Kata Kunci: tabel periodik
Tabel periodik baru yang diperpanjang dengan 54 elemen telah dipetakan oleh seorang ahli kimia di Finlandia.
Tabel periodik unsur diusulkan pada tahun 1869 oleh Dimitri Mendeleev. Mendeleev telah berhasil mengorganisir unsur-unsur dengan memprediksi keberadaannya bahkan sifat-sifat unsur itu belum dikenal termasuk galium (pertama kali diisolasi pada 1875).
Saat ini, Seorang kimiawan Finlandia, Pekka Pyykkö di University of Helsinki telah menggunakan model komputasi yang sangat akurat untuk memprediksi struktur elektronik unsur dan menambahkan posisi tabel periodik unsur sampai jumlah proton 172 – jauh melampaui batas elemen yang ilmuwan saat ini dapat disintesis.

 

Tabel periodik yang diusulkan baru untuk elemen

54 tambahan elemen super berat yang diprediksi oleh Pyykkö mungkin ada di bawah kondisi ekstrim dengan masa hidup yang sangat singkat karena peluruhan radioaktif.  Namun, saat ini belum ada penelitian yang dapat mensintesis elemen super berat tersebut.
Seorang ahli dalam teori struktur elektronik, Peter Schwerdtfeger di Massey University di Auckland, Selandia Baru, berkomentar: “Kimia tidak dapat terpikirkan tanpa tabel periodik unsur. Pyykkö telah menggunakan perhitungan relativitas melampaui unsur yang dikenal ke wilayah yang tidak diketahui. ”
Namun ia menambahkan bahwa kerja di bidang ini telah menjadi subyek perdebatan antara ahli yang tidak setuju pada penempatan elemen-elemen tertentu. Untuk atom nuklir dengan muatan yang sangat tinggi, inti bisa menangkap elektron yang mengorbit dan memancarkan neutrino menyebabkan jumlah proton berkurang satu per satu.
Perdebatan hanya dapat diselesaikan setelah semua unsur yang diprediksi telah disintesis tetapi Pyykkö tidak mengharapkan hal ini terjadi dalam waktu dekat. “Sulit untuk mengatakan seberapa jauh penelitian akan menemukan elemen-elemen baru selama abad ini, mungkin dekat dengan 130, jika tidak lebih”, ia menyimpulkan.

A suggested periodic table up to Z 172, based on Dirac–Fock calculations on atoms and ions Pekka Pyykkö, Phys. Chem. Chem. Phys., 2010

 

 Universitas Islam Indonesia (UII) akhirnya membuka rekening penghimpunan bantuan dari masyarakat untuk korban Gunung Merapi. Sejak Selasa (2/11) kemarin, rekening bantuan UII ini sudah dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan bantuan finansial bagi masyarakat.
Pembuatan rekening ini, merupakan wujud dari kepercayaan masyarakat kepada UII untuk menyalurkan bantuan korban Merapi. “Sebelumnya, kita tidak sampai berfikir untuk membuka rekening. Tapi atas banyak masukan dari masyarakat, termasuk dari para alumni UII, maka akhirnya diputuskan melalui rapat pimpinan UII untuk membuka rekening”, kata Ketua Tim Penanggulangan Bencana Gunung Merapi (PBGM) UII, Drs. AF Junaidi, M.Ag.

Ditanya mengenai bantuan yang sudah masuk ke UII, Ketua Tim PBGM UII itu menjelaskan, sudah ada beberapa sumber yang menyalurkan bantuannya ke UII sebelum rekening ini dibuka. Saat itu, bantuan dicatat secara manual oleh tim. “Bagi kami, ini adalah wujud dari kepercayaan sekaligus harapan masyarakat agar UII juga dapat terjun membantu meringankan beban masyarakat korban Gunung Merapi”, tandasnya.
Sekretaris Tim PBGM UII, Sunaryo MD, mengungkapkan, bantuan para donatur dapat disalurkan ke Bank Mandiri Cabang Universitas Islam Indonesia dengan Nomor Rekening: 137-00-0661205-1. Kalau  ada yang ingin menanyakan informasi seputar sumbangan ini, Sunaryo MD mempersilakan untuk menghubungi langsung Ketua Tim PBGM UII, Drs. AF Junaidi, M.Ag di nomor 08164267539.

