Kata Kunci: thermometer, titik didih

 Dr. Yasunori Tominaga dari Universitas Perempuan Ochanimizu bersedia menjawab pertanyaan di atas.
Dr. Tominaga memberi catatan, “ Saya tidak menjanjikan semua informasi dari artikel saya adalah benar, karena ini adalah perkiraan saya.
Titik didih yang lebih rendah disebabkan oleh dua factor:a ir itu sendiri dan metode pengukuran.
Walaupun saya tidak melihat bagaimana percobaan dilakukan, metode pengukuran tampaknya adalah penyebabnya.
Ketika kita mengukur titik didih air, kita biasanya mendidihkan air dalam piala gelas dan meletakkan thermometer (alkohol atau raksa) ke dalam air. Kelas dasar ilmu sains biasanya menggunakan thermometer alkohol. Kebanyakan orang meletakkan ujung thermometer ke dalam cairannya ketika mengukur suhunya, dan sebagian besar badan thermometer tidak bersentuhan dengan zat yang mereka ukur. Bahkan kebanyakan thermometer alkohol terbuat dari minyak tanah sebagai pengganti alkohol.

Pada thermometer jenis ini, cairan di dalam tabung kaca yang menyempit (yang memiliki radius homogen) memuai ketika dipanaskan, dan meningkatkan isi dalam tabung. Kemudian panjang cairan berhenti (skala) diasumsikan sebagai suhu yang terukur. Karenanya, jika suhu semua cairan di dalam thermometer tidak sama, kita tidak bisa mengatakan bahwa kita mengukur suhu dengan akurat.
Sebagai contoh, kita selalu bisa mengatakan data mengukur suhu ruangan dengan akurat karena seluruh thermometer berada dalam atmosfer yang sama. Bagaimanapun, ketika mengukur thermometer yang berisi cairan, kita harus selalu memastikan bahwa seluruh tabung kaca terendam dalam zat yang diukur.
Contoh lain, bila Anda mengukur suhu air sungai, pastikan untuk meletakkan seluruh thermometer ke dalam air untuk mendapatkan pembacaan yang akurat.
Karena tidak mudah untuk meletakkan thermometer ke dalam air mendidih, kita harus menggunakan peralatan yang tepat. Gunakan tabung berkerucut yang sedikit lebih tinggi dari thermometer. Letakkan sumbat dengan lubang di mulut tabung sehingga thermometer bisa ditahan dengannya. Isi air dalam tabung, didihkan dan baca thermometer.
Artikel yang sama bisa ditemukan dalam buku teks pegangan mengajar ilmu sains dasar

 

Kata Kunci: cangkang telur

 Tentunya semua sudah kenal dengan jenis makanan yang satu ini, telur, merupakan makanan kaya akan protein yang hampir sering disajikan setiap kali sarapan pagi. Banyak cara dilakukan oleh orang untuk mengolah telur menjadi suatu makanan diantaranya direbus, digoreng bahkan adapula yang memakannya mentah-mentah seperti yang dilakukan oleh para atlet binaraga. Namun pernahkan di perhatikan, ketika kita merebus telur,kadang telur rebus yang dihasilkan sempurna, adapula telur yang mengalami retak pada cangkangnya. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Sebenarnya fenomena ini bisa dijelaskan secara ilmiah.
Apabila kita mengingat-ingat pelajaran Biologi yang diberikan di sekolah menengah pertama, telur tidak hanya tersusun dari kuning telur, putih telur dan kulit telur namun ada beberapa bagian lain, seperti yang terlihat ada gambar di bawah

–Struktur Telur–

Menarik untuk dicermati bagian cangkang dan ruang udara pada gambar di atas untuk menjelaskan fenomena retaknya cangkang telur ini. Bagian cangkang telur ini sebenarnya bukanlah sistem tertutup seperti yang kita bayangkan, namun cangkang telur ini terdiri dari ribuan pori-pori sangat kecil yang memungkinkan karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) keluar dari telur setiap saat dan udara yang kaya akan oksigen (O2) masuk ke dalam telur. Maka dari itu, telur dapat dikatakan bernapas demi menunjang pertumbuhan keping germinal menjadi embrio dan selanjutnya terus berkembang menjadi mahluk hidup (telur menetas). Dengan bertambahnya umur telur, maka ukuran ruang udara akan bertambah besar.
Selama merebus telur, volume ruang udara di dalam telur bertambah seiring dengan meningkatnya suhu. Jika proses perebusan berlangsung terlalu cepat, udara yang terus berkembang volumenya di dalam telur tidak mempunyai cukup waktu untuk keluar dari telur melalui pori-pori cangkang, akibatnya cangkang telur akan mengalami retak. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui hukum gas Charles. Hukum gas Charles menyatakan bahwa gas ideal pada tekanan konstan, volume gas akan berbanding lurus dengan suhu absolutnya (dalam Kelvin), dengan kata lain volume gas akan bertambah jika suhu meningkat, begitu juga sebaliknya, seperti yang terlihat pada ilustrasi di bawah.


