3. Indeks Prestasi Kumulatif (IP seluruh mata kuliah yang lulus) rata-rata minimal 3,00.
4. Surat pengantar/ rekomendasi dari Dekan yang menyatakan bahwa mahasiswa yang diusulkan adalah pemenang pertama dan kedua hasil seleksi fakultas masing-masing
5. Belum pernah menjadi finalis pemilihan Mahasiswa Berprestasi tingkat nasional pada tahun sebelumnya.
Bagi yang berminat mengikuti program tersebut, disilahkan untuk mengirimkan berkas lengkap sesuai ketentuan paling lambat hari Kamis, 19 Maret 2015 di Sekretariat Dekanat.
 
info lebih lanjut silahkan klik di sini .

 Instrumentasi kimia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap penelitian, Pembelajaran dan Praktikum Civitas Akademika Prodi Kimia FMIPA UII. Hasil analisis menggunakan instrumentasi kimia merupakan bagian akhir dari aktivitas di laboratorium. Untuk mendukung hal tersebut, performa instrumentasi maupun pengoperasiannya harus dipastikan terjaga dengan baik. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan skill penguasaan instrumentasi kimia kepada staff Prodi Kimia. Dengan adanya skill instrumentasi yang baik diharapkan dapat meningkatkan kualitas penelitian dosen dan mahasiswa.
Maka dalam rangka Program Hibah Kompetisi Program Studi (PHK-PS) Internasionalisasi Prodi tahun 2015 Bacth II, Prodi Kimia FMIPA UII, melaksanakan Pelatihan Instrumentasi Kimia untuk staf.kegiatan tersebut dilaksanakan pada Hari Senin, 9 Maret 2015, bertempat di ruang sidang Laboratorium Penelitian Kimia dan Prakteknya dilaksanakan di ruang Intrumentasi masing-masing.
 
