Kata Kunci: Bahan Bakar Hidrogen, Bahan Non Sumber Makanan, Pemanfaatan Woodchips

{mosimage}Sudah tahukah anda, bahwa sel bahan bakar kendaraan yang kita gunakan untuk kebutuhan sehari-hari teryata dapat dihasilkan juga oleh enzim yang mengkonsumsi selulosa dari rumput atau woodchips (potongan kayu kecil) dan hembusan hidrogen. Peneliti di Virginia Tech, Oak Ridge National Laboratory (ORNL), dan University of Georgia telah menghasilkan gas hidrogen murni dengan daya yang cukup baik untuk sebuah sel bahan bakar dengan melakukan proses pencampuran 14 enzymes, yaitu antara lain:  satu coenzyme, cellulosic dari bahan bukan makanan, dan  air dengan temperature sekitar (32 derajat Celcius).
Dan hasilnya Grup penelitian ini mengumumkan tiga kemajuan dari “satu panci” proses: 1) sebuah novel kombinasi enzim,  2) meningkatkan laju generasi hidrogen – untuk secepat proses fermentasi hidrogen, dan 3) dan dimana kimia energi output lebih besar dari energi kimia disimpan dalam gula –  hidrogen tertinggi hasil laporan adalah dari material cellulosic. “Selain konversi energi kimia dari gula, proses juga mengubah suhu rendah menjadi energi panas berkualitas tinggi energi hidrogen – seperti Prometheus mencuri api,” kata Percival Zhang, asisten profesor dari biologi sistem rekayasa di College Pertanian dan Life Sciences di Virginia Tech.

“Hal ini menarik karena menggunakan selulosa pati yang dapat diperbaharui memperluas sumber daya yang ada untuk memproduksi hidrogen disertakan sebagai biomas,” kata Jonathan Mielenz, pemimpin dari Bioconversion Sains dan Teknologi di ORNL Group.
Para peneliti menggunakan cellulosic terisolasi dari bahan kayu chips, potongan rumput bekas dapat juga digunakan. “Jika pecahan kecil tersebut, 2 atau 3% dari biomas tahunan yang digunakan untuk produksi gula ke sel bahan bakar hidrogen digunakan untuk transportasi, maka kita bisa mencapai kebebasan transportasi untuk bahan bakar,” ujar Zhang. (Dia menambahkan bahwa 3 persen adalah angka global untuk kebutuhan transportasi. AS akan benar-benar perlu mengkonversi sekitar 10 persen dari biomassanya – yang akan menjadi 1,3 miliar ton biomassa yang akan bermanfaat).
Penelitian ini didukung oleh Air Force Office of Scientific Research; Zhang dari DuPont Profesor Young Award, dan Departemen Energi AS.
Sumber :  http://www.ccnmag.com/article/hydrogen_fuel_from_woodchips_and_other_non-food_sources
Di : http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/teknologi_tepat_guna/pemanfaatan-woodchips-dan-bahan-non-sumber-makanan-menjadi-bahan-bakar-hidrogen/

{mosimage}

Mba Diah (Kiri) dan Cecep (Kanan)