Gambar 2. Deskripsi Hukum gas Charles (Sumber gambar: www.zimbio.com/)

Dimana V: volume gas (m3), T: suhu absolut (K), dan k2 :konstanta (m3.K-1)

Hubungan antara volume dan suhu pada gas ideal ini dikemukakan oleh ilmuwan fisika asal perancis, Jacques Charless (1787) dan diverifikasi pada tahun 1802 oleh ilmuwan kimia dari Perancis, Joseph Gay-Lussac. Hukum ini berlaku pula pada peristiwa meletusnya ban kendaraan bermotor yang dibiarkan tersengat oleh sinar matahari terus menerus. Panas matahari menyebabkan suhu ban menjadi naik dan mengakibatkan volume udara di dalam ban semakin bertambah.
Selain fenomena retaknya telur pada proses perebusan di atas, keberadaan ruang udara di dalam telur menyebabkan pula telur tetap mengapung apabila dimasukkan ke dalam suatu wadah berisi air. Ruang udara tersebut cukup untuk memberikan gaya keatas pada telur dan menjaga telur tetap terapung di dalam air.
Masih banyak fenomena alam dan kejadian di sekitar kita lainnya yang bisa dijelaskan dari sudut pandang ilmiah.  Artikel ini kiranya dapat memberikan pencerahan pada kita semua mengenai hubungan sebab akibat yang terjadi disekeliling kita dan menambah rasa syukur pada maha pencipta.

 Netsains.Com – Somerset Maugham, seorang penulis Inggris, pernah menanyai salah seorang pacar H.G. Wells, mengapa seorang laki-laki gemuk, dan berwajah biasa, begitu beruntung dalam mendapatkan para wanita yang cantik? “Badannya memancarkan aroma madu,” ujar gadis itu. Meskipun tidak semua bau badan bisa dikatakan sensual atau jatuh cinta karenanya, bau alamiah yang dikeluarkan oleh manusia mendapat perhatian khusus dari berbagai kalangan, termasuk di dalamnya para ilmuwan di berbagai universitas di dunia.
Jatuh cinta adalah sebuah rasa yang dimiliki seseorang ketika melihat seseorang lainnya yang menarik. Apabila kedua orang ini cocok dan menjadi pasangan, maka rasa ini juga masih ada pada permulaan relasi. Perasaan ini muncul karena di dalam tubuh diproduksi beberapa zat-zat tertentu yang sedikit membius otak dan efeknya bisa disamakan dengan efek narkoba. zat-zat tertentu ini dinamakan feromon. Feromon membuat seseorang kecanduan sehingga ingin melihat pasangannya atau orang idamannya sesering mungkin.
Istilah feromon berasal dari bahasa Yunani yaitu phero yang artinya “pembawa” dan mone “sensasi”. Senyawa feromon sendiri didefinisikan sebagai suatu subtansi kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh mahluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Senyawa feromon pada manusia terutama dihasilkan oleh kalenjar endokrin pada ketiak, telinga, hidung, mulut, kulit, dan kemaluan. Feromone aktif apabila yang bersangkutan telah akil balig.
Sifat dari senyawa ini tidak kasat mata, mudah menguap, tidak dapat diukur, tetapi ada dan dapat dirasakan oleh manusia. Senyawa feromon ini biasa dikeluarkan oleh tubuh saat sedang berkeringat dan dapat tertahan dalam pakaian yang kita gunakan. Feromon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh vomeronasalorgan (VMO) di dalam indra pencium. Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons perilaku dan fisiologis.
Senyawa feromon dapat menimbulkan rasa ketertarikan antara dua orang berlainan jenis dengan bekerja sebagai pemicu dalam reaksi-reaksi kimia, ketika dua orang berdekatan dan bertatapan mata, maka feromon akan tercium oleh organ tubuh manusia yang paling sensitif yaitu VMO yaitu organ dalam lubang hidung yang mempunyai kepekaan ribuan kali lebih besar daripada indera penciuman.
VMO ini terhubung dengan hipotalamus pada bagian tengah otak melalui jaringan-jaringan syaraf. Setiap feromon berhembus dari tubuh, maka senyawa ini akan tercium oleh VMO dan selanjutnya sinyal ini akan diteruskan ke hipotalamus agar memberikan tanggapan. Dalam hitungan detik, maka akan ada respon dari otak melalui perubahan psikologis tubuh manusia baik itu perubahan pada detak jantung, pernafasan, temperatur tubuh, peningkatan kerja hormon testoteron atau hormon esterogen dan kalenjar keringat.
McClintock dan Kathleen Stern pada tahun 1988 dalam hasil penelitiannya di jurnal Nature menyatakan ada dua jenis feromon yang secara spesifik berpengaruh pada kesamaan siklus haid. Siklus menstruasi terdiri atas tiga fase, yakni menses, pra-ovulasi dan luteal alias pascaovulasi. Salah satu dari feromon dihasilkan oleh perempuan pada fase pra-ovulasi dari siklusnya dan mempercepat ovulasi di fase berikut.
Feromon lain dipancarkan pada saat ovulasi berlangsung. Sinyal ini memiliki efek memperlambat siklus. Hasil akhirnya adalah berupa siklus sejumlah perempuan yang tinggal saling berdekatan. Fenomena feromon sebagai bentuk komunikasi ini lama-lama mulai dicoba diterapkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Terutama sejak ditemukan bahwa feromon juga dihasilkan kelenjar dalam tubuh manusia. Dan yang penting, bisa mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh manusia lainnya.
Feromon pertama ditemukan di Jerman, oleh Adolph Butenandt, ilmuwan yang juga menemukan hormon seks pada manusia yaitu estrogen, progesteron dan testosteron. Ketika pertama kali ditemukan pada serangga, feromon banyak dikaitkan dengan fungsi reproduksi serangga.Para Ilmuwan mula-mula melihat feromon adalah sebagai padanannya `parfum` di dunia manusia.Jean-Henri Fabre pada usia 19 tahun memulai karir sederhananya sebagai guru di Avignon, Perancis.
Sebagai guru ia punya minat yang kuat ke alam. Ia betah duduk berjam-jam mengamati kehidupan-kehidupan kecil yang sibuk sendiri di beranda belakang rumahnya. Bukan cuma duduk diam, Fabre membuat catatan dan eksperimen-eksperimennya sendiri.
Autodidak sejati, Fabre juga melatih dirinya melukis dan membuat illustrasi buat bukunya sendiri. Dari hasil pengamatan dan eksperimennya, Fabre menerbitkan 10 seri ensiklopedia tentang serangga `Souvenirs Entomologiques` yang di kemudian hari diakui sebagai karya klasik dalam dunia akademik Perancis.Charles Darwin, John Stuart Mill dan Louis Pasteur, raksasa-raksasa sains dan filosofi zaman itu mengagumi Fabre karena kecermatan dan detil pengamatannya.
Fabre menghabiskan tahun-tahun berikutnya mempelajari bagaimana ngengat-ngengat jantan menemukan betina-betinanya. Fabre sampai pada kesimpulan kalau ngengat betina menghasilkan zat kimia tertentu yang baunya menarik ngengat-ngengat jantan.Dengan kesimpulan Fabre ini, mulailah seluruh lapangan penelitian baru tentang feromon.
Efek dari senyawa feromon dan senyawa-senyawa kimia lain terhadap tubuh manusia dapatlah disamakan dengan efek narkoba yang akan membuat seseorang kecanduan sehingga ingin melihat pasangannya atau orang idamannya sesering mungkin. Perasaan cinta ini selang beberapa waktu akan menghilang karena produksi senyawa tersebut tidak berlangsung terus menerus. Kemampuan tubuh untuk menghasilkan feromon berkurang setelah dua sampai empat tahun. Akankah cinta kita terhadap pasangan kita akan hilang? Wallahu`alam. ***