Kata Kunci: lapisan, Polymer, potassium, stearate
 Para ilmuwan Cina telah mengembangkan suatu lapisan superhydrophobic yang dapat diperbaiki dengan memperlakukan permukaan dengan potassium stearate, yang seringkali digunakan pada sabun dan kosmetik. Hal ini dapat mengarahkan pada permukaan superhydrophobic yang dapat memperbaiki dengan sendirinya di kemudian hari.
Banyak seklai permukaan superhydrophobic, seringkali berdasarkan pada biomimetic struktur mikro daun teratai, telah dilaporkan di tahun-tahun terakhir ini bagi beberapa aplikasi seperti baju anti air dan rambu-rambu jalan yang dapat membersihkan dengan sendirinya. Mereka berisi jarum-jarum mikroskopis dimana tetesan air berdiam diri dan bergulung-gulung dengan meninggalkan suatu permukaan dengan sangat mudah. Namun kebanyakan sangatlah rapuh dan tidak seperti daun teratai di alam, dan tidak dapat diperbaiki. Sekarang, Zhenzhong Yang dan para koleganya dari Chinese Academy of Sciences, Beijing, telah mendemonstrasikan suatu metode yang sederhana dan murah dalam meregenerasi ulang jarum-jarum yang rusak.

Yang membuat lapisan ini dengan menggunakan mikrokapsul kalsium hydroxide dengan polymethylmethacrylate berpori-kerangka selulaosa polymer ethyl, yang direkatkan pada suatu resin expoxy pada permukaannya. Dengan membenamkan permukaan pada larutan potassium stearate membuat jarum-jarum padat berukuran nano pada kalsium stearate tumbuh dari pori-pori tersebut dalam permmukaan mikrokapsul, menciptakan tingkat superhydrophobisitas.
diilhami dari alam, daun-daun teratai mempunyai permukaan superhydrophobic yang dapat memperbaiki dengan sendirinya
Jika jarum-jarum kalsium stearate tergores, mereka dapat diregenerasi sepenuhnya dengan memperlakukan permukaan melawan larutan potassium stearate. Hal ini dapat diulangi berkali-kali hingga semua kalsium hidroksida pada mikrokapsul melemah, jelas Yang.
‘Pekerjaan ini menjelaskan suatu cara membuat permukaan superhydrophobic lebih tahan ubtuk digunakan tanpa mengurangi keefektifitasan mereka dengan memungkinkan mereka menyembuhkan properti mereka saat rusak; sementara itu mempertahankan biaya rendah dengan  menggunakan reagent yang murah,’ kata Neil Shirtcliffe, seorang ahli pada permukaan superhydrophobic pada Nottingham Trent University, inggris. ‘Hal ini mirip dengan pendekatan yang digunakan pada tanaman, yang memperbaiki permukaan mereka pada penampakan yang rusak,’ tambahnya.
Yang mengatakan sekarang ini mereka berencana membangun pada pekerjaan ini guna membuat lapisan yang dapat memperbaharui dengan snedirinya, yang dapat memungkinkan penggunaan mereka pada aplikasi praktis secara luas.

James Hodge

Kata Kunci: molekular, sel, technologi, thalidomide
 Para ilmuwan di Jepang percaya bahwa mereka telah mengungkap salah satu kunci target molekular yang mengikat pada obat thalidomide yang menyebabkan cacat kelahiran. Temuan ini dapat memungkinkan beberapa obat baru untuk dikembangkan yang serupa dengan thalidomide – yang efektif dalam penanganan penyakit kanker tertentu dan kusta – namun tanpa efek samping yang sangat berbahaya dalam pengembangan embrionya.
Takumi Ito, dari Tokyo Institute of Technology, dan para koleganya menempelkan thalidomide pada manik-manik magnetis dan mengekspos obat yang tidak bergerak pada ekstrak sel-sel. Mereka menemukan bahwa salah satu protein khusus, yang disebut cereblon, mengikat pada thalidomide. Aktifitas cereblon secara khusus sangat penting pada perkembangan anggota badan.
Tim ini kemudian merekayasa anak ayam dan ikan zebra secara genetis sehingga mereka kekurangan protein ini. Beberapa embrio yang sesudah itu dikembangkan memiliki cacat anggota badan yang serupa dibanding yang disebabkan oleh thalidomide. Mereka juga merekayasa beberapa organismeyang mempunyai versi mutasi dari protein yang tidak mampu mengikat pada thalidomide. Pada beberapa hewan tersebut obat ini tidak menyebabkan cacat perkembangan pada embrionya.