Kaliurang, Satu lagi prestasi yang ditorehkan oleh civitas akademika FMIPA UII, kali ini di ajang Pelatihan (Refreshing) SAP yang dilaksanakan oleh TIM SAP UII bertempat di FE UII pada tanggal 25-26 Mei 2009.
Dalam kesempatan tersebut FMIPA mengirimkan 4 delegasi yang telah mengemban amanah sebagai user and dalam Material Management SAP FMIPA yaitu :
1. Diah Setia Handayani, A.Md. delegasi dari Prodi Farmasi FMIPA UII.
2. Nurhamid Sutanto, A.Md. delegasi dari Prodi Statistik FMIPA UII.
3. Cecep Sa’bana Rahmatillah, S.Si. delegasi dari Prodi Ilmu Kimia FMIPA UII.
4. Dedy Sugiarto, S.Si. delegasi dari Program D3 Kimia Analis FMIPA UII
  {mosimage}
Seluruh peserta, instruktur beserta panitia berpose bersama
Setelah dua hari mengikuti kegiatan tersebut, panitia mengadakan ujian Post Test untuk mengetahui sejauh mana peserta menyerapan materi yang diberikan oleh para instruktur. Test dilakukan secara online sebanyak 15 soal diberikan yang harus diselesaikan dalam waktu 15 menit. Hasil dari ujian tersebut dijaring 6 besar terbaik dari seluruh peserta. Terbaik pertama dari FTI Prodi Teknik Informatika dengan nilai 80, terbaik kedua dari FTSP dengan nilai 80, terbaik ketiga dari FMIPA Prodi Ilmu Kimia dengan nilai 73.3, Terbaik keempat dari Tim keuangan FE dengan nilai 73,3, terbaik kelima  dari FMIPA Prodi Farmasi dengan nilai 60 dan terbaik keenam dari Badan Wakaf UII dengan nilai 60.
Keenam besar terbaik ini berhak mendapatkan uang talikasih dan dapat mengikuti pelatihan SAP tingkat lanjut yang akan dilaksanakan dua hari ke depan Rabu-Kamis, 27-28 Mei 2009 masih di tempat yang sama yaitu di FE UII.
Dalam sambutannya perwakilan dari badan wakaf UII menyampaikan rasa syukur dengan antusiasnya para peserta pada pelatihan (Refreshing) SAP kali ini. Dan dengan adanya enam besar terbaik ini memberikan motivasi kepada seluruh peserta agar ber-fastabiqul khoirot dalam memberikan yang terbaik untuk kemajuan UII dengan menjalankan SAP walaupun masih bagian terkecil dari SAP yang berkaitan dengan Material Management.
Ayo semangat….

{mosimage}Condong Catur, Tim SIAT UII melaksanakan pelatihan Refreshing SAP Kemarin hari ini , Senin-Selasa, 25-26 mei 2009 di Lab. Komputer Fakultas Ekonomi, Kampus Condong Catur. Pelatihan ini diikuti oleh seluruh user(pengguna) SAP, tak terkecuali staff Laboratorium Ilmu Kimia UII. Dalam kesempatan tersebut peserta diberikan materi Overview, Navigasi, Material Manajemen serta diskusi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh User ketika bergerak di lapangan.
SAP (System Aplication and Product) adalah sebuah shopware manajemen yang didirikan tahun 1972, yang sekarang kantor pusatnya berada di Walldorf, Germany. SAP dalam perkembangannya telah menjadi salah satu solusi dari ERP (Enterprice Resource Planning) terbesar di dunia.

UII sebagai suatu Institusi yang bisa dikatakan sudah besar mempunyai cita-cita agar semua kekayaan UII dapat terukur, akuntabel dan transparan, dengan kata lain semua orang yang berkepentingan dapat secara mudah mengakses.
Dalam pelaksanaan pengadaan barang menggunakan Material Management. Dengan urutan sebagai berikut :
1. Determinations of Requirement
2. Determinations of Source of Supply (pembuatan Purchase Requisitions (PR))
3. Vendor Selections
4. Purchase Order
5. Purchase Order Monitoring
6. Goods Receipt
7. Invoice Verifications
8. Payment Processing

Foto – foto Kegiatan :