Kata Kunci: ikan, merkuri, pendeteksian merkuri, racun

   Merkuri merupakan elemen racun yang dapat membunuh ikan.
Tingkat jejak merkuri organ ikan dapat dideteksi dengan menggunakan penyelidikan dua photon fluorescent yang didesain oleh para ilmuwan Korea.
Merkuri merupakan elemen racun terkenal yang dapat merusak DNA dan mengganggu pusat saraf dan sistem endokrin. Hal ini dilepaskan kedalam lingkungan melakukan aktifitas volkanik, prouksi batu bara dan limbah industri. Ikan yang hidup pada air yang tercemar secara khusus rentan terkena keracunan, sebagaimana merkuri dapat diambil melalui mulut atau kulit dan membusuk dalam organ mereka.
Pendeteksian jumlah jejak ion polutan merkuri sangatlah penting untuk mendeteksi tahapan awal dari kontaminasi jelas Bong Rae Cho pada University of Korea, Seoul. Satu photon merkuri memeriksa yang dapat mendeteksi tingkat racun merkuri pada sampel ikan tersedia namun jaringannya pertama – tama masih diperlakukan dengan asam nitric pada microwave. Pemeriksaan dari Cho menggunakan dua photon pada energi yang lebih rendah dapat mempenetrasi sampel secara mendalam tanpa perlu perlakuan lebih lanjut.

