Kata Kunci: dioksida, rintangan, solar, titanium
 Para peneliti telah selangkah ke depan dalam mengatasi salah satu kunci rintangan dalam mengembangkan sel solar berbiaya murah berbasis zat warna yang dilapisi  titanium dioksida.
Dye-sensitised solar cells (DSCs) ditemukan oleh Michael Grätzel dan Brian O’Regan 20 tahun lalu, dan meliputi suatu film tipis dari titanium dioksida yang dilapisi dengan zat warna berbasis  ruthenium, dalam hubungannya dengan elektrolit redox.
Sel solar berbasis zat warna dapat menawarkan suatu alternative yang sangat murah terhadap photovoltaic berbasis silikon
Saat sistem berbasis zat warna kurang efisien dalam mengubah energi solar ketimbang sel – sel photovoltaic yang terbuat dari silikon, kelihatannya mereka berubah menjadi sangat murah untuk diproduksi dan lebih serba guna pada sejumlah aplikasinya dimana membuat mereka mempunyai prospek komersil yang atraktif.
Ketika energi sinar memasuki sel, maka akan dilepaskan suatu electron dari zat warna tersebut, yang mana masuk kedalam TiO2 dan mendifusi suatu elektroda. Lalu, elektrolit ini mensuplai beberapa electron kembali pada zat warna untuk dihasilkan kembali. Maka dari itu, dengan menemukan suatu elektrolit yang stabil telah membuktikan suatu tantangan yang signifikan.
Elektrolit yang paling efisien telah ditemukan sejauh ini yang didasarkan pada pasangan iodide/triiodide. Oleh karena itu, hal ini menyerap suatu proporsi sinar yang secara potensial berguna dan bersifat korosif terhadap kontak listrik berbasis perak, yang menyebabkan beberapa kesulitan dalam pembuatan suatu alat yang tahan lama dan canggih. Sejumlah system yang bebas iodide telah diselidiki, namun sel – sel tersebut secara signifikan mempunyai efisiensi yang paling rendah dalam mengubah sinar menjadi tenaga listrik.
Saat ini, sebuah tim yang dipimpin oleh Grätzel, yang berada pada Swiss Federal Institute of Technology di Lausanne, telah mendemonstrasikan suatu elektrolit baru berbasis pasangan redox disulfide/thiolate dengan menggunakan 5-mercapto-1-methyltetrazole. Beberapa sel yang menggunakan elektrolit ini menunjukkan mempunyai efisiensi tenaga konversi  sebesar 6.4 persen dibawah kondisi pengujian iluminasi standar – dibandingkan dengan sistem berbasis iodide yang sama dan lebih tinggi dari pada sel – sel bebas iodide lainnya. Elektrolit ini menghidari permasalahan korosi yang dikaitkan dengan iodide dan telah meningkatkan properti optisnya.
‘Suatu efisiensi dari 6.4 persen yang diperoleh dibawah sinar matahari penuh menciptakan suatu suatu tolak ukur baru bagi iodide bebas DSCs,’ kata para peneliti, yang menambahkan bahwa pasangan redox baru ini ‘memberikan suatu jalur yang aktif dalam mengembangkan DSC yang efisien dengan properti atraktif dalam menskalakan dan aplikasi praktisnya’.
Neil Roberston, yang meneliti DSC pada University of Edinburgh di Inggris mengatakan, ‘Ini tentu saja suatu kemajuan yang sangat menjanjikian. Ini bukan saja untuk pertam kalinya bahwa beberapa alternative terhadap iodide telah dikembangkan, namun hal ini menunjukkan alternatif yang paling baik sebelumnya. Elektrolit ini merupakan permasalahan yang diketahui dalam pembuatan dan penggunaan jangka panjang dari sel – sel tersebut, sehingga hal ini sangatlah penting untuk mengalamatkan permasalahan tersbut bagi masa depan peralatan tersebut dan membuka aplikasi mereka lebih luas lagi.’