{mosimage}

 {mosimage}

 {mosimage}

 {mosimage}

 {mosimage}

 {mosimage}

{mosimage}Proses untuk mengubah serpihan kayu, limbah pertanian dan biomasa lainnya menjadi bahan bakar transportasi telah meyita perhatian para peneliti. Salah satu dari peneliti yang tertarik mengembangkan teknologi ini adalah insinyur kimia George W. Huber, yang timnya di University of Massachusetts, Amherst melaporkan suatu proses pirolisis katalitik selektif yang untuk pertama kalinya mampu mengubah secara langsung selulosa kedalam senyawa yang dapat dipakai untuk membuat bensin (ChemSusChem, DOI: 10.1002/cssc.200800018)
Masalah yang terbesar dari konversi biomasa adalah yang dinamakan "recalcitrance" dari tanaman, yaitu ketidakmampuan secara cepat dan ekonomis untuk mengubah secara langsung karbohidrat kompleks dari tanaman menjadi bahan kimia berguna dan bahan bakar. Para peneliti mencari beberapa pendekatan baik fisis, kimia dan biologis untuk mengatasi masalah recalcitrance ini, termasuk teknik pirolisis baru yang dikembangkan oleh Huber dan mahasiswa pascasarjananya Torren R. Carlson dan Tushar P. Vispute.
Pirolisis adalah sebuah metode baku yang melibatkan pemanasan material padat organik, termasuk limbah pertanian dan industri pada suhu tinggi dan kedap oksigen. Proses ini akan mendekomposisi material tersebut menjadi campuran hidrokarbon cair.
Para peneliti di UMass mengidentifikasi kondisi – kondisi reaksi yang diperlukan untuk mengontrol pirolisis dari serbuk selulosa dan karbohidrat berbasis biomasa lainnya yang dicampur dengan serbuk halus katalis zeolite ZSM5. Selulosa pertama-tama akan terdekomposisi menjadi bahan organik volatil teroksigenasi yang secara selanjutnya memasuki pori-pori zeolit dan secara selektif mengalami serangkaian reaksi dekabonilasi, dehirasi, oligomerisasi dan reaksi lainnya. Huber mengatakan, proses mereka memakan waktu kurang dari 2 menit pada suhu 600°C didalam reaktor yang didesain khusus yang dapat menghailkan senyawa-senyawa aromatis berupa naphthalene, ethylbenzene, toluene, dan benzene; produk samping termasuk arang, H2O, CO, dan CO2.
Namun proses ini masih memiliki beberapa batasan saat ini. Sebagai contoh, para peneliti masih memakai selulosa murni sebagai bahan awal pirolisis. Tambahan lain, regulasi di US metapkan jika campuran bensin harus mengandung senyawa aromatis lebih kecil dari 25% termasuk kurang dari 1% untuk bensen.
Huber mengatakan, kalau menggunakan bahan biomasa alami harusnya akan menghasilkan produk yang sama dengan memakai selulosa murni ketika proses ini nantinya telah dioptimalisasi. Dia juga menyadari bahwa batasan peraturan dari bensin terhadap kandungan senyawa aromatis akan membatasi pemakaian produknya. Namun dia menjelaskan produk aromatis ini dapat dicampur dengan senyawa alkana dan komponen lain untuk membuat bensin standar, atau senyawa aromatis dapat di hirogenasi untuk menghasilkan alkana. Jika kami menggabungkan langkah hidrogenasi didalam proses ini maka secara prinsip akan dapat mengahsilkan bensin yang standar, ungkap Huber.

{mosimage}
Huber, bersama para mahasiswanya.

Metode pirolisis baru ini merupakan metode sederhana untuk mengolah biomasa dalam jumlah yang besar dengan waktu yang singkat, komentar John R. Regalbuto, direktur dari National Science Foundation, yang mensuport kegiatan Huber. Proses Huber ini yang mengubah secara langsung selulosa menjadi bensin aromatis merupakan teknologi terdepan saat ini yang telah mengubah paradigma terhadap pembuatan bensin alternatif terbarukan, kata Regalbuto lebih lanjut.

Ditulis Oleh Chandra Wahyu Purnomo
Dosen Kimia FT Kimia UGM
Disadur dari: http://pubs.acs.org/cen/news/86/i16/8616notw4.html

Kata Kunci: Christian Friedrich Schönbein, sel bahan bakar

{mosimage}Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman, Christian Friedrich Schönbein pada tahun 1838, sel bahan bakar telah berkembang dan menjadi salah satu sumber energi alternatif. Para ahli kimia dari General Electric mengembangkan sel bahan bakar sebagai pembangkit listrik yang dimulai pada tahun 1955. Pada tahun 1958, sel bahan bakar untuk pembangkit listrik secara komersial dikembangkan pertama kalinya. Pengembangan terus berlanjut hingga pada tahun 2009 ini diprediksikan akan dapat menghasilkan keluaran listrik hingga 400 KW.