 

Distribusi merkuri dan akumulasinya di organ dapat dicitrakan dan jejak konsentrasi dapat diperkirakan dengan menggunakan pemeriksaan. ‘Pemeriksaan kami akan mempunyai aplikasi yang bermanfaat dalam mendeteksi ion – ion merkuri hampir pada jaringan makluk hidup apapun, seperti ikan, organ manusia, dan sayuran,’ kata Cho.
Cho menambahkan bahwa hubungan antara isi ion merkuri dan pendistribusiannya pada area beracun yang diberikan oleh pemeriksaan dapat meningkatkan pemahaman mengenai ion merkuri yang berada jaringan tubuh manusia dan kemungkinan membantu menemukan pengobatan.
‘[Pekerjaan ini] secara impresif mengkombinasikan fitur desain pemeriksaan yang asli, pentingnya analitikal dan maha karya instrumentasi untuk menahan permasalahan determinasi ion merkurik pada sel yang hidup, dengan menyadari tingginya tingkat selektifitas dan rendahnya batas deteksi dalam jangka pengukuran yang pendek.’ komentar Knut Rurack, seorang ahli dalam sensor bioanalitikal pada BAM Federal Institute for Materials Research and Testing, Berlin, Jerman.
Tim ini juga mengembangkan dua pemeriksaan photon dalam mendeteksi polusi metal berat lainnya, seperti kadmium dan timah. Seperti pemeriksaan ini mengarah pada suatu cara menuju penyelesian jaringan lingkungan seperti polusi metal berat dan mempunyai potensi yang dapat digunakan dalam aplikasi medis atau digunakan oleh agensi lingkungan di masa mendatang, Cho menyimpulkan.

Emma Shiells

Kata Kunci: asam, atmosphere, ilmuan, penelitian

 Beberapa studi baru mungkin dapat membantu menjelaskan konsentrasi tinggi dari  asam sulfuric di atmosphere. Penelitian ini dapat juga memberikan implikasi bagi pemodelan cuaca global, yang memungkinkan para ilmuwan untuk mengurangi ketidak menentuan yang berkaitan dengan efek aerosol berdasarkan prediksi mereka.
Para ilmuwan telah berusaha bertahun-tahun untuk merekonsiliasikan konsentrasi atmospheris dari asam sulfuric yang merupakan hasil dari eksperimen laboratorium terhadap tingkat formasi partikelnya. Menurut Mikko Sipilä dari University of Helsinki di Finlandia, hal ini menurun pada ketidak cukupannya pendetektor partikel pada eksperimen sebelumnya – salah satu yang terbaik hanya mampu mendeteksi partikel sebesar 3nm dan diatasnya. Namun sekarang ini Sipilä dan sebuah tim dari peneliti internasional telah mengembangkan beberapa metode untuk mendeteksi partikel yang hampir lebih besar dari nanometer tunggal.
 

Sebagaimana penjelasan Sipilä, pada konsentrasi dibawah 108 molekul per kubik sentimeter, yang berada di atmosphere, partikel asam sulfuric yang dibentuk oleh kondensasi dari gas  H­­2SO4 tumbuh sangat lamban sekali. ‘Ini berarti bahwa didalam waktu mendiami yang digunakan  pada studi sebelumnya – secara tipikal beberapa puluh detik – beberapa partikel tidak dapat tumbuh diatas batas deteksi partikelnya yang berlawanan dengan apa yang mereka sedang dunakan,’ katanya.
Dengan menggunakan metode deteksi yang telah dikembangkan, para peneliti menunjukkan bahwa tidak adanya ketidak sesuaian dari beberapa aturan besaran gayanya antara tingkat yang diamati dan perkembangan teoritisnya. Sementara tingkat perkembangan yang mereka lakukan tidaklah sesuai dengan prediksi sebelumnya dari teori tersebut, mereka mengatakan bahwa persetujuannya adalah ‘baik’.
Pada teori nukleasi, adanya ambang penerimaan yang kritis dimana beberapa partikel seperti asam sulfuric menjadi stabil saat mereka mengkondensasi. Para peneliti mengungkapkan bahwa nukleus yang kritis di kasus ini berisi satu hingga dua molekul asam sulfuric. Namun Renyi Zhang, seorang ahli pada ilmu pengetahuan atmospheris pada Texas A&M University di Amerika Serikat, mengatakan bahwa ‘hal ini sangatlah sulit untuk menjelaskan bagaimana satu hingga dua molekul asam sulfuric, bersama –sama dengan molekul air, dapat membuat suatu nukleus yang kritis, dari sudut pandang thermodinamika.’ Dia menambahkan bahwa hasilnya masih perlu direproduksi lagi oleh kelompok lainnya.
Jika hasilnya direproduksi kembali, bagaimanapun juga, mereka mungkin mempunyai implikasi yang penting bagi ilmu pengetahuan cuaca. Sipilä menjelaskan bahwa efek tidak langsung dari aerosol merupakan beberapa hal yang sedikit dapat dipahami dengan baik dalam model cuaca. ‘Akhir-akhir ini Saya pikir pada beberapa model tersebut yang digunakan untuk laporan [Intergovernmental Panel on Climate Change], nukleasinya baik diacuhkan sepenuhnya ataupun hal ini barangkali didasarkan pada pengamatan ambien,’ says Sipilä. ‘Jika saja langkah molekular yang detail tidak diketahui maka hal ini akan menciptakan banyaknya ketidak pastian pada model tersebut. Oleh karena itu mengapa hal ini sangatlah penting untuk memahami langkah yang detail yang nantinya akan meningkatkan akurasi prediksi cuaca global.’
 