Simon Hadlington

Referensi
M Wang et al., Nature Chem., 2010, DOI: 10.1038/nchem.610

 Sebanyak tiga Bis Besar terdiri dari 110 Siswa dan 20 orang guru pendamping dari dua SMA Muhammadiyah Kab. Sragen berkunjung ke Prosi Ilmu Kimia UII pada Hari Sabtu, 29 Oktober 2011. Kedua SMA itu adalah SMA Muh. 3 Masaran dan SMA Muh. 2 Gemolong. Hadir pada kesempatan tersebut Bapak Riyanto, Ph.D. Selaku KaProdi Ilmu Kimia, Didampingi langsung oleh SekProdi Ilmu Kimia Bapak Tatang Shabur Julianto, M.Si. Hadir pula dewan dosen Prodi Ilmu Kimia Ibu Dr. Noor Fitri, M.Si. dan Bapak Dwiarso Rubiyanto, M.Si. yang sekaligus ikut menyambut Kedatangan tamu dari Sragen tersebut.
Kunjungan tersebut adalah bagian dari implementasi MoU yang bebebrapa waktu lalu ditandatangani oleh kedua belah pihak antara Prodi Ilmu Kimia FMIPA UII dengan MGMP Kimia Kab. Sragen.
 Dalam sambutannya bapak Riyanto menyampaikan rasa senang dan bahagianya bisa bersilaturrahmi dengan siswa dan guru SMA Muh. 3 Masaran dan SMA Muh. 2 Gemolong Kab. Sragen. "Kami sangat berterima kasih atas kunjungan Bapak/Ibu dan adek-adek sekalian, selamat datang di Prodi Ilmu Kimia UII" ungkapnya.
Setelah acara penyambutan selesai, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan Minyak Atsiri dan Instrumentasi Kimia, sesi pertama diisi dengan penyampaian materi, terdiri dari 4 materi, Materi minyak atsiri disampaikan oleh Bapak Dwiarso Rubiyanto, M.Si., Materi kedua AAS dan Spektrofotometer UV-Vis disampaikan oleh Ibu Dr. Noor Fitri, M.Si., Materi Ketiga Spektroskopi Infra Red disampaikan oleh Bapak Tatang Shabur Julianto, M.Si., dan Materi terakhir GC dan HPLC disampaikan oleh Bapak Thorikul Huda, M.Sc.
Sesi Kedua diisi dengan Workshop. peserta dibagi menjadi 5 kelompok, dengan 5 materi workshop, yakni Minyak Atsiri,Teknik Pemisahan dengan Destilasi Shoxletasi, Spektroskopi UV-Vis,AAS dan GC/HPLC.
 Setelah melakukan kerjasama dengan berbagai kalangan pendidikan seperti SMK N 2 Depok, SMKN Kimia Panjatan dan MGMP Kimia Kab. Sragen, Serta satu lembaga riset yaitu LIPI Yogyakarta, maka Prodi Ilmu Kimia FMIPA merambah kerjasamanya dengan stake holder lainnya di bidang industri.  Belum lama ini Prodi Ilmu Kimia menjajaki kerjasama dengan PT. Sinar Syno Kimia, Bekasi yang merupakan salah satu perwakilan industri.  Kerjasama dengan PT. Sinar Syno Kimia tersebut tertuang di dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Riyanto, Ph.D mewakili Prodi Ilmu Kimia dan Bapak Irwan Raharja, SE., MM selaku Manajer SDM dan Legal mewakili PT. Sinar Syno Kimia.  Proses pendandatangan MoU dilakukan di PT. Sinar Syno Kimia, Cikarang Kab, Bekasi pada hari Rabu tanggal 26 Oktober 2011.
 Dalam acara penandatanganan MoU tersebut, Bapak Riyanto berkesempatan memberikan sambutan. Setelah manyampaikan ucapan terima kasih  yang sebanyak-banyaknya kepada pihak PT. Sinar Syno Kimia atas penerimaan rombongan dan kesediaanya menandatangani MoU, Beliau menyampaikan: ”Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan hibah yang didapatkan oleh Prodi Ilmu Kimia FMIPA UII. Hibah ini bernama Program Hibah Kompetisi (PHK) untuk seluruh Program Studi di lingkingan UII. Dengan tujuan untuk meningkatkan akreditasi Prodi dari B menjadi A. Sehingga kegiatan memperluas jaringan kerjasama ini  sangat besar pengaruhnya pada peningkatan akreditasi Prodi Ilmu Kimia nantinya”.