Sel bahan bakar adalah alat yang menghasilkan energi listrik secara elektrokimia. Seperti halnya sel elektrokimia, sel bahan bakar memiliki anoda dan katoda. Pada anoda terdapat bahan bakar gas hidrogen. Sedangkan pada katoda terdapat gas oksigen yang digunakan sebagai oksidator. Hidrogen yang berasal dari anoda diubah menjadi ion hidrogen dan elektron. Pada katoda, oksigen direduksi dengan adanya elektron. Perbedaan potensial yang terjadi pada anoda dan katoda inilah yang  menghasilkan arus listrik.
Sel bahan bakar telah menjadi salah satu fokus penelitian di negara- negara industri dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Dengan meningkatnya isu pemanasan global oleh gas rumah kaca, sel bahan bakar menawarkan energi ramah lingkungan yang tidak mengemisi gas CO2 sebagai penyumbang utama efek rumah kaca. Efesiensi sel bahan bakar secara teoritis dapat mencapai 100% adalah salah satu kelebihan yang tidak dapat dimiliki oleh pembangkit listrik dengan bahan bakar gas, minyak bumi dan batu bara yang menggunakan prinsip mesin Carnot. Dan yang paling terpenting adalah sumber bahan bakar yang melimpah, yaitu hidrogen. Dengan luas lautan mencapai dua pertiga permukaan bumi, air adalah salah satu sumber hidrogen yang tak terbatas.

{mosimage} 

Superioritas dari sel bahan bakar juga harus dibayar mahal dengan perlunya penelitian intensif guna mencapai pembangkit listrik yang murah, ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Pada tahun 2005, Amerika Serikat menganggarkan US$3,7 milliar untuk riset dan pengembangan sel bahan bakar dan hidrogen. Sel bahan bakar ini memerlukan material elektrokatalis sebagai anoda dan katoda yang dapat mengkatalisa reaksi oksidasi hidrogen dan reduksi oksigen. Saat ini, elektrokatalis yang superior adalah platina, logam yang sangat mahal dan langka jumlahnya sehingga banyak penelitian ditujukan untuk mencari material lain selain logam platina. Sumber hidrogen yang berasal dari air juga merupakan masalah yang saat ini dihadapi. Mahalnya proses elektrokatalisa air untuk mendapatkan hidrogen juga merupakan kendala pemasaran sel bahan bakar saat ini, sehingga belum dapat bersaing dengan bahan bakar minyak bumi.
Berkurangnya sumber daya minyak bumi dan tuntutan untuk mengurangi gas rumah kaca menjadikan sel bahan bakar ini suatu solusi guna mencegah krisis energi dan lingkungan. Dengan berkembangnya hasil penelitian, harga energi sel bahan bakar ini akan bisa ditekan dan akan menjadi salah satu sumber energi alternatif utama dimasa yang akan datang.

Ditulis oleh Zaenal Awaludin pada 18-05-2009

{mosimage}Kaliurang, Hari Jum’at, 15 Mei 2009, UII Melaksanakan Pembukaan rangkaan kegiatan MILAD ke 66 dengan mengadakan sarasehan bersama Tokoh UII bertema “UII Menuju Universitas Berkelas Dunia". Hadir dalam kesempatan tersebut Rektor UII Bapak Prof. Dr. Edi Suandi Hamid, M.Ec.; Mantan Rektor UII Bapak Prof. Zaini Dahlan, MA.; Dekan FTSP Bapak Dr. Ir. Ruzardi, MS.; dan Alumni FH yang sekarang menjabat sebagai Ketua Komisi Yudisial RI Bapak Busyro Mukoddas, SH., M.Hum. serta dimoderatori oleh Bapak Drs. Imam Mudjiono, M.Ag. kegiatan tersebut dimulai jam 13.15 WIB sampai 15.00 WIB.
Universitas Islam Indonesia diusianya yang ke 66, telah berkembang menjadi salah satu universitas yang besar di Indonesia. Dan harapannya dalam MILAD ke-66 UII mementapkan langkah untuk menjadi universitas berkelas dunia. Diperlukan kontribusi dari semua fihak, baik Dosen, Mahasiswa, Karyawan bahkan Pengurus Yayasan Badan Wakaf, bahkan semua civitas akademika UII untuk mewujudkan cita-cita besar ini.
Sebagai pembuka moderator menyatakan bahwa tema yang dibahas adalah sebuah niatan baik, karena pada saat ini UII faktanya belum diakui, baik di tingkat nasional apalagi internasional. Prof. Zaini pada kesempatan pertama, menyatakan bahwa UII sebagai Universitas Islam Tertua di Indonesia, seharusnya bisa menjadi universitas berkelas dunia, dengan tekad dan niatan serta dukungan seluruh civitas akademika UII. Dengan catatan ciri khas UII tidak boleh ditinggalkan. Ciri Khas tersebut bias dilihat dari namanya yaitu universitas yang bernuansa Islami dan  berwawasan Nusantara. Beliau berkata sejauh perginya UII kemana saja, jangan sampai menghilangkan ciri khas tersebut. Karena cirri khas tersebut telah dibentuk oleh semua funding father nya UII sejak dahulu.
Pembicara kedua Bapak Busyro mengatakan bahwa di UII dibutuhkan Falsafah Ilmu yang digabungkan dengan nilai-nilai keislaman dan akan lebih baik hal tersebut dituangkan dalam Kurikulum-kurikulum di perkuliahan.
Pembicara ketiga Bapak Ruzardi melaporkan hasil Studi Bandingnya ke Hokaido University di Jepang, bahwa jika UII ingin menjadi Universitas berkelas dunia haruslah memaksimalkan Laboratorium Untuk Pengajaran dan penelitian. Bahwa salah satu ciri dari universitas berkelas dunia adalah universitas yang produktif dalam penelitian.
Bapak rektor sebagai pembicara ketiga mengajak seluruh civitas akademika UII untuk dapat mewujudkan UII menjadi universitas berkelas dunia.
Semoga UII dapat menjadi Universitas berkelas dunia.