Hayley Birch
Referensi
M Sipilä et al, Science, 2010, DOI: 10.1126/science.1180315

Kata Kunci: aditif, kanker, resiko kanker, rokok

 Para peneliti di Amerika Serikat menemukan bahwa residu nikotin pada permukaan luar dapat bereaksi dengan beberapa gas ambient untuk menghasilkan persenyawaan yang mengakibatkan kanker. Penelitian ini diharapkan memberikan harapan baru tentang kemungkinan bahaya ‘rokok tangan ketiga’ – dimana racun dari asap pembakaran tembakau dapat tertinggal pada permukaan peralatan rumah tangga.
Persenyawaan khusus – seperti asam nitrous ambient, nitrogen dioksida atau ozone – muncul dalam kuantitas yang tinggi di luar ruangan dibanding apa yang ada di dalam ruangan,’ jelas Hugo Destaillats, yang memimpin penelitian ini pada Lawrence Berkeley National Laboratory di California, US. Hal ini dikarenakan mereka dihasilkan oleh pembakaran dari persediaan gas di luar ruangan, tempat perapian atau penggunaan peralatan elektronik.
Destaillats dan tim menggunakan selulosa sebagai sebuah model material luar ruangan, dan menempatkan sebuah penghalang didalam sebuah truk  milik perokok selama tiga hari. Lalu mereka menganalisa penghalang tersebut dan membandingkan hasil uji berbasis lab berdasarkan pada selulosa yang terekspos pada nikotin yang menguap pada reaktor aliran  tubular. ‘Kita menemukan bahwa beberapa gas ambient [di dalam truk] bereaksi dengan residual nikotin untuk menghasilkan tembakau  nitrosamines khusus yang dikenal  karsinogenik.’
Dua persenyawaan tersebut – N-nitroso nornicotine (NNN) dan 4-(methylnitrosamino)-1-(3-pyridil)-1-butanone (NNK) juga ditemukan pada asap tembakau, jadi telah dipelajari dengan baik pada waktu lampau. Namun suatu senyawa ketiga diidentifikasikan bahwa tidak biasa ada pada asap tembakau: 1-(N-methyl-N-nitrosamino)-1-(3-pyridinyl)-4-butanal), diistilahkan NNA. Karena hal ini tidak ada dari asap tersebut, NNA belum diselidiki secara detail, namun tim ini berharap bahwa ahli toksikologist sekarang ini akan melakukan beberapa studi.
Tidak seperti rokok tangan kedua , yang terhirup secara tidak sadar di area publik, bahaya rokok tangan kedua tidaklah jelas akarnya. Banyak sekali faktor yang terlibat, dari ukuran dan ventilasi dari lingkungan luar ruangan terhadap material berbedayang digunakan – mikrolayer dari racun dapat mengakumulasi pada kain pembalut, kertas dinding, pakaian dan rambut.
‘Satu kelompok yang khusus beresiko dari tipe asap ini adalah anak-anak,’ kata Jonathan Winickoff, seorang asistan profesor dokter anak-anak yang telah memelajari bahaya rokok tangan ketiga pada Harvard Medical School. ‘Anak-anak berinteraksi dengan lingkungan mereka dengan cara yang sangat berbeda, sehingga eksposure mereka dapat 20 kali lebih tinggi dari pada orang dewasa.’
‘Saya pikir ini merupakan pekerjaan penting yang akan menyusun tahapan untuk beberapa studi selanjutnya mengenai kontaminasi residual asap tembakau,’ tambah Winickoff. ‘Implikasi dari rokok tangan ketiga adalah tidak adanya cara bagi seseorang untuk merokok di luar ruangan tanpa mengkontaminasi lingkungan sekitar.’

Lewis Brindley

Referensi
M Sleiman et al, Proc. Natl. Acad. Sci., 2010, DOI: 10.1073/pnas.0912820107

Kaliurang _ Selasa, 1 Juni 2010 Universitas Islam Indonesia mengadakan pelantikan pejabat struktural di lingkungan Fakultas dan Kantor Rektorat Universitas Islam Indonesia. sebanyak 105 Pejabat dilantik langsung oleh Rektor Universitas Islam Indonesia. Ke-105 pejabat tersebut terdiri dari ketua dan sekretaris program studi, program pasca dan program diploma serta Direktur, kepala bidang setingkat kepala divisi. tak terkecuali ketua dan sekretaris Program Studi Ilmu Kimia FMIPA UII. Bapak Riyanto, M.Si., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Ilmu Kimia dan Bapak Tatang Shabur Julianto, Sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Kimia.