”Kami juga mohon maap, atas keterlambatan kedatangan rombongan, yang semula dijadwalkan jam 10.00 ternyata baru bisa sampai lokasi jam 13.00, sebab utama adalah transportasi ke sini macet” tambahnya.
Bapak Irwan Raharja, SE., MM., Manajer SDM dan Legal mewakili PT. Sinar Syno Kimia juga menyampaikan terima kasih atas berkenannya rombongan Prodi Ilmu Kimia berkunjung ke PT. Sinar Syno Kimia, Bekasi. Dalam sambutannya Beliau sampaikan bahwa ”PT. Sinar Syno Kimia sangat membutuhkan lembaga yang menghasilkan SDM yang handal di bidang kimia seperti Prodi Ilmu Kimia FMIPA UII, karena memang industri ini bergerak dibidang industri kimia, terbukti Prodi Ilmu Kimia FMIPA UII telah berkontribusi dalam penyediaan SDM yang handal di PT Sinar Syno Kimia, disini ada Mas Bursan dan Mas Riyanto, maap bukan Bapak Riyanto, Ph.D. tapi Riyanto mahasiswa beliau”.
Semoga dengan pendatangan MoU ini kedua belah pihakdapat saling bekerja sama yang positif dalam pengembangan Ilmu Kimia.

{mosimage}Dalam rangka peningkatan peran dosen dalam bidang penelitian Prodi Ilmu Kimia FMIPA UII mendaftarkan Paten Hasil penelitiannya ke Dirjen HaKI di Jakarta. Sebanyak 7 Judul Paten yang diajukan oleh 5 orang dosen tetap Prodi Ilmu Kimia FMIPA UII dibawa ke Jakarta pada hari Rabu, 26 Oktober 2011 yang lalu.

Kata Kunci: besi, logam, tubuh
 Saya mendengar bahwa tubuh kita membutuhkan sedikit unsur logam. Akan tetapi, tubuh kita terutama terdiri dari senyawa organik. Mengapa tubuh kita membutuhkan unsur logam?Bagaimana unsur logam bekerja dalam tubuh kita?
Jawaban:
Dr. Eiichiro Ochiai, seseorang yang sedang mempelajari kimia bioanorganik, bersedia menjawab pertanyaan di atas. Secara singkat, ia berbicara tentang istilah umum kebutuhan unsur logam dalam organisme dan menggambarkan kegunaan biologis unsur logam dengan salah satu unsur logam yang paling banyak digunakan, besi (Fe). Jadi cerita berikut ini diberi judul “Sebuah Kisah Tentang Besi” (© Eiichiro Ochiai).
Sebagai makhluk hidup, kita terdiri dari, secara kimiawi, kebanykan senyawa organik seperti protein, asam nukleat, karbohidrat, vitamin dan sejenisnya. Senyawa organik terdiri dari atom karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N). Sejumlah senyawa organik juga bisa mengandung sulfur (S) atau fosfor (P). Itu saja; tidak ada yang lain. Dapatkah kita hidup dengan baik hanya dengan senyawa organik? Kebanyakan orang-orang tahu bahwa jawabannya adalah tidak. Tulang dan gigi kita terbuat dari senyawa kalsium (Ca), yang tergolong “zat anorganik”. Darah mengandung besi (Fe), sebuah unsur anorganik. Semua orang tahu bahwa kita membutuhkan garam (natrium khlorida, NaCl) meski mereka tidak tahu mengapa. Bahkan, sekitar 30 unsur diketahui sangat dibutuhkan untuk menjalankan fungsi makhluk hidup yang layak. Seperti yang telah Anda ketahui, Hanya ada 100 unsur saja yang ada di alam ini, dan satu pertiga dari unsur tersebut sangat penting bagi makhluk hidup. Unsur yang penting di antaranya adalah (selain dari yang sudah disebutkan): magnesium (Mg), silikon (Si), kalium (K), mangan (Mn), kobal (Co), tembaga (Cu), seng (Zn), molibdenum (Mo), iod (I), selenium (Se), nikel (Ni), dan boron (B). Sebuah bidang penelitian baru kini sedang dikembangkan, yang mempelajari peranan unsur-unsur yang berbeda ini dan peranan senyawanya dalam sistem biologis; ilmu ini disebut “kimia bioanorganik”. Terlalu panjang lebar bila hal ini dibahas dalam forum kali ini; sebab itu, saya memilihkan unsur tertentu dan menggambarkan bidang ilmu yang disebut kimia bioanorganik. Bagian pertama “Pembentukan unsur Besi” bukanlah topik yang pas dari kimia bioanorganik, tapi ditambahkan di sini untuk memberitahu Anda tentang peranan besi yang sangat penting.