Ikan zebrafish (kiri) dan anak ayam (kanan) direkayasa secara genetis dengan suatu bentuk cereblon yang tidak mampu mengikat thalidomide (barisan bawah) tidak mengalami malformasi yang berkaitan dengan obat tersebut
Dengan diambil secara bersama-sama, temuan ini mengusulkan bahwa protein perlu ada dan memfungsikannya guna memastikan perkembangan yang sehat dari embrionya, dan bahwa thalidomide mengikut sertakan kemampuannya untuk melakukan hal ini.
Hiroshi Handa, seorang anggota tim, mengatakan bahwa sementara dia percaya bahwa  cereblon meruapakan sasaran utama bagi obat ini, mungki ada sasaran protein lainnya dan hal tersebut dapat diidentifikasikan dengan menggunakan suatu pendekatan yang serupa, penghentian thalidomide pada posisi yang berbeda dan penggunaan persiapan yang berbededa dari bahan selular.
Pekerjaaan ini menyediakan suatu kunci yang selangkah ke depan dalam memahami mekanisme kerja thalidomide, yang dapat mengarahkan pada perkembangan obat serupa yang tidak menggangu cereblon.
Neil Vargesson, seorang developmental biologist pada University of Aberdeen di Inggris, telah meneliti bagaimana thalidomide mempengaruhi perkembangan embrionis. ‘Hal signifikan mengenai pekerjaan ini adalah bahwa hal ini mengidentifikasikan suatu pengikatan protein dan dan menunjukkan bahwa hal ini dapat menyebabkan thalidomide yang cacat,’ katanya. ‘Apa yang perlu dilakukan sekarang adalah menentukan bagaimana  gangguan protein menyebabkan cacat pada organisme hidup.’
Vargesson menambahkan bahwa, ‘secara pribadi Saya pikir hal ini adalah aksi antiangiogenis [rintangan dalam formasi pembuluh darah baru] dari suatu obat yang menyebabkan cacat embrionis dengan mempengaruhi atau mentargetkan sesuatu pada sel endothelial – yang akhir-akhir ini kelompok penelitian kami sedang gencar-gencarnya mencari tahu. Penelitian baru ini menerima tanpa adanya bukti bahwa “sesuatu” dapat saja menjadi cereblon.’

Simon Hadlington
Referensi

T Ito et al, Science, 2010, DOI: 10.1126/science.1177319

 

 Dalam rangka mempersiapkan praktikum bagi mahasiswa angkatan 2010 untuk Program D III Analis Kimia dan S1 Ilmu Kimia, maka pada hari Sabtu tanggal 2 Oktober 2010 diselenggarakan workshop safety dan teknik laboratorium.   Kegiatan tersebut diadakan oleh pengelola laboratorium kimia dengan tujuan memberikan pemahaman kepada mahasiswa angkatan 2010 tentang keselamatan kerja di laboratorium serta berbagai teknik pekerjaan di laboratorium kimia.  Acara yang dibuka oleh Riyanto, Ph.D., selaku Kaprodi Ilmu Kimia dimulai pada pukul 08.30 dan dilaksanakan di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito UII.   Workshop yang sudah menjadi agenda rutin tiap tahun tersebut menghadirkan dua orang pembicara utama yaitu Albert dari perwakilan PT. Merck dan Thorikul Huda, M.Sc., yang juga Ketua Program D III Analis Kimia saat ini. 