 

 Bapak Riyanto, M.Si., Ph.D. (Kiri) dan Bapak Tatang Shabur Julianto, M.Si. (Kanan)

Dalam kesempatan tersebut Bapak Rektor memberikan sambutan sekaligus wejangan pada semua pejabat yang dilantik serta ucapan terima kasih pada pejabat lama yg telah menyelesaikan amanahnya.  "empat tahun kedepan apa yang akan dibanggakan sebagai hasil kerja kita serta apakah apa yang telah kita kerjakan tersebut menghasilkan daya saing UII baik nasional maupun di tarap internasional" itu salah satu isi sambutan yg disampaikan Bapak Rektor. "sebagai pejabat yang mengemban amanah sangatlah penting untuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip profesionalisme, yang kita sebagai umat Islam terdapat dalam konsep ULIL ALBAB. di dalamnya terdapat Keteladanan, kedisiplinan dan produktifitas kinerja" sambung beliau. Bapak Rektor juga mengharapkan kepada para pejabat yg baru dilantik untuk langsung melakukan penyesuaian dan adaptasi yg tidak terlalu lama, agar kinerja segera dimulai.

 

Pada sesi kedua sambutan disampaikan oleh Ketua Harian Badan Wakaf UII, Bapak Dr. Luthfi Hasan, MS. beliau menyampaikan selamat kepada pejabat yang telah menyelesaikan masa kerjanya, karena telah bebas dari beban amanah, sekaligus mendo'akan pejabat yang baru dilantik semoga Alloh menolong dan memudahkan dalam menjalankan amanah yg diembannya. "Tolong mulai sekarang anda merenung : 1. Anda mau kemana dengan jabatan sekarang? 2. Mau apa dengan jabatan sekarang? 3. empat tahun ke depan biro/unit yang anda pimpin akan dijadikan apa?. yang paling ringan dan nyaman adalah menjalankan rutinitas, karena sistem sudah berjalan. UII butuh akselerasi percepatan untuk menjadikan UII berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional" tegas Beliau. "Bila perlu setiap Unit masing-masing mempunyai Sasaran Mutu, untuk merijitkan Sasaran Mutu yang dimiliki oleh Universitas" tambah beliau.

kami mengucapakan banyak terimakasih kepada pajabat periode 2006-1010 atas jasa dan pengorbanannya dalam mengemban amanah Khususnya pada Ketua Program Studi Ilmu Kimia FMIPA UII periode 2006-2010 Bapak Rudi Syahputra, M.Si. yang dilanjutkan oleh Bapak Prof. Dr. Hardjono Sastrohamidjojo. serta pada Bapak Dwiarso Rubiyanto, M.Si. yang dilanjutkan oleh Bapak Riyanto, M.Si. sebagai sekretaris Program Studi Ilmu Kimia FMIPA UII periode 2006-2010 dan kami mendo'akan kepada pejabat periode 2010-2014 semoga Alloh akan menolong dan mempermudah dalam melaksanakan amanah empat tahun kedepan khususnya kepada Bapak Riyanto, M.Si., Ph.D. dan Bapak Tatang Shabur Julianto, M.Si. sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Ilmu Kimia FMIPA UII. Amin.

Hari ini, Senin, 31 Mei 2010 dikenal sebagai:

"Hari Tanpa Tembakau Sedunia"

Selamat ya…

 

Ini Gambar yg Inspairing yang terdapat di pojokan FMIPA UII. sangat menggugah.

 Tingkat kecerdasan orang Jepang ternyata berada di atas rata-rata tingkat kecerdasan orang Asia lainnya. Hal itu dibuktikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) Jepang yang mendapat pengakuan internasional dan sejajar dengan negara-negara industri maju. Selain itu orang Jepang juga dikenal tetap sehat dan memiliki gairah hidup tinggi sampai usia tua, bahkan sampai usia 80 tahun.
Dari aspek gizi dan pangan, ternyata bahan pangan yang mendominasi makanan orang Jepang ialah ikan, dengan tingkat konsumsi rata-rata 60 kg per orang per tahun. Tingkat konsumsi ikan orang Indonesia masih di bawah 30 kg per orang per tahun. Sementara di Malaysia sudah mencapai 37 kg per orang per tahun.
Kadar protein ikan segar atau olahan cukup tinggi, seperti cakalang 24,2 persen, tuna 23,7 persen, bandeng 21,7 persen, lemuru 20,2 persen, ikan mas 16 persen, pindang 27 persen, ikan asap 30 persen, ikan asin 42-50 persen, udang segar 21 persen dan udang kering 62,4 persen. Kandungan lemak ikan rendah, umumnya di bawah 5 persen. Bandingkan dengan kandungan lemak ayam yang mencapai 25 persen. Ikan juga kaya akan kalsium, fosfor, besi, Vitamin A dan B1.
DHA