Saya yakin setiap orang tidak asing dengan logam besi. Mobil dan mesin sebagian besar terbuat dari besi. Besi adalah salah satu unsur yang tersedia sangat melimpah di alam dan logam yang paling menarik, sebagai satu dari unsur krusial untuk makhluk hidup. Berikut adalah kisah
 Dalam rangka menyongsing kurikulum baru, prodi Ilmu Kimia Fakultas MIPA UII mengadakan kegiatan Workshop Penyusunan SAP, Silabus dan Buku Ajar untuk dosen internal prodi, dosen yang mengajar di Prodi dan dosen-dosen di lingkungan Universitas Islam Indonesia. Bertempat di ruang sidang 2 lantai 4 Fakultas MIPA UII pada hari Selasa, 25 Oktober 2011 Kegiatan ini dilaksanakan dan menghadirkan pembicara yang luar biasa dari Jurusan Kimia FMIPA UNY, beliau adalah Dr. Das Salirawati, M.Si.
Kegiatan Workshop ini adalah bagian dari program Standar 5 dari Program Hibah Kompetisi-Program Studi (PHK-PS) UII 2011 yang didapatkan oleh Prodi Ilmu Kimia FMIPA UII sejak bulan Juli 2011 yang lalu.
Menurut Tatang Shabur Julianto, S.Si. M.Si. yang juga sebagai koordinator program standar 5 PHK-PS UII 2011 Prodi Ilmu Kimia, kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk memberikan refreshing pengetahuan kepada dosen-dosen yang mengajar di Prodi Ilmu Kimia Khususnya bahkan Dosen-dosen di lingkungan Universitas Islam Indonesia pada umumnya tentang teknik penyusunan SAP, Silabus dan Buku Ajar baik itu Diktat atau buku pegangan kuliah.
Bapak Riyanto, Ph.D. Selaku Ketua Prodi Ilmu Kimia sangat menyambut baik kegiatan ini, karena Workshop ini sangat penting untuk penyempurnaan Kurikulum baru Prodi Ilmu Kimia nanti. Beliau juga menjanjikan adanya program insentif untuk dosen-dosen yang mengajar mata kuliah di lingkungan Prodi Ilmu Kimia dalam ushanya membuat SAP, Slabus Maupun Buku Ajar mata kuliah yang diampu. "Total kami sediakan satu Juta rupiah untuk setiap dosen pengampu yang telah menyelesaikan SAP, Silabus dan Buku Ajar Mata Kuliah yang diampu oelh yang bersangkutan" imbuhnya.
Jalannya kegiatan begitu meriah, bahkan Ibu Das Salirawati di sela-sela penyampaian materinya diselingi menyanyi, dan membaca puisi yang diciptakan beliau yang semuanya berbau ilmu Kimia. "Kreatif" imbuh Ibu Dr. Noor Fitri, M.Si. salah satu peserta. "Ibu telah menginspirasi kami, bahwa kimia ini tidak terkesan sulit ketika kita bisa kreatif dalam penyampaianya" tambah salah satu Dosen Tetap Prodi Ilmu Kimia ini yang juga saat ini menjabat sebagai Wakil dekan Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia.
 Hari Senin yang lalu, Tanggal 24 Oktober 2011, bertempat di ruang sidang 2 lantai 3 Fakultas MIPA, Program Studi Ilmu Kimia Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan Workshop Penulisan Artikel Jurnal Internasional, yang menghadirkan dua pembicara yang kawakan dalam dunia Penulisan artikel di jurnal internasional. Kedua pembicara tersebut adalah Prof. Dr. Sri Juari Santosa, M.Eng. dari Jurusan Kimia Fakultas MIPA UGM, yang juga menjabat sebagai auditor dan reviewer di jurnal Kimia Internasional. Adapun pembicara yang kedua adalah Dr. Is Fatimah, dosen tetap Program Studi Ilmu Kimia Fakultas MIPA UII, yang baru-baru ini mendapatkan penghargaan sebagai L'Oreal Indonesia National Fellowship For Women In Science 2011.