Albert  lebih banyak menyampaikan materi seputar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Bahan Kimia di Laboratorium.  Menurut Albert, sistem K3 dibuat untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, mengurangi resiko kehilangan staf, mengurangi resiko kehilangan alat dan bahan serta mengurangi pencemaran.  Di akhir penyampaian materi  dari Albert, para peserta disuguhi dengan acara menonton film keselamatan kerja bila bekerja dengan bahan-bahan kimia di laboratorium.  Sedangkan untuk materi kedua yang disampaikan oleh Thorikul Huda, M.Sc lebih menekankan pada teknik-teknik kerja di laboratorium dan pengenalan berbagai peralatan gelas yang banyak dijumpai di laboratorium.  Beberapa jenis teknik laboratorium yang akan banyak dilakukan oleh mahasiswa ketika praktek diantaranya adalah teknik melakukan dekantasi, penyaringan, pengeringan,penimbangan, destilasi, ekstraksi dan lain sebagainya.  “Salah satu cara untuk melakukan penyaringan dengan cepat yaitu dengan menggunakan teknik corong buchner”, ungkap Thorik panggilan akrab dari Ketua Program D III Analis Kimia ini. 
Materi kedua yang disampaikan oleh Thorikul Huda, M.Sc., berakhir pada pukul 11.45 yang kemudian dilanjutkan istirahat.  Workshop tersebut kemudian dilanjutkan di laboratorium untuk menunjukkan beberapa jenis praktik terkait dengan keselamatan dan teknik  kerja di laboratorium.  Pada saat praktik, para peserta dipandu oleh seorang instruktur dari dosen yang dibantu oleh asisten.  Dosen-dosen yang terlibat pada saat praktik di laboratorium diantaranya adalah Yuli Rohyami, S.Si., Reni Banowati, S.Si., Jamalul Lail, S.Si., Tatang Shabur Julianto, M.Si  dan Dwiarso Rubiyanto, M.Si. 

Kata Kunci: hidrokarbon, ion, sabun
 Ibu Lucille Davies, yang sedang mengajar cara membuat sabun di SM, bersedia menjawab pertanyaan tersebut.
Sabun tanpa zat pewarna adalah putih pucat, semacam warna gading terang. Kita menggunakan beberapa tetes pewarna makanan di tahap akhir.
Resep pembuatan sabun terdapat dalam Nelson Chemistry 12, dipublikasikan oleh Nelson Thomson pada tahun 2001, edisi Ontario (Kanada), yang saya ajarkan.
Sebagaimana yang saya pahami, sabun mulai menarik perhatian ketika orang-orang melihat bentuk gelembung ketika air hujan jatuh pada debu di mana mereka hendak memasak daging di luar rumah, semacam acara kemping. Gelembung-gelembung tersebut ternyata sangat efektif dalam membersihkan lemak, jauh lebih baik daripada air saja. Bahkan, sabun sudah diformulasikan ketika lemak hewan dipanaskan dengan debu yang mengandung basa kuat.
Sekarang kita dapat membuat sabun dengan memanaskan NaOH dengan berbagai jenis lemak hewani atau minyak nabati. Lemak dapat dilarutkan ertama dengan sedikit etanol. Campuran ini harus dipanaskan perlahan-lahan sehingga reaksinya sempurna. Campuran kemudian berubah dari cairan menjadi bentuk seperti puding. Pada titik ini, molekul sabun terbentuk. Molekul lemak pecah menjadi asam lemak dan gliserol. Kemudian natrium bereaksi dengan asam lemak.
Molekul sabun ini sekarang memiliki “kepribadian ganda”.. ion natrium dapat bercampur baik dengan air, dan hidrokarbon yang berujung asam lemak dapat bercampur baik dengan lemak, jadi ketika Anda membilas air antara sabun dan lemak, molekul sabun menarik lemak dengannya bersamaan dengan air yang mengalir. Hasilnya, tangan yang bersih.
Ada beberapa tahap yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembuatan sabun… tambahkan sejumlah larutan kalsium klorida untuk mengendapkan sabun, cuci dengan asam lemah seperti cuka untuk menetralkan NaOH yang tidak bereaksi, dan tambahkan parfum dan pewarna… bentuklah sabun dan biarkan kering.
Hal ini menyenangkan, dan proses ini terkait dengan satuan kimia organik pada asam karboksilat atau bahkan satuan asam/basa dalam kimia umum.
Produksi massal sabun memiliki dampak terkait dengan higienitas dan kesehatan. Sebelum itu, orang-orang terbiasa hidup dengan kondisi tidak bersih… dan berbau sangat tidak enak.
Saya harap ini sangat berguna.

