Sebelum kegiatan workshop instrument ini dilaksanakan, panitia melaksanakan rapat-rapat koordinasi untuk merancang susunan acara yang akan berlangsung. Selanjutnya, panitia mengajukan beberapa permohonan ijin penggunaan beberapa instrument kimia di Laboratorium Terpadu UII serta penggunaan ruang Auditorium FMIPA Lantai 4 guna pelaksanaan penyampaian materi workshop kepada seluruh mahasiswa baru yang berjumlah sekitar 137 orang.
Kegiatan workshop instrumentasi Kimia untuk mahasiswa kimia ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 September 2016 sejak pukul 07.30-17.30 WIB.
Kegiatan ini dibuka oleh dekan FMIPA UII, Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D. yang dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Rudy Syah Putra, Ph.D.. yang menyampaikan materi mengenai spektroskopi. Beliau menyampaikan pengertian spektroskopi, radiasi elektromagnetik, jenis interaksi senyawa dengan radiasi sinar (absorbsi, fluoresensi, emisi, difraksi, dll), teori dasar, transisi elektron yang terjadi, proses emisi, spectra absorbsi molekul, pengenalan instrument spektrofotometer (sumber radiasi, monokromator, sel sampel) serta analisis kuantitatifnya. Instrumen kimia lain yang dijelaskan pada sesi ini adalah spektrometer infra merah dan spektroskopi serapan atom (atomic adsorption spectroscopy /AAS).
Pada sesi diskusi, terdapat beberapa mahasiswa yang mengajukan pertanyaan misalnya:
1. Apakah jika senyawa sudah diuji dengan kromatografi, dapat dianalisis dengan spektrofotometer?
Jawab: spetro: lebih ke ranah analisis/penentuan, ranah gugus fungsi, ranah konsentrasi logam sedangkan kromatografi lebih ke ranah pemisahan. Jadi sebenarnya analisis suatu sneyawa tidak bisa jika hanya menggunakan 1 instrumen. Tidak dapat digeneralisir.
2. Bagaimana cara kita tahu bahwa di suatu limbah terdapat gugus kromofor?
Jawaban: untuk mengetahuinya dapat dicek dengan UV.jika ada serapan maka ada kromofor. Atau ke hplc, gabungkan dengan MS.
3. Apakah spectroskopi dapat mengukur radiasi dari bom atom?
Jawaban: Bisa dengan AAS: ambil material.tapi jangan sampai kita kena radiasi.bom atom reaksi peluruhan logam. Misal dari uranium peluruhan ke 2 nya jadi Pb kemudian Pb dapat dideteksi dengan AAS.
Sesi penyampaian materi di dalam kelas berakhir pada pukul 12.00 dan dilanjutkan dengan kegiatan ishoma. Selanjutnya pada pukul 13.00 mahasiswa mulai melaksanakan kegiatan perkenalan instrument-instrumen kimia yang meliputi GC, HPLC, AAS, CV, spektrofotometer, FTIR, dan automatic titrator. Disini sejumlah 176 mahasiswa dibagi menjadi 12 kelompok dan secara bergantian mengunjungi instrument-instrumen kimia dan mendapat penjelasan mengenai alat-alat tersebut dari pada asisten yang bertugas memberikan penjelasan.
Penyampaian materi oleh pembicara pertama berakhir pada pukul 14.00 dan kemudian dilanjutkan dengan pembicara kedua, Dr. Dwiarso Rubiyanto pada pukul 14.00, mengenai kromatografi. Dalam penyampaiannya, Dr. Dwiarso menjelaskan mengenai macam kromatografi, seperti kromatografi gas/ gas chromatography (GC) yakni kromatografi dengan fasa gerak cair, komponen alat kromatografi gas, macam-macam detector seperti Flame Ionization Detector (FID). Selain itu, beliau juga menjelaskan mengenai kromatografi gas dengan spectra massa, bagian-bagian alat kromatografi gas dengan spectra massa, spectra massa yang dihasilkan serta aplikasi dari kromatografi gas dengan spectra massa.
Selanjutnya, Dr. Dwiarso juga menjelaskan mengenai high performance liquid chromatography (HPLC), kromatografi dengan fase gerak berupa zat cair. Beliau juga menjelaskan mengenai peralatan HPLC (tempat fasa cair, pompa, injector, kolom fasa diam, detector, data system), penggunaanya, macam elusi, macam kolom, detector, serta perbedaan antara kromatografi gas dan hplc yakni pada fase gerak dan kegunaannya.
Materi yang disampaikan pada sesi ini sangat menarik terbukti dengan adanya beberapa mahasiswa yang mengajukan pertanyaan seperti:
1. Apakah dengan kromatografi muatan senyawa akan berubah?
Jawaban: Dengan GC muatan senyawa tidak berubah namun jika dengan MS akan berubah.
2. Apakah sampel padat dan gas dapat diuji dengan GC?
Jawaban: bisa. Syarat senyawa dapat diuji dengan GC adalah volatil
3. Apakah hplc digunakan hanya untuk fasa cair atau bisa untuk yang fase padat dan gas?
Jawaban : Harus dilihat tipe sampelnya apakah padat cair gas. Jika mudah menguap dapat digunakan GC. Jika tidak mudah menguap dapat digunakan LC karena fasa geraknya cair, maka semua sampel harus dibuat cair sesuai dengan fasa geraknya.
4. Salah satu fungsi GC adalah dapat menentukan bilangan oktan.apakah yang seperti pertamax bisa dilihat dengan itu?
Jawaban: Angka oktan dilihat dari kadar isooktana bisa dilihat konsentrasinya dengan gc ms melalui senyawa 2,2,4-trimethylpentane
Mahasiswa-mahasiswa yang bertanya pada sesi ini akan mendapat buku karangan dari Dr. Dwiarso Rubiyanto.