Salah satu komponen gizi yang terkandung dalam ikan dan diduga berperan dalam meningkatkan kecerdasan ialah Docosa-hexaenoic-acid (DHA), yang merupakan asam lemak tak jenuh ganda berupa rantai panjang Omega-3, terdiri dari 22 atom karbon, 32 atom hydrogen dan 2 atom oksigen (rumus molekul: C22H32O2).
Belakangan ini DHA dijadikan food supplement, antara lain dicampur dengan susu bayi dan balita, susu untuk ibu hamil, biscuit bayi, kapsul dn minyak ikan. DHA juga terdapat di dalam air susu ibu (ASI), dengan demikian bayi yang disusui secara penuh (dua tahun) kebutuhan DHA-nya sudah terpenuhi. Bagi orang yang terbiasa mengkonsumsi ikan, terutama ikan air dingin seperti salmon, tuna dan mackerel kebutuhan DHA-nya juga sudah terpenuhi dari ikan.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan, bayi yang mendapat ASI mempunyai IQ lebih tinggi dari bayi yang tidak mendapat ASI. Bayi yang tidak mendapat ASI memiliki kandungan DHA yang rendah dan bobot otak yang lebih ringan dibanding bayi yang diberi ASI. Sebagai komponen pembentuk otak, DHA diperlukan mulai dari 3 bulan sebelum bayi lahir sampai usia 18 bulan. Untuk bayi pre-term (berat badan rendah) sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi DHA. Untuk itu konsumsi ikan perlu lebih ditingkatkan.
DHA merupakan asam lemak tak jenuh yang bermanfaat untuk mencegah penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah otak, jantung dan organ reproduksi pria. DHA sangat penting untuk perkembangan otak, sekitar 60 persen dari seluruh asam lemak pada otak merupakan DHA. Selain itu, DHA merupakan bagian penting pembentukan struktur membran pada bagian belakang mata.
Bagaimana mekanisme DHA dalam meningkatkan kecerdasan otak belum diketahui secara pasti. Namun fakta menunjukkan, orang Jepang yang tingkat konsumsi ikannya lebih tinggi memiliki rata-rata kecerdasan yang lebih tinggi. Ikan merupakan bahan pangan yang kaya DHA. Selain itu bayi yang diberi ASI rata-rata lebih cerdas dibanding yang tidak diberi ASI. ASI juga banyak mengandung DHA.

Makanan Otak

Kecerdasaran terbentuk dari perpaduan factor genetis, kultur dan lingkungan. Bibit pintar akan tumbuh jika di antara ketiga factor tersebut tumbuh sinergi yang saling melengkapi. Secara genetis orang tua yang cerdas akan menurunkan anak-anak yang cerdas, tetapi kecerdasan akan tampak jika kebiasaan sehari-hari (kultur) termasuk pola konsumsi turut mendukung, serta ditunjang oleh lingkungan yang kondusif .
Kegiatan bersekolah, aktif belajar, gemar berpikir dan mengemukakan pendapat akan merangsang peningkatan kecerdasan, sejalan dengan bertambahnya umur. Proses intelek terus berlangsung melampaui masa bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan grafik fungsi intelektual mulai menurun ketika usia 50 tahun mulai terlampaui.
Fungsi intelek akan mengalami gangguan jika terjadi kasus kekurangan vitamin B1, B6, B12, mineral zinc dan iodium. Menurut ahli gizi otak, jenis makanan tertentu mempengaruhi produksi beberapa jenis neurotransmitter (zat penghantar listrik otak) seperti choline dan lecithin yang banyak terdapat dalam kuning telur, hati, otak, sumsum, kedelai dan biji-bijian lainnya. Neurotransmitter sangat vital untuk menghapal, oleh karena itu menu choline tinggi dapat memperbaiki daya ingat jangka pendek.
Untuk meningkatkan kecerdasan otak, selain tergantung pada factor genetis dan lingkungan, juga dipengaruhi oleh kultur pra dan pasca kelahiran, terutama menyangkut “makanan otak”. Selain ikan jenis “makanan otak” lainnya ialah kuning telur, hati, otak, sum-sum, kedelai dan biji-bijian lainnya. Tahu dan tempe terbuat dari kedelai, maka bahan pangan inipun kaya akan lecithin dan cholin. Ada baiknya dibuat resep masakan khusus yang menggabungkan jenis-jenis makanan tersebut, bisa dalam bentuk “bubur cerdas”, “sup cerdas”, dan sebagainya.