 Sabun mengandung zat pemutih seperti titanium oksida sehingga berwarna dan tidak transparan.
Transparannya sabun tanpa zat tambahan tergantung pada kondisi Kristal (ukuran Kristal) sabun. Indeks bias suatu zat tidak lagi homogen bila Kristal dan tingkat amorfnya tercampur. Dalam hal ini, sinar yang datang akan dihamburkan oleh zat tersebut, dan menghasilkan sabun yang tidak transparan. Karenanya, titik kunci dalam pembuatan zat tersebut adalah pencegahan terhadap pertumbuhan

Kristal sabun.
 Dalam pembuatan sabun transparan (lihat foto di atas), pereaksi pemutih seperti campuran gliserin dan gula ditambahkan, kemudian dikeringkan perlahan-lahan, menguapkan pelarutnya yang mudah terbakar seperti air dan etanol. Diduga bahwa pereaksi pemutih ini terletak di antara molekul sabun, mecegah pertumbuhan Kristal sabun. Metode lainnya, jika komposisi (bilangan penyabunan) sabun adalah sama, adalah untuk mempercepat pembentukan sabun di bawah kondisi dingin juga untuk mencegah pertumbuhan Kristal.
Bagaimanapun, saya tidak spesifik mengenai kondisi dingin karena tergantung pada komposisi sabun.

Kata Kunci: boron carbide, kain katun, kaos, membuat kaos
 Boron carbide – bahan ketiga yang paling keras di Bumi – telah dibuat kedalam bentuk kain katun kaos, secara dramatis meningkatkan kekerasannya. Proses ini merupakan cara baru untuk membuat nanokomposit yang keduanya sangat keras dan fleksibel, dan merupakan suatu langkah menuju penciptaan bahan baru yang efektif bagi perisai tubuh.
Angkatan militer modern menggunakan pelat boron carbide (B4C) sebagai keramik yang dimasukkan dalam baju anti peluru namun hal tersebut dapat membatasi pergerakannya, sehingga desain nanokomposit – dimana B4C digunakan untuk memperkuat bahan yang lainnya – dapat menyediakan keseimbangan sempurna antara kekuatan dan kefleksibilitasan.
Saat ini, suatu terobosan telah dibuat dengan suatu kolaborasi para peneliti dari Cina, Switzerland dan Amerika Serikat, yang menemukan bahwa serat katun yang tahan lama dan berpori alamiah sangat ideal untuk pekerjaan ini.

‘Kita mampu untuk membuat kuantitas yang besar dari kawat nano B4C berkekuatan tinggi dengan menggunakan kaos katun yang keduanya sebagai pola dan sumber karbon,’ kata Xiaodong Li, yang memimpin kelompok dari University of South Carolina, Amerika Serikat. Dengan menggunakan katun sebagai suatu pola, tim ini mengatasi persoalan sebelumnya mengenai kawat nano yang menggumpal bersama-sama.
Pada penelitian ini, beberapa persegi dipotong dari kaos katun 100 persen dan celupkan pada larutan bubuk boron dan nikel berbasis katalis, sebelum dipanaskan sekitar 1100ºC selama empat jam dibawah aliran argon (untuk menghentikan terbakaranya bahan tersebut). ‘Serat katun memiliki banyak sekali pori-pori yang sangat kecil yang dapat digunakan untuk menjebak bubuk tersebut,’ jelas Li. ‘Selama proses ini serat-serat katun mengubah serat karbon – yang bereaksi dengan bubuk boron, yang menghasilkan B4C.’
Setelah reaksi, kaos ini berubah dari putih menjadi hitam, tetapi tetap ringan dan dapat dibentuk. Namun disamping perubahan dramatis pada property mereka, tipe dari ‘katun berperisai’ ini belumlah siap untuk menggantikan bahan anti peluru konvensional, seperti Kevlar.
‘Meskipun hal ini tidaklah seperti itu, namun benang-benang tersebut akan menggantikan yang lainnya dimana dapat dibandingkan kekuatannya dengan Kevlar, hal ini merupakan perkembangan yang menarik pada teknologi tekstil maju yang dimodifikasikan dengan bahan nanoskala,’ kata Nicholas Kotov, seorang ahli pada bahan komposit dari University of Michigan, Amerika Serikat.
Boris Yakobson, seorang ahli material pada Rice University, Amerika Serikat, setuju bahwa ‘hal ini sangatlah cerdik dalam menggunakan katun sebagai pola alamiah bagi mencegah agregasi dari munculnya boron yang kaya akan kawat nano dan bertindak sebagai sumber karbon. Meskipun performa dari komposit akhir ini tidaklah sangat tinggi, namun pendekatannya sangatlah menjanjikan.’

