Kegiatan Puncak dari Program Chemistry Day 2016 Prodi Kimia dihelatnya Kunjungan Industri untuk mahasiswa kimia semester 1 angkatan 2016 dan panitia yang meliputi angkatan 2014 dan 2015 yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Oktober 2016, Acara ini di mulai pada Pukul 09.00 – 11.0009.00 – 11.00 WIB yang diikuti oleh 137 orang sebagai peserta dan 6 orang panitia serta 25 orang dosen dan asisten pendamping, Acara ini  diadakan oleh prodi kimia, Universitas Islam Indonesia untuk mengenalkan dunia industry pada mahasiswa baru dan melihat secara langsung praktik industri minyak kayu putih.
Kunjungan Industri Kimia Minyak Atsiri Di Sendang Mole tahun ini telah diupayakan dengan semaksimal mungkin agar dapat berjalan dengan baik untuk memotivasi dan memberikan pengalaman tentang dunia dapat bermanfaat secara optimal bagi mahasiswa prodi kimia pada khususnya dan mahasiswa UII pada umumnya.
Secara umum, Kunjungan Industri Kimia Minyak Atsiri Di Sendang Mole berjalan lancar. Antusiasme mahasiswa kimia UII terhadap acara ini cukup tinggi, dibuktikan dengan hanya 2 mahasiswa saja yang tidak ikut. Ini dikarenakan mereka sakit.
 
Para peserta KI berangkat dari kampus terpadu UII pukul 07.30 WIB dan dalam 2 jam para peserta sudah tiba di Pabrik Minyak Kayu Putih Sendang Mole, Gading Gunung Kidul. Sesampainya di sana, para peserta disambut dengan hangat oleh para pegawai yang bertugas pada hari itu. Tidak beberapa lama, kami diterima oleh kepala pabrik dan dijelaskan mengenai hal-hal terkait produksi, isolasi, bahan baku dan lain sebagainya. Setelah paparan selesai, rombongan diajak berkeliling pabrik, mulai dari ketel untuk penyulingan, tempat bahan baku, ruang produksi uap dan tekanan serta ruang penampungan hasil minyak kayu putih. Minyak kayu putih yang dihasilkan merupakan minyak dengan kualitas curah yang siap dijual, bukan minyak dengan kualitas tinggi. Setelah rangkaian tour di pabrik selesai rombongan memohon pamit untuk menuju ke pantai Indrayanti.
Hujan deras menemani perjalanan menuju pantai Indrayanti. Sesampainya di Indrayanti para peserta dihimbau untuk makan siang terlebih dahulu lalu mengikuti Kegiatan Outbond sederhana serta bermain air di pantai sampai pukul 16.00 WIB. Tepat pukul 17.00 WIB para peserta kembali ke bus dan siap pulang kebali ke kampus UII. Pada pukul 20.00 para peserta sampai di kampus terpadu UII dengan sehat dan selamat.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas  terlaksananya Kunjungan Industri Kimia Minyak Atsiri Di Sendang Mole secara keseluruhan sehingga acara dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah dirancang sebelumnya. Semoga acara yang telah dilaksanakan dapat lebih berarti dan dapat diiringi dengan implementasi dari seluruh mahasiswa. Amiin.
 
 
 
 
 
 

Tata tertib dan aturan yang diterapkan pada kegiatan Kunjungan Industri Mahasiswa Program Studi Kimia 2016 sebagai berikut :
1)    Setiap mahasiswa dan mahasiswi wajib mengikuti kegiatan Kunjungan Industri berupa Kunjungan ke Pabrik Minyak Kayu Putih, Sindang Mule, Gunung Kidul, yang diadakan oleh Program Studi Kimia Universitas Islam Indonesia sebagai bagian dari Syarat Pengambilan mata kuliah PKL di Program Studi Kimia kimia.
2)    Izinhanya diberikan kepada mahasiswa dan mahasiswi dengan ketentuan :
       a.    Sakit (dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter)
       b.    Menunaikan ibadah di tanah suci (umroh)
       c.    Keluarga inti meninggal dunia