Kegiatan Workshop ini adalah bagian dari program Standar 7 dari Program Hibah Kompetisi-Program Studi (PHK-PS) UII 2011 yang didapatkan oleh Prodi Ilmu Kimia FMIPA UII sejak bulan Juli 2011 yang lalu.
Menurut Dwiarso Rubiyanto, S.Si. M.Si. yang juga sebagai koordinator program standar 7 PHK-PS UII 2011 Prodi Ilmu Kimia, kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada dosen-dosen Prodi Ilmu Kimia Khususnya bahkan Dosen-dosen di lingkungan Fakultas MIPA UII pada umumnya tentang teknik penulisan di jurnal-jurnal internasional.
Lebih lanjut Dwiarso menambahkan bahwa dengan pelatihan satu hari ini diharapkan dosen-dosen Fakultas MIPA lebih produktif, dalam mempublikasikan karya ilmiyah dan hasil penelitiannya di jurnal bertarap internasional, sehingga cita-cita UII menjadi World Class University akan segera terwujud. Amin. Insya Alloh.

 
 

 Lima perempuan peneliti Indonesia raih penghargaan L'Oreal Indonesia National Fellowship For Women In Science 2011, dan berhak mendapatkan hadiah berupa bantuan dana penelitian masing-masing Rp70 juta.
Dalam acara penganugrahan yang disampaikan oleh Jean-Christophe Letellier selaku Presiden Direktur L'Oreal Indonesia yang berlangsung di Hotel Gran Melia, Jakarta, Rabu (19/10), Dr. Is Fatimah terpilih menjadi pemenang pada kategori Material Sciences.
Dr. Is Fatimah, Dosen Tetap Program Studi Ilmu Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII, kembali torehkan prestasi. Kali ini prestasi diraihnya dari program “L’Oreal Indonesia Fellowship for Women in Science,”  yang di prakarsai United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) bersama L’Oreal Indonesia sebagai wujud  penghargaan yang diberikan kepada peneliti perempuan di Indonesia.
Jean Christophe Letellier, Presdir PT L'Oreal Indonesia, mengatakan perusahaannya sejak 2004 secara konsisten mendukung perkembangan dan regenerasi sains bagi perempuan Indonesia.
Kegiatan ini sekaligus membuka kesetaraan peluang bagi mereka untuk berpartisipasi dalam kemajuan dunia sains melalui For Women In Science (FWIS)."Tahun ini dengan bangga kami menyambut lima perempuan peneliti baru untuk bergabung bersama 20 fellows terdahulu, dalam komunitas FWIS L'Oreal, yang akan turun berkontribusi bagi kemajuan sains di Indonesia," ujarnya di sela-sela acara tersebut.
 Pemberian penghargaan ini, merupakan kerja sama PT L'Oreal Indonesia dengan Komisi Nasional Indonesia untuk Unesco Kementerian Pendidikan Nasional.
Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO menulis, hingga 2010 lalu sebelum event yang sama dilaksanakan tahun ini, sebanyak 20 orang perempuan peneliti muda dari seluruh Indonesia yang terdiri dari 16 orang peneliti bidang Life Sciences dan 4 orang peneliti bidang Material Sciences telah menerima Fellowship dari program L’Oreal-UNESCO For Woman in Science untuk riset mereka yang berdampak positif dan signifikan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian di Indonesia. Tiga di antara mereka mendapat pengakuan internasional melalui L’Oreal-UNESCO For Woman in Science International.
Untuk tahun ini, dari 80 peserta yang telah memberikan proposal penelitiannya, disaring 10 orang yang selanjutnya dipilih lima orang pemenang. Pemenang terbagi dalam dua kategori, yakni “Life Sciences” dan “Material Sciences”. Untuk “Life Sciences” di antaranya Caecilia Hapsari Ceriaputri Sukowati PhD dari Lembaga Eijkman, Jakarta, Dr Upik Andriani Miskad PhD SpPA dari FK Universitas Hasanuddin, Yosmina Helena Tapilatu SPi DEA DSc dari P2 Oseanografi LIPI, Ambon. Sementara untuk kategori “Material Sciences” adalah Bidhari Pidhatika Ph.D dari Departemen Perindustrian dan Dr. Is Fatimah, S.Si., M.Si., dari FMIPA UII, Yogyakarta.