Lewis Brindley

Referensi
X Tao et al, Adv. Mater., 2010, DOI: 10.1002/adma.200903071

 Sejak tahun 2010, Indonesia terikat dengan ACFTA (Asean-China Free Trade Agreement) sehingga produk-produk dari negara-negara di ASEAN maupun Cina akan masuk ke Indonesia secara bebas.  Apabila hal tersebut tidak dapat dikendalikan, maka produk-produk yang tidak memilki standar jaminan mutu yang baik akan beredar di Indonesia dan dapat membahayakan penduduknya.  Semua pihak seperti Pemerintah, Masyarakat dan bahkan Perguruan Tinggi harus memiliki tanggung jawab dan dapat mengantisipasi permasalahan tersebut.  Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan sertifikasi kepada produk-produk yang beredar di Indonesia dari laboratorium terakreditasi.   
Disisi lain, persoalan lingkungan juga senantiasa menjadi global issues. Pengendalian lingkungan sudah menjadi tuntutan nasional maupun dunia internasional, sehingga diperlukan usaha untuk memberikan kesadaran kepada semua pihak terhadap isu-isu green chemistry.  Dengan adanya isu pasar bebas ataupun green chemistry tersebut, maka saat ini pemerintah sangat gencar mendorong berbagai laboratorium swasta maupun negeri untuk dilakukan standarisasi sesuai ISO 17025.
UII sebagai perguruan tinggi mendorong sekaligus berkomitmen agar laboratorium-laboratorium yang ada di dalamnya dapat distandarisasi sesuai ISO 17025.  Sebagai bukti dari komitmennya tersebut, maka saat ini Laboratorium Terpadu UII telah memperoleh akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai Laboratorium Penguji dengan nomor LP-478-IDN.  Dengan diperolehnya akreditasi Laboratorium Terpadu dari KAN menunjukkan bahwa UII sebagai perguruan tinggi swasta pertama di Indonesia yang yang berhasil terstandarisasi sesuai ISO 17025.  Dengan diperolehnya ISO 17025 sebagai Laboratorium Penguji, maka hasil pengujian yang dikeluarkan oleh Laboratorium Terpadu UII sudah mendapatkan pengakuan secara nasional maupun internasional.  
Proses menuju akreditasi Laboratorium Terpadu UII sudah dimulai sejak tahun 2006.  Berbagai persiapan dilakukan untuk mendapatkan pengakuan dari KAN seperti menyelenggarakan beberapa pelatihan untuk personel laboratorium, pembuatan dan pengiriman dokumen, perbaikan dokumen, asesmen hingga tindakan perbaikan hasil temuan pada saat asesmen.  Untuk pengiriman dokumen hingga diperolehnya akreditasi Laboratorium Terpadu kurang lebih selama 1,5 tahun.

 

Kami atas nama seluruh Civitas akademika Program Studi Ilmu Kimia Mengucapkan:

SELAMAT HARI RAYA 'IDUL FITRI 1431 H.

Taqobbalalloohu Minnaa Wa Mingkum, kullu 'aamin wa antum bi Khoiir. Insya Alloh…

mohon maap Lahir dan Batin.