Khusus pelaksanaan kegiatan Kunjungan Industri mengikuti tata tertib sebagai berikut :
1)    Mahasiswa wajib berangkat dan pulang bersama rombongan (tidak diperkenankan membawa kendaraan sendiri). Pemberangkatan pada hari Sabtu tanggal 8 Oktober  2016 dengan menggunakan bus yang sudah disediakan oleh Program Studi Kimia.
2)    Mahasiswa berkumpul di depan gedung Laboratorium Terpadu, kampus terpadu UII Jl. Kaliurang KM 14.5  pukul 6.30 WIB, dilanjutkan cheking oleh panitia & berangkat tepat pukul 07.00 WIB. Bagi yang ketinggalan maka harus hadir ke lokasi sendiri.
3)    Mahasiswa wajib membawa (diberi keterangan nama pemilik):
       a.    Jas Almamater
       b.    Mamakai Sepatu
       c.    Memakai Kaos Seragam (bisa diambil mulai jam 13.00 WIB, Jum'at, 7 Oktober 2016)
       d.    Baju Ganti
       e.    Obat-obatan probadi
       f.    bawa sandal (bila diperlukan)
       g.    Jas Hujan (bila diperlukan)
4)    Ketentuan khusus :
a)    Mahasiswi
        i.    Mahasiswi wajib berpakaian muslimah rapi
        ii.   Menggunakan rok dan celana panjang (sebagai dalaman)

b)    Mahasiswa
        i.    Mahasiswa Wajib Berpakaian Sopan

 
Hari Jum’at, 30 September 2016 lalu Prodi Kimia kembali mengadakan acara yang  berjudul International Guest Lecture dengan tema Selected Aspects of Environmental Geochemistry. Acara ini berlangsung sejak pukul 14.00-16.00 WIB dengan diikuti oleh mahasiswa kimia dari angkatan 2013-2016 yang berjumlah kurang lebih 100 orang dan bertempat di ruang Auditorium Lt.4 Gedung Baru MIPA. Narasumber/pembicara yang sekaligus menjadi dosen tamu dalam acara ini adalah Prof. Dr. Hans Ruppert, Environmental Geoscientist in Dept. of Sedimentologi & Environmental Geology and Director of The Interdisciplinary Centre for Sustainable Development, University of Göttingen). Beliau merupakan seorang geoscientist yang ahli di bidang sedimen danau dan lumpur, sejarah lingkungan dan polusi saat ini di pegunungan Harz (Jerman), penggunaan area terkontaminasi, polusi atmosfer dan lain-lain. Dalam materinya ini, Prof. Hans banyak menjelaskan peranan kimia dalam dunia geologi.
Rangkaian acara kali ini dibuka oleh MC, Dhina Fitriastuti, M.Sc., dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Cecep Sa’bana R., S.Si., dan diikuti dengan sambutan oleh Kaprodi Kimia, Dr. Is Fatimah. Dalam sambutannya, Dr. Is Fatimah menyatakan rasa terimakasihnya atas kehadiran Prof. Hans Ruppert dan diharapkan materi kali ini menambah wawasan mahasiswa kimia mengenai peranan kimia dalam bidang geologi lingkungan. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh pembicara yang secara menarik menyampaian beberapa materi terkait hubungan antara air, tanah, udara dan makhluk hidup, emisi karbon dioksida, perubahan musim, sejarah pegunungan Harz, serta beberapa kasus kontaminasi logam berat.
 