 
Dalam kegiatan tersebut Prodi Kimia menghadirkan pembicara sekaligus instruktur dari CV. Enviro Tech, Bapak Hery Kusworo, S.Si. dari Jakarta. Materi yang disampaikan pada pelatihan kali ini fokus pada Instrumentasi Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS) dan Gas Chromatogafy (GC) baik Teori maupun Praktek operasionalnya. Kedua alat tersebut merupakan intrumentasi alat baru yang dimiliki oleh prodi Kimia, dengan bantuan pembiayaan dari Program PHK-PS 2014 Bacth I.
Hadir dalam cara tersebut, Ketua Task Force PHK-PS IP 2015 Bacth II, bapak Dwiarso Rubiyanto, M.Si., alhamdulillah peserta yang hadir juga sesuai target yakni 20 peserta dari 24 undangan yang disebar, terdiri dari Dosen Prodi Kimia, Prodi D3 Analis Kimia, Prodi Pendidikan Kimia serta Laboran dari Lab. Kimia dan Lab. Instrumentasi Terpadu Universitas Islam Indonesia.
Download Materi Pelatihan:
 Sebagai tindak lanjut dari hasil Musyawarah Nasional Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) yang digelar di Bandar Lampung pada akhir 2014 yang lalu, segenap jajaran Dewan Pengurus Pusat (DPP) IKA UII Periode 2014-2019 mengikuti acara pelantikan di Auditorium Kahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII Yogyakarta, Ahad (8/3). Naskah pelantikan dibacakan langsung oleh Ketua IKA UII terpilih Periode 2014-2019, Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, SH., SU.
Acara pelantikan dihadiri oleh perwakilan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) UII dari berbagai kota di Indonesia, segenap jajaran pimpinan di lingkungan UII serta para alumni UII. Tampak hadir diantaranya Bupati Sleman, Drs. Sri Purnomo, M.Si., Wakil Bupati Gunung Kidul, Drs. Immawan Wahyudi, MH., Hakim Agung RI, Dr. Salman Luthan, SH., MH., Ketua Dewan Pembina Yayasan Badan Wakaf UII, Drs. Syafaruddin Alwi, MS., Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Dr. Ir. Lutfi Hasan, MS. dan Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc.
Dalam sambutannya, Prof. Mahfud MD mengajak para alumni UII untuk ikut memberikan pelayanan dan penguatan dalam menjaga kelangsungan bangsa dan negara Indonesia dengan memberikan nafas Islam sebagai rahmat bagai semesta alam. “IKA UII bertugas meng-IndonesIakan Islam, bukan meng-Islamkan Indonesia sebagai pengemban rahmatan lil 'alamin,” ungkapnya.
Dikatakan Prof. Mahfud MD, terdapat minimal dua prinsip dalam pengembangan dari rahmatan lil 'alamin, pertama dengan menjaga kesatuan dan keutuhan negara Republik Indonesia sebagai pijakan utama dalam menjalankan perjuangan. “Kita boleh melakukan kritik terhadap pemerintah yang sah tetapi tidak boleh sampai merusak negara. Boleh saja mengkritik polisi sampai presiden tetapi jangan sampai merusak,” paparnya.
Selain itu, prinsip yang kedua menurut Prof. Mahfud MD yakni alumni UII dapat dimana saja dalam upaya mencapai tujuan rahmatan lil 'alamin. Alumni UII menurutnya dapat aktif dimana saja, baik di Eksekutif, Legislatif, Yudikatif maupun diberbagai bidang profesi yang lain. Namun demikian, para alumni UII hendaknya tetap mempunyai tujuan yang sama.
Lebih lanjut Prof. Mahfud MD mengajak IKA UII untuk dapat lebih keras lagi dalam berjuang membawa nama UII. Menurutnya tantatangan kedepan akan berbeda bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yang mana akan semakin ketat.
Salah satu alumni UII yang juga Bupati Kabupaten Sleman, Drs. Sri Purnomo, MSi. beharap kerjasama antara UII dan Kabupaten Sleman dapat terus terjalin. “Kami berharap kerjasama antara UII dan Kabupaten Sleman dalam rangka memajukan dan mengembangkan dunia pendidikan, dunia kesehatan sekaligus juga pemberdayaan masyarakat dapat senantiasa terjalin,” ungkapnya.
Rasa trimkasih juga disampaikan Sri Purnomo kepada para alumni UII yang selama ini dinilainya telah ikut berperan membangun Kabupaten Sleman. Dicontohkan seperti dalam pembangunan sejumlah masjid di lingkungan Kabupaten Sleman yang sering memperoleh pendampingan dari para teknisi dari UII.
Sementara, Dr. Harsoyo dalam sambutannya menyinggung kiprah yang telah ditunjukkan para alumni UII, baik di kancah nasional, maupun lokal. Keberadaan alumni UII secara langsung memberi dampak sangat positif bagi perkembangan UII. Diungkapkan Dr. Harsoyo, sampai dengan Februari 2015 UII telah meluluskan sejumlah 76.029 orang alumni.
“Para alumni ini tentunya membutuhkan banyak bekal non akademik yang kami berharap para alumni yang telah berhasil dapat membantu mereka dengan memberikan dan membagikan pengalaman sehingga nantinya juga mampu berprestasi dan berkontribusi di masyarakat,” ungkapnya.

Acara pelantikan DPP IKA UII Periode 2014-2019 ditutup dengan launching Buku Jejak Aktivis yang ditulis oleh sejumlah alumni UII, diantaranya Zaenal Wafa dan Sholeh UG. Buku ini menyoroti betapa berpengaruhnya pendidikan, tauladan dan ketokohan yang diberikan para pendidik hingga mempengaruhi sikap dan perilaku mahasiswa hingga mereka meniti karir baik sebagai professional, akademisi, politisi, wirausahawan maupun sebgai tokoh masyarakat.

Ditulis oleh Gede Putra Adnyana

Kata Kunci: teori anorganik, Teori Biogenitik, Teori Duplex, Teori Pembentukan Gas Alam, Teori Pembentukan Minyak Bumi
 Minyak bumi, gas alam, dan batu bara berasal dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup, sehingga disebut bahan bakar fosil. Proses pembentukannya memerlukan waktu yang sangat lama sehingga termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Minyak bumi sering disebut dengan emas cair karena nilainya yang sangat tinggi dalam peradaban modern. Pertanian, industri, transportasi, dan sistem-sistem komunikasi sangat bergantung pada bahan bakar ini, sehingga berpengaruh pada seluruh kegiatan kehidupan suatu bangsa.
Minyak bumi dan gas alam merupakan sumber utama energi dunia, yaitu mencapai 65,5%, selanjutnya batubara 23,5%, tenaga air 6%, serta sumber energi lainnya seperti panas bumi (geothermal), kayu bakar, cahaya matahari, dan energi nuklir. Negara yang mempunyai banyak cadangan minyak mentah (crude oil), menempati posisi menguntungkan, karena memiliki banyak persediaan energi untuk keperluan industri dan transportasi, disamping pemasukan devisa negara melalui ekspor minyak. Minyak bumi disebut juga petroleum (bahasa Latin: petrus = batu; oleum = minyak) adalah zat cair licin, mudah terbakar dan sebagian besar terdiri atas hidrokarbon. Kandungan hidrokarbon dalam minyak bumi berkisar antara 50% sampai 98%. Sisanya terdiri atas senyawa organik yang mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang.
Ada tiga macam teori yang menjelaskan proses terbentuknya minyak dan gas bumi, yaitu:

(1) Teori Biogenetik (Teori Organik)

Menurut Teori Biogenitik (Organik), disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam terbentuk dari beraneka ragam binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mati dan tertimbun di bawah endapan Lumpur. Endapan Lumpur ini kemudian dihanyutkan oleh arus sungai menuju laut, akhirnya mengendap di dasar lautan dan tertutup Lumpur dalam jangka waktu yang lama, ribuan dan bahkan jutaan tahun. Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, dan tekanan lapisan batuan di atasnya, maka binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati tersebut berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.

(2) Teori Anorganik
Menurut Teori Anorganik, disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam terbentuk akibat aktivitas bakteri. Unsur-unsur oksigen, belerang, dan nitrogen dari zat-zat organik yang terkubur akibat adanya aktivitas bakteri berubah menjadi zat seperti minyak yang berisi hidrokarbon.

(3) Teori Duplex
Teori Duplex merupakan perpaduan dari Teori Biogenetik dan Teori Anorganik. Teori Duplex yang banyak diterima oleh kalangan luas, menjelaskan bahwa minyak dan gas bumi berasal dari berbagai jenis organisme laut baik hewani maupun nabati. Diperkirakan bahwa minyak bumi berasal dari materi hewani dan gas bumi berasal dari materi nabati.

Akibat pengaruh waktu, temperatur, dan tekanan, maka endapan Lumpur berubah menjadi batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari Lumpur yang mengandung bintik-bintik minyak dikenal sebagai batuan induk (Source Rock). Selanjutnya minyak dan gas ini akan bermigrasi menuju tempat yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya terakumulasi di tempat tertentu yang disebut dengan perangkap (Trap).
Dalam suatu perangkap (Trap) dapat mengandung (1) minyak, gas, dan air, (2) minyak dan air, (3) gas dan air. Jika gas terdapat bersama-sama dengan minyak bumi disebut dengan Associated Gas. Sedangkan jika gas terdapat sendiri dalam suatu perangkap disebut Non Associated Gas. Karena perbedaan berat jenis, maka gas selalu berada di atas, minyak di tengah, dan air di bagian bawah. Karena proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang lama, maka minyak bumi digolongkan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable).

Ditulis oleh Dewi siswanto

 Elektron duduk termenung, sesekali ia kayuhkan kedua kakinya agar ayunan bergerak perlahan. Ayunan yang sering disebut orbital merupakan tempat yang paling Elektron sukai. Jadi siapapun orang yang ingin menemukannya langsung saja menuju orbital. Walau demikian, tidaklah mudah untuk bertemu Elektron di sana. Tapi setidaknya orbitallah tempat kemungkinan Elektron melepaskan penatnya ketika ia berada di rumah atom.
“Mengapa aku selalu ingat Proton?” keluh Elektron seraya menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
“Apa yang salah dengan perasaan ini, tidak bolehkah aku tertarik padanya?” pertanyaan yang kesekian kalinya namun tak juga Elektron mengetahui jawabannya.
Elektron menatap jauh ke depan dan terhenti pada sebuah kamar yang biasa disebut nukleous. Tatapannya sarat dengan beban namun begitu tajam seakan ingin menembus dinding kamar dimana Proton berada.
“Seandainya aku adalah Neutron, pastilah hatiku sangat senang karena aku akan selalu dekat dengan Proton” gumannya lagi.
Elektron tinggal di sebuah rumah mungil bersama dua saudara angkatnya. Para tetangga memanggil rumah mungil itu dengan sebutan atom. Elektron adalah anak tertua. Kelahirannya dibantu oleh om J.J Thomson pada tahun 1897. Semenjak dalam kandungan dia sering dipanggil dengan nama sinar katoda karena Elektron merupakan anak yang diperoleh melalui tabung sinar katoda dan perkembangannya selalu dipantau oleh om William Crookes. Setelah lahir, ia diberi nama Elektron seperti yang diinginkan om G.J Stoney. Beratnya ditimbang oleh om Robert Milikan ternyata hanya 9,11 x 10-28 gram.

Adiknya yang pertama bernama Proton. Kelahirannya dibantu oleh om  E. Rutherford pada tahun 1906. Dia lebih gendut dibandingkan Elektron karena massanya 1837 kali dari massa Elektron yaitu 1,673 x 10-24 gram.

Pada tahun 1932, Elektron mempunyai adik kedua yang diberi nama Neutron. Om James Chadwick yang membantu kelahirannya. Dia hampir sama gendutnya dengan Proton karena massanya adalah 1,675 x 10-24 gram.

Walaupun mereka bersaudara dan tinggal bersama dalam rumah atom tetapi karakter ketiganya berbeda. Elektron paling tidak suka berada di dalam rumah. Baginya dunia terasa sempit jika hanya memandang tembok-tembok yang memisahkannya dengan dunia luar. Berkeliling di halaman rumah lebih mengasyikkan, Elektron dapat berjalan-jalan di taman, memandang bunga-bunga yang berkembang dan menghirup keharumannya. Saat pagi tiba, mentari akan menyusupkan kehangatannya sehingga Elektron semakin bersemangat untuk terus beraktifitas. Biasanya, Elektron akan bersepeda melalui lintasan yang disebutnya sebagai orbit. jika dia merasa lelah maka Elektron beristirahat dalam orbital. Keaktifan Elektron dianggap perilaku yang negatif oleh keluarganya.

Lain lagi dengan kedua adiknya, mereka lebih suka di dalam kamar. Kamar itu mereka sebut dengan nucleus karena itulah mereka berdua dinamakan nucleon. Walaupun begitu, Elektron tahu jika Proton terkadang tertarik dengan aktifitasnya. Sehingga mereka sering mencoba bertemu untuk saling berbagi hati. Sedangkan Neutron dia sangat cuek. Apapun yang terjadi di dalam rumah atom, dia  netral-netral saja.

Bagi keluarga atom, sifat pendiam Proton merupakan sifat yang dianggap positif. Namun bagi Elektron, Proton mempunyai karisma yang membuatnya  terlihat sempurna dibandingkan Neutron. Adanya perbedaan karakter antara Elektron dan Proton membuat mereka saling tertarik. ketertarikan inilah yang membuat beban bagi keduanya karena semestinya itu tidak ada.

~ *** ~

“Aku mohon Proton, cobalah kamu mengerti perasaanku” kata Elektron.

“Maaf Elektron, tanpa kau katakanpun aku tahu perasaanmu karena akupun merasa demikian, tapi itu tak mungkin” jawab Proton setengah tersedu menahan tangisnya.

“Jikalau kita bersatu, maka takkan ada rumah atom lagi” lanjut Proton lirih.

Elektron terdiam, dia paham sekali tak mungkin Proton meninggalkan nukleous. tapi ia juga tak mungkin menghapus ketertarikannya pada Proton dengan mudah, Mengacuhkannya saja membuat rasa menjadi gundah. Apalagi harus jauh darinya, pastilah rindu itu ada. Rindu pada perhatiannya, rindu pada cerita manjanya, rindu dengan tatapan penuh rasa rahasia yang dalam.

“Ya sudahlah, biarkanlah perasaan ini tetap ada, toch aku masih bisa memandangmu meski tak mampu bersamamu” ujar Elektron kemudian.

“Kamu tahu Proton, hanya kaulah yang sering datang dalam mimpiku dan memang hanya menjadi mimpiku….” lanjut Elektron menegaskan apa yang dirasakannya selama ini.

Keduanya kini terdiam, diam oleh ketidakberdayaan akan sebuah perasaan yang entah kapan hadir diantara keduanya. Namun mereka paham, kebahagiaan tidak selalu harus menjadi satu tetapi saling mengingatkan ketika salah, memotivasi ketika lelah, memberikan nasehat bijak ketika gundah, semoga semuanya menjadi ajang untuk ibadah. Dari perbedaan inilah yang akan menjadikan mereka dalam satu-kesatuan di rumah atom sehingga mereka dapat menempati posisi, tugas dan fungsinya masing-masing demi berputarnya dunia yang indah.

 Perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil memperoleh akreditasi A dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) berdasarkan sertifikat akreditasi perpustakaan nomor 29/1/ee/XII.2014. Raihan prestasi ini berhasil ditorehkan karena para asesor menilai Perpustakaan UII memiliki beberapa keunggulan dan sistem manajemen mutu yang baik. Sebagai gudang ilmu sekaligus jantung aktifitas akademik di kampus, keberadaan perpustakaan terakreditasi tentunya sangat penting guna menunjang pembelajaran di perguruan tinggi.
Akreditasi nasional perpustakaan pada dasarnya merupakan cerminan dari kualitas pelayanan sekaligus kelengkapan infrastruktur dan koleksi perpustakaan. Adanya akreditasi ini tidak lain sebagai legitimasi yang kredibel dan juga menjadi salah satu indikator penting bagaimana suatu eksistensi institusi pendidikan dapat memahami dinamika secara komprehensif.
Disampaikan oleh Kepala Perpustakaan UII, Joko Sugeng Prianto, SIP, M.Hum bahwa raihan akreditasi ini semata-mata adalah karunia Allah SWT yang patut disyukuri oleh segenap sivitas akademika UII. “Kita patut bersyukur karena Perpustakaan UII yang notabene adalah perpustakaan universitas swasta mampu menunjukkan kualitas yang sejajar dengan perpustakaan yang dimiliki oleh universitas negeri. Ini semua tidak terlepas dari kerja keras teman-teman semua”, ungkapnya.
Ia menceritakan awal rangkaian akreditasi perpustakaan dimulai dengan adanya rencana kunjungan asesor Perpusnas RI yang dijadwalkan pada awal bulan Desember 2014. Selama masa tunggu itu, pihaknya intens mempersiapkan berbagai dokumen penunjang kelengkapan akreditasi. Di samping itu, ia juga menjalin komunikasi dengan pimpinan UII dan pihak Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY untuk memperoleh masukan dalam penyiapan akreditasi tersebut. “Masukan dan dukungan pimpinan UII serta pihak BPAD DIY sangat bermanfaat dalam menguji kesiapan kami sebelum menjalani akreditasi”, ujarnya. Adanya audit mutu internal yang rutin dilakukan di UII juga turut memberikan kesiapan mental dan material sebelum menjalani visitasi dari asesor.
Ketika disinggung tentang poin apa saja yang mendapat penilaian positif selama akreditasi, ia membeberkan bahwa setidaknya terdapat sembilan indikator penilaian akreditasi yang dilihat asesor, seperti aspek layanan, kerjasama, kelengkapan koleksi, pengorganisasian materi perpustakaan, SDM, sarana prasarana, dsb. “Poin tertinggi dari penilaian disumbangkan oleh kualitas layanan perpustakaan, kelengkapan koleksi, dan SDM. Di ketiga penilaian ini kita mendapat skor yang tinggi”, tambahnya.
Selain itu, pihak asesor juga mengapresiasi inisiatif Perpustakaan UII yang tengah mengembangkan software untuk menilai angka kredit pustakawan, yang masih tergolong baru di bidangnya. Sementara SDM Perpustakaan UII juga diapresiasi karena telah banyak pustakawan UII yang mengantongi gelar pendidikan dari sarjana hingga magister sesuai dengan bidang ilmunya.
Ke depan, ia ingin agar raihan akreditasi ini tidak berhenti sampai di sini. “Kami akan terus mengembangkan diri agar Perpustakaan UII dapat memberi kontribusi maksimal. Fokus pengembangan ada di dalam peningkatan kualitas layanan, SDM, dan koleksi jurnal online yang kita miliki”, pungkasnya.