 

Undangan untuk seluruh Civitas Akademika Universitas Islam Indonesia, tidak terkecuali Suluruh staff yang ada di Prodi Ilmu Kimia. Dimohon kegadirannya dalam acara Sarasehan Tokoh UII dan pembukaan MILAD UII ke-66, yang akan dilaksanakan pada :

          Hari/Tanggal    : Jum'at, 15 Mei 2009

          Waktu                : 13.00 – Selesai

          Tempat              : Auditorium Kahar Mudzakkir UII

                                       Jl. Kaliurang Km.14.5, Sleman, Jogjakarta

Desy Wulandari, A.Md.
Kaliurang- Desy Wulandari, A.Md.-biasa dipanggil Wulan- Mahasiswi Ilmu Kimia Fakultas MIPA UII, bersama dengan 39 peserta lainnya mengikuti Seleksi Nasional ONMIPA-PT 2009 Bidang Kimia pada tanggal 11-12 Mei 2009 kemarin. Bertempat di Universitas Gadjah Mada, Auditorium FMIPA-UGM (Ruang A1.06), Sekip Utara Yogyakarta.
Satu lagi prestasi yang kali ini di persembahkan oleh Wulan, yang pada Olimpiade Kimia Tahun 2009 tingkat Kopertis Wilayah V DI. Yogyakarta yang dilaksanakan pada 21-22 April 2009, menduduki peringkat Juara III untuk Bidang Kimia. Mahasiswi yang juga alumni D3 Kimia Analis FMIPA yang sekarang melanjutkan studi di S1 Ilmu Kimia ini, berhasil menduduki Juara 3 dan merupakan satu-satunya dari 5 besar yang berasal dari UII dalam kompetisi tersebut. Selain mendapat sertifikat dan uang pembinaan, Wulan jaga ditunjuk kopertis V untuk mengikuti Seleksi Nasional ONMIPA-PT 2009 Bidang Kimia, bersama 5 besar lainnya untuk mewakili Kopertis V dalam even nasional tersebut.
Wulan, akan bersaing dalam seleksi nasional ONMIPA-PT 2009 melawan 39 peserta lainnya yang berasal dari Perguruan Tinggi  negeri  dan swasta di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Antara lain UGM, UNS, UNNES, UIN Sunan Kalijaga, UNTAG Semarang, UAD, ISTA, USD, UKSW, UMP, dan UNDIP. Mari kita senantiasa dukung satu-satunya wakil UII di ONMIPA-PT 2009 dengan doa, dukungan moril dan dukungan materiil dalam rangka mengharumkan nama UII di kancah nasional serta dalam rangka mendukung UII dalam mencapai World Class University. Cayoo Wulan, moga berhasil.