Penutup

Untuk menjadi bangsa yang cerdas makan ikan perlu lebih digalakkan. Kalaupun ikan yang kaya DHA seperti tuna atau salmon sulit terjangkau, ikan local seperti lele, mas, mujair, bandeng, teri, kakap atau jenis lainnya tidak jadi masalah, karena ikan tersebut juga kaya protein, bahkan ikan asin memiliki kandungan protein tertinggi.
Sebenarnya DHA dapat dibentuk dalam tubuh manusia, namun kemampuan fisiologis setiap orang untuk mengubah dari bahan baku (asam lemak tak jenuh ganda) menjadi DHA berbeda-beda, tergantung pada tingkat kesehatan, penyerapan dan kondisi lemaknya di dalam tubuh. Dengan demikian mengkonsumsi ikan sangat dianjurkan, selain mengandung DHA ikan juga mengandung EPA (C20H3O20. DHA dan EPA secara bersama dikenal sebagai Omega 3, yang sudah dikenal dapat mencegah serangan jantung, stroke dan impotensi.
Ikan yang dikonsumsi perlu memenuhi persyaratan tertentu, seperti habitatnya tidak tercemar logam berat (Hg, Pb, dan Cu). Selain itu, ikan harus dalam kondisi yang segar. Ciri-ciri ikan yang masih segar: tidak berbau amis, dagingnya masih kenyal, ekornya tidak kering dan menghitam serta matanya tidak berwarna merah, Hindari ikan yang penempatannya ditumpukan bersama hewan laut lainnya seperti kepiting, kerang dan udang, sebab hal itu akan menyebabkan terjadinya kontaminasi silang.
Indonesia memiliki perairan yang sangat luas, baik lautan atau daratan, dengan demikian potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki sangat besar. Upaya peningkatan konsumsi ikan akan memberikan manfaat ganda, selain meningkatkan kecerdasan, juga makin menggairahkan sector perikanan.

 
Disarikan dari :

http://netsains.com/2010/05/hubungan-ikan-dan-kecerdasan-otak/?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+netsains+(Netsains.Com)

 Suatu prestasi yang sangat membanggakan bagi Prodi Ilmu Kimia FMIPA, karena pada hari Senin, 24 Mei 2010 Reviewer Program Hibah H-Link DIKTI berkunjung untuk mengadakan visitasi hasil seleksi proposal untuk tahun 2010.  Proposal yang diajukan ke DIKTI tersebut berhasil  bersaing dengan sekitar 400 proposal yang telah diasukan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.  Riyanto, Ph.D selaku Ketua Tim mengatakan bahwa Proposla Program H-Link yang diajukan merupakan bentuk komitmen dari Perguruan Ttinggi (PT) dalam hal ini Prodi Ilmu Kimia FMIPA UII yang telah berhasil megembangkan riset berbasis minyak atsiri, Pemerintah Daerah Sleman dan Kelompok Tani Subur Makmur Kabupaten Sleman.  Bentuk komitmen yang diberikan oleh PT adalah menyumbangkan hasil penelitian dalam bentuk aplikasi teknologi  yang akan digunakan oleh kelompok tani nantinya, sedangkan dari Pemda adalah mendukung pendanaan yang disiapkan melalui anggaran APBD pada tahun 2010.   Seandainya Proposal ini tembus, maka selama 3 tahun kedepan Prodi Kimia dapat bermitra dengan beberapa pihak untuk mengembangkan sentra industry minyak atsiri di Kabupaten Sleman, ungkap Riyanto, Ph.D yang kembali terpilih sebagai Ketua Prodi Kimia tahun 2010-2014.  
Pada kesempatan visitasi yang adiadakan di ruang Sidang 2 FMIPA UII, hadir Prof. Dr. Hardjono Sastrohamidjojo selaku Pakar Minyak Atsiri di Indonesia, Yandi Syukri, M.Si., Apt sebagai Dekan FMIPA UII, Ir, Mashudi, MM yang dalam hal ini mewakili Pemda Sleman, Anton, SE selaku wakil dari kelompok tani  Subur Makmur.  Bertindak reviewer dalam kunjungannya ke UII adalah Ibu Elda.  Dalam kesempatan itu, Elda akan melakukan teropong sejauh mana kesiapan tim untuk menerima hibah H-Link yang sudah untuk tahun ketiga diselenggarakan oleh DIKTI.  “indicator keberhasilan program ini ditunjukkan dengan adanya peningkatran APBD di Kabupaten Sleman dan juga terbentuknyalapangan pekerjaan di Kabupaten Sleman”, ungka Elda. 
Dekan FMIPA Bpk. Yandi Syukri, M.Si., Apt yang memberikan sambutan pada acara visitasi menyampaikan rasa bangganya terhadap prestasi yang diraih oleh Prodi Ilmu Kimia karena merupakan yang pertama kalinya dapat menembus Prgram H-Link sampai tahap ketiga.  Yandi Syukri, M.Si., Apt mengharapkan hasil visitasi yang dilakukan mulai pukul 15.00 itu dapat memperoleh hasil yang positif sehingga Program H-Link dapat lolos dan mendapatkan dana hibah dari DIKTI.    Seusai visitasi yang diselenggarakan di dalam ruang, selanjutnya diadakan kunjungan oleh reviewer beserta tim yang tergabung dalam Program H-Link ke unit produksi minyak atsiri yang dimiliki oleh ProdiIlmu Kimia.  Pada saat itu beberapa mahasiswa dari S1 Ilmu Kimia dan Program D3 Analis Kimia sedang melakukan proses penyulingan minyak nilam.