Dalam penjelasannya, Prof. Hans menyatakan bahwa seluruh kompartemen di bumi seperti atmosfer, pedosfer, hidrosfer, litosfer dan biosfer sangat berkaitan erat dan saling berhubungan satu sama lain melalui aliran perubahan energy, momentum, dan material. Sebagai contoh, aliran emisi gas CO2 di dunia yang berasal dari aktivitas manusia dimana +91% berasal dari kegiatan industry dan 9% berasal dari penebangan dan pembakaran hutan, dari semua yang dilepas tersebut, sekitar 29% diserap oleh tumbuhan, 26% diserap kembali oleh berbagai organism di laut dan 44%-nya terlepas bebas ke atmosfer bumi. Emisi CO2 yang terbebas di atmosfer ini terkait erat dengan fenomena perubahan musim di dunia (yang menimbulkan dampak fisik seperti banjir, kekeringan yang berkepanjangan, gelombang panas, melelehnya es di kutub dan lainnya) yang terjadi saat ini. Di mana fenomena tersebut nantinya juga akan berpengaruh pada juga kehidupan manusia seperti menimbulkan adanya penurunan hasil pertanian, kelaparan, malnutrisi, menurunnya pendapatan di sector pertanian dan perikanan yang meningkatkan angka kemiskinan, kelangkaan air dan lain-lain. Contoh lainnya yang menunjukkan hubungan antara berbagai kompartemen di bumi adalah terjadinya kebakaran hutan di Indonesia, baik yang diakibatkan oleh adanya lahan gambut maupun aktivitas negative manusia yang secara sengaja membakar hutan guna membuka lahan. Pengaruh kebakaran hutan ini sangat jelas terlihat di mana masyarakat harus dihadapkan dengan munculnya asap yang banyak mengandung zat-zat volatile yang bersifat toksik bagi manusia seperti fenantrena, pirena, benzoapiren dll.
Prof. Hans juga menjelaskan bahwa ilmu kimia sangat berperan dalam bidang geologi, misalnya berbagai analisis senyawa kimia sangat berperan dalam penentuan usia suatu sedimen dan batuan serta hasil analisis tersebut merupakan dasar bagi para geologist untuk membuat model area yang terkontaminasi misalnya oleh logam berat. Beberapa yang dicontohkan oleh Prof. Hans adalah penentuan usia sedimen dan model kontaminasi logam berat Pb (timbal), Cd (kadmium), Cu, dll di area Pegunungan Harz, Jerman, kontaminasi arsen di Bangladesh dan di dunia, serta kontaminasi merkuri. Seperti yang telah diketahui bahwa logam-logam berat tersebut ada yang berasal dari aktivitas kehidupan manusia dan ada pula yang berasal dari aktivitas vulkanik, misalnya kontaminasi arsen di Bangladesh. Aktivitas manusia yang dimaksud misalnya adalah kontaminasi logam Pb dan Cd di Pegunungan Harz, dulunya berasal dari suatu industry peleburan bijih sulfida polimetal pada abad pertengaha yang mengemisikan beberapa logam berat ke lingkungan sekitarnya melalui evaporasi selama proses peleburan berlangsung.
Setelah dianalisis dari tahun ke tahun, para ilmuwan menemukan bahwa untuk menurunkan konsentrasi Cd saja sebesar 1 mg/kg diperlukan waktu hampir 700 tahun, sehingga beberapa logam berat tersebut terdeposisi dalam waktu yang sangat lama di tanah bahkan ada yang mencemari air tanah. Namun sebagai dampak buruknya lagi, saat terjadi banjir di Pegunungan Harz, kontaminasi logam berat tersebut meluas mengikuti aliran banjir hingga mencemari area yang lebih luas. Akibatnya, tanah pertanian di area tersebut berpotensi tercemar oleh logam berat yang dapat mengancam kesehatan manusia, sebab logam-logam tersebut dapat memasuki rantai makanan (melalui tanaman pertanian di lahan tersebut). Para ahli geologi lingkungan kemudian memetakan area kontaminasi tersebut guna menghindari penggunaan lahan yang terkontaminasi untuk tanaman konsumsi, sebagai alternatifnya, lahan-lahan tersebut dapat digunakan untuk tanaman-tanaman sumber energy atau untuk tujuan teknis lainnya. Hal yang serupa juga berlaku untuk kasus pencemaran arsen dan merkuri, ilmu kimia dan ilmu geologi dapat secara bersama-sama dapat digunakan untuk memodelkan pola cemaran logam berbahaya tersebut, mengetahui nasib dan sifat cemaran tersebut di alam, serta menggunakannya untuk menyelamatkan kehidupan makhluk hidup di dunia. Dari beberapa kasus tersebut dapat dikatakan secara sederhana, bahwa aktivitas manusia dalam kompartemen biosfer akan berpengaruh pada kompartemen lain seperti atmosfer, litosfer, hidrosfer, pedosfer dan akhirnya akan berdampak juga pada biosfer kembali, demikian pula sebaliknya.
Selama pemaparan materi, mahasiswa terlihat sangat antusias, terbukti pada saat sesi diskusi tiba, banyak mahasiswa mengemukakan pertanyaan kepada Prof. Hans. Misalnya, mengapa pH air laut menjadi lebih asam akibat perubahan musim yang terjadi di dunia, bagaimana solusi yang baik untuk menyelesaikan permasalahan lahan gambut di Indonesia yang selama musim kemarau tiba dapat menyebabkan kebakaran hutan, apa dampak negative logam Cd bagi manusia serta apakah ada manfaat senyawa arsenic dalam tubuh manusia. Prof. Hans pun dapat menjawab semua keingin tauan mahasiswa tersebut secara menarik, dan pada akhir penutupan acara, panitia penyelenggara acara kuliah tamu dari Prodi Kimia menyerahkan token apresiasi pada beliau serta melakukan foto bersama dengan mahasiswa.

Download Materi di sini

 
 
 
 
 Laboratorium di kampus sebagai pusat penelitian bagi mahasiswa maupun dosen seringkali dalam aktifitasnya menghasilkan limbah yang masuk dalam kriteria B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Bahkan tidak jarang, limbah logam-logam berat seperti timbal dan tembaga yang membahayakan kesehatan. Tanpa adanya pengelolaan yang memadai, limbah laboratorium yang dibuang ke saluran pembuangan berpotensi dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Hal ini apabila dibiarkan terus menerus dapat membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya yang tinggal di lingkungan laboratorium.
Menghadapi tantangan ini, sekelompok mahasiswa Prodi Kimia FMIPA UII berupaya mengembangkan solusi yang efektif dan efisien untuk mengolah limbah laboratorium kampus sehingga tidak terlalu mencemari lingkungan. Solusi yang mereka tawarkan ini dinilai cukup efektif untuk diterapkan di laboratorium kampus-kampus lainnya.
Sebagaimana disampaikan oleh Violla Bestari Ayu S, salah seorang mahasiswa Prodi Kimia FMIPA UII yang terlibat dalam proyek penelitian ini. Bersama empat orang rekannya, yakni Apri Rahmani MH, Andhika Ghia P, Agung Prayudia M, dan Dian Nurmala Sari, ia serius mengembangkan metode pengolahan limbah laboratorium yang tepat guna. “Pengolahan limbah yang selama ini diterapkan pada laboratorium menggunakan reaktor karbon aktif relatif yang hasilnya masih belum sempurna sehingga diperlukan teknologi baru yang lebih efektif dan efisien. Reaktor karbon perlu diganti secara periodik”, terangnya.
Pencariannya tentang metode pengolahan limbah, menghantarkannya untuk mendalami tentang metode gabungan proses nanobubble-electrocoagulation (E-CONAN) untuk mengolah limbah. Pengolahan limbah dengan metode tersebut dilakukan dengan menggunakan 4 model reaktor reaktor yang berbeda, yaitu reaktor nanobubble dan elektrokoagulasi serta reaktor E-CONAN sistem horizontal dan vertical.
“Nanobubble atau gelembung gas kecil dalam cairan saat ini seringkali dimanfaatkan dalam proses penjernihan air karena dapat meningkatkan kandungan oksigen di air sehingga sangat bermanfaat dalam proses pengolahan air limbah dan meningkatkan kualitas produk air”, jelasnya.
Sedangkan elektrokoagulasi adalah proses pengaliran muatan listrik ke dalam air limbah selama beberapa waktu. Proses ini digunakan untuk mehilangkan kandungan organik dan logam berat pada limbah. Diharapkan dengan menggabungkan proses nanobubble-elektrocoagulasi (E-CONAN) dapat meningkatkan efisiensi dan menjadi solusi dalam pengolahan limbah laboratorium.
Ketika diujicobakan di laboratorium terpadu UII, metode ini dinilai cukup sukses dalam menurunkan kadar kandungan limbah sesuai dengan target yang diharapkan. “Setelah kami uji coba, terdapat penurunan yang signifikan dari kadar logam timbal dan tembaga dalam air limbah. Air limbah menjadi lebih jernih dengan sedikit gumpalan. Selain itu kadar BOD dan COD juga menurun, namun kandungan oksigen dalam air justru meningkat”, pungkasnya.