Kata Kunci: bioinformatika, efek samping obat, Protein Data Bank, struktur tiga dimensi protein, terapetik

{mosimage}komputer-farmasiPada 13 Desember 2007, dilaporkan bahwa identifikasi awal dari efek samping buruk obat sebelum diuji pada manusia adalah sangat penting dalam mengembangkan terapi baru, karena efek samping yang tidak diharapkan menyebabkan sepertiga dari kegagalan proses pengembangan obat. Sekarang, peneliti pada Universitas California, San Diego (UCSD) telah mengembangkan teknik baru dengan menggunakan modeling komputer untuk mengidentifikasi efek samping potensial dari obat, dan telah menggunakan teknik itu untuk mempelajari kelas obat tertentu, yang termasuk didalamnya adalah tamoxifen, obat yang sering diresepkan pada perawatan kanker payudara. Kajian mereka tersedia di jurnal Plos Komputasi Biologi.
Metode uji konvensional menapiskan senyawa pada studi binatang, sebelum uji pada manusia, dengan harapan dapat menemukan efek samping dari terapetik yang menjanjikan. Tim UCSD, yang dipimpin oleh Philip Bourne, Profesor Farmakologi pada Sekolah Farmasi dan ilmu farmasetika UCSD dan Lei Xie PhD dari Pusat Komputer Super San Diego UCSD, mereka menggunakan tenaga dari model komputer untuk menapiskan molekul obat tertentu menggunakan database yang tersedia untuk seluruh dunia. Database tersebut adalah Protein Data Bank (PDB), yang didalamnya terdapat entri dari ribuan struktur tiga dimensi protein.
Molekul obat didesain untuk mengikat pada protein target dalam rangka mendapatkan efek terapetik, namun jika molekul obat kecil yang berfungsi sebagai ‘kunci’ bertaut pada target protein lain yang memiliki situs pengikatan serupa, atau ‘lubang kunci’, maka efek samping bisa terjadi.
Dalam rangka mengidentifikasi protein yang bisa menjadi target tak diinginkan, peneliti USCD menggunakan molekul obat tunggal dan melihat bagaimana kemungkinan ia dapat mengikat pada semua protein yang disandikan oleh proteosom manusia. Dalam studi kasus yang sudah dipublikasikan, mereka menggunakan Select Estrogen Receptor Modulators (SERMs), kelas obat yang dimana tamoxifen termasuk didalamnya, untuk mengilustrasikan pendekatan baru tersebut.
‘Prosedur komputasi yang kami kembangkan dimulai dengan model tiga dimensi obat, dalam rangka menunjukkan struktur dari molekul obat yang terikat pada protein target, dalam hal ini SERM yang terikat pada reseptor estrogen,’ kata Bourne, yang adalah wakil direktur PDB. Kemudian, peneliti menggunakan analisis komputer untuk mencari situs pengikatan lain yang cocok dengan situs pengikatan obat. Seperti mencari lubang kunci lain, yang dapat dibuka oleh kunci yang sama.
Pada kajian ini, tim menemukan protein target SERMs yang belum teridentifikasi sebelumnya . Identifikasi pada situs pengikatan ini menjelaskan mengapa terjadi efek samping yang buruk, dan membuka peluang untuk memodifikasi obat supaya tetap mengikat pada target yang diinginkan, namun mengurangi afinitasnya pada situs sekunder.
“Jika obat memiliki efek sampingan buruk, kemungkinan besar obat tersebut mengikat pada molekul sekunder yang tidak diinginkan, dengan kata lain, kunci yang digunakan untuk bertaut dengan sasaran ternyata cocok untuk banyak lubang kunci,’ kata Bourne. Ia menjelaskan, bahwa dengan menggunakan teknik komputer ini untuk menemukan ‘lubang kunci’ lain akan menghasilkan salah satu dari tiga hal ini: Lubang kunci baru bisa jadi tidak menghasilkan efek apapun, lubang kunci tersebut dapat menjelaskan efek samping buruk dari obat, atau riset tersebut dapat saja menemukan efek terapetik baru, yang potensial untuk pengembangan obat yang ada.
Peneliti UCSD melanjutkan kajian mereka, yang menurut Bourne dapat diaplikasikan pada semua obat yang ada di pasaran, dimana struktur obat tersebut terikat pada reseptor PDB. Bourne menggaris bawahi, bahwa hasil dari pendekatan ini tetap harus diuji di laboratorium basah.
Jiang Wang dari program Bioinformatika UCSD juga berkontribusi pada studi ini melalui Plos. Penelitian ini didukung oleh National Institute of Health. Diadaptasi dari bahan yang diberikan oleh UCSD.