Arief Rahman, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk Unesco, Kementerian Pendidikan Nasional, menuturkan kegiatan ini merupakan upaya untuk mendorong kaum perempuan peneliti Indonesia mengeksplorasi potensi sumber daya alam yang ditekankan pada penelitian di bidang life sciences dan material sciences, semakin memperlihatkan peningkatan.
"Sosialisasi FWIS tahun ini yang didukung oleh Kemendiknas telah menjangkau wilayah lebih luas, dan merata di bagian barat, tengah, dan timur Indonesia. Sebagai hasilnya, tahun ini kami memiliki 10 finalis yang berasal dari Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surakarta, Makassar, dan Ambon," ujar Arief.
 Menanggapi prestasi tersebut Rektor UII Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec., menyampaikan apresiasinya atas prestasi yang telah berhasil diraih, “ini merupakan prestasi yang membanggakan, diperoleh melalui kompetisi yang ketat dan diikuti oleh para peneliti profesional di tanah air,” ungkapnya.
Rektor berharap prestasi ini bisa mendorong penelitian di UII, dan melahirkan lebih banyak peneliti handal yang bisa membawa nama UII ke tingkat lebih baik.
 Setelah melakukan kerjasama dengan berbagai kalangan pendidikan seperti SMK N 2 Depok, SMKN Kimia Panjatan dan MGMP Kimia Kab. Sragen, maka Prodi Ilmu Kimia FMIPA merambah kerjasamanya dengan stake holder lainnya baik industri maupun lembaga  riset.  Belum lama ini Prodi Ilmu Kimia menjajaki kerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Yogyakarta yang merupakan salah satu lembaga riset.  Kerjasama dengan LIPI tersebut tertuang di dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Riyanto, Ph.D mewakili Prodi Ilmu Kimia dan Ketua  LIPI Yogyakarta.  Proses penandatangan MoU dilakukan di Gedung Pertemuan LIPI Yogyakarta pada hari Senin tanggal 3 Oktober 2011.
Dalam acara penandatanganan MoU tersebut, Bapak Riyanto berkesempatan memberikan sambutan. Setelah manyampaikan ucapan terima kasih  yang sebanyak-banyaknya kepada pihak LIPI atas penerimaan rombongan dan kesediaanya menandatangani MoU, Beliau menyampaikan: ”Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan hibah yang didapatkan oleh Prodi Ilmu Kimia FMIPA UII. Hibah ini bernama Program Hibah Kompetisi (PHK) untuk seluruh Program Studi di lingkingan UII. Dengan tujuan untuk meningkatkan akreditasi Prodi dari B menjadi A. Sehingga kegiatan memperluas jaringan kerjasama ini  sangat besar pengaruhnya pada peningkatan akreditasi Prodi Ilmu Kimia nantinya”.
”Kami juga mohon maap, karena baru kali pertama berkunjung ke LIPI Yogyakarta, padahal sering lewat kalo akan berwisata ke Pantai Baron dan sekitarnya” sambil tertawa.
Ketua LIPI Yogyakarta juga menyampaikan terima kasih atas berkenannya rombongan ProdiIlmu Kimia berkunjung ke LIPI Yogyakarta. Dalam sambutannya Beliau sampaikan bahwa ”LIPI Yogyakarta bergelut pada bidang Proses dan Teknologi Kimia,aspek yang dipelajari adalah Teknologi pengemasan Makanan dan Minuman, Kosmetik, Pakan Ternak dan teknologi terapan Biogas. Dan di Indonesia riset-riset ini hanya ada di LIPIyang berada di Yogyakarta”.
Pada kesempatan itu pula, rombongan Prodi Ilmu Kimia mengajak seluruh mahasiswa angkatan 2011,dalam rangka memperkenalkan aplikasi Ilmu Kimia di bidang riset yang ada di lingkungan LIPI Yogyakarta.