Diterjemahkan dari:
University of California – San Diego (2007, December 13). New Computational
Technique Can Predict Drug Side Effects. ScienceDaily. Retrieved April 28, 2009
Ditulis oleh: Arli Aditya Parikesit pada 13-05-2009

Kata Kunci: emulsifier, es krim, gliserol monostearat, kristal es, lesitin, polisakarida, protein, stabiliser, susu

{mosimage}Es-krim Seperti juga coklat, maka es krim adalah makanan favorit tua muda. Lihat saja di mal atau supermarket, tua muda rela antri untuk membeli es krim. Apa istimewanya es krim sehingga disuka banyak orang? Tentu saja karena rasanya yang enak dan teksturnya yang sangat lembut tidak seperti es pada umumnya.
Ingin tahu mengapa es krim beda dengan es batu biasa???
Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada berperanan untuk memberikan texture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak.
Bahan utama dari es krim adalah lemak (susu), gula, padatan non-lemak dari susu (termasuk laktosa) dan air. Sebagai tambahan, pada produk komersil diberi emulsifier, stabiliser, pewarna, dan perasa. Sebagai emulsifier biasanya digunakan lesitin, gliserol monostearat atau yang lainnya. Emulsifier ini berguna untuk membangun distribusi struktur lemak dan udara yang menentukan dalam membentuk sifat rasa/tekstur halus dan pelelehan yang baik. Untuk stabilisernya bisa digunakan polisakarida dan ini berfungsi sebagai penambah viskositas. Sedangkan pewarna dan perasa bisanya bervariasi tergantung pada selera pasar. Jika ingin diberi rasa strawberry tentunya diberi perasa strawberry dan pewarna merah. Ingat, pewarna yang diberikan tentunya harus pewarna makanan bukan pewarna tekstil lho.

 

Bahan-bahan tersebut dicampur, dipasteurisasikan, dihomogenasikan, dan didinginkan dengan cepat. Setelah emulsi minyak dalam air tersebut dibiarkan dalam waktu yang lama, kemudian dilewatkan dalam kamar yang suhunya cukup rendah untuk membekukan sebagian campuran. Pada saat yang sama udara dimasukkan dengan cara dikocok. Tujuan dari pembekuan dan aerasi ini adalah pembentukan buih yang stabil melalui destabilisasi parsial dari emulsi. Pengocokan tanpa pendinginan tidak akan memberikan buih yang stabil. Jika buih terlalu sedikit produknya akan tampak basah, keras dan sangat dingin. Sedang jika buihnya terlalu banyak maka produknya akan tampak kering. Sel-sel udara pada es krim harus berukuran sekitar 100 mikron. Jika sel udaranya terlalu besar, es krimnya akan meleleh dengan cepat. Sedang jika sel udaranya terlalu kecil maka buihnya akan terlalu stabil dan akan meninggalkan suatu ‘head’ ketika meleleh.
Es krim mempunyai struktur koloid yang kompleks karena merupakan buih dan juga emulsi. Buih padat terjadi karena adanya lemak teremulsi dan juga karena adanya kerangka dari kristal-kristal es yang kecil dan terdispersi didalam larutan makromolekular berair yang telah diberi gula. Peranan emulsifier (misalnya: gliserol monostearat komersial) adalah untuk membantu stabilisasi terkontrol dari emulsi didalam freezer. Perubahan-perubahan polimorfis lemak pada es krim selama penyimpanan menyebabkan perubahan bentuk pada globula awalnya, yang berkombinasi dengan film protein yang agak lepas, menyebabkan terjadinya penggumpalan di dalam freezer. Stabilisasi gelembung-gelembung udara pada es krim juga terjadi karena adanya kristal-kristal es dan fasa cair yang sangat kental. Stabiliser polisakarida (misalnya: carrageenan) menaikkan kekentalan fasa cair, seperti juga gula pada padatan non-lemak dari susu. Stabiliser-stabiliser ini juga dikatakan dapat memperlambatan pertumbuhan kristal-kristal es selama penyimpanan. Hal ini karena jika kristal-kristal esnya terlalu besar maka akan terasa keras di mulut.
Nah ternyata es krim itu seru kan, gak cuma berisi air saja. Hayooo…. Siapa yang jadi ingin makan es krim???

Ditulis oleh Dwi Hudiyanti pada 